BNI Inginkan Pembayaran Tunai dari Para Pembobol

Reporter

Editor

Jumat, 16 Januari 2004 12:13 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Direktur Utama Bank Negara Indonesia Sigit Pramono menyatakan dalam upaya recovery aset yang hilang akibat pembobolan BNI Kebayoran Baru, pihaknya menginginkan penyelesaian secara tunai atau cash setttlement. ?Bagusnya memang cash,? katanya ketika dihubungi Tempo News Room, Kamis (15/1) malam. Menurut Sigit, karena yang hilang adalah dana kas maka sudah seharusnya apabila diganti dengan dana kas pula dan BNI akan meminta semua aset yang dimiliki pembobol. ?Anda punya utang terus tidak bayar-bayar maka tentu saya akan minta semua yang Anda punya buat melunasi utang,? katanya. Dalam proses pelunasan, kata Sigit, tentu akan dilihat kecukupan nilai aset yang diserahkan. "Kalau aset yang diserahkan belum mencukupi nilainya akan kita kerjar terus,? ujarnya. Untuk itu, Sigit minta kepada media massa agar memaklumi apabila ia tidak dapat membuka informasi berapa dan apa saja aset yang telah diambil BNI dalam proses recovery. ?Informasi dari Indonesia Corruption Watch itu kan jadi pelajaran. Takutnya kalau kita bilang kita sudah pegang ini-itu, ketika kita nilainya tidak cukup kan kita yang disalahkan,? katanya. Yang penting, menurut Sigit adalah pihak BNI akan terus melakukan upaya memperoleh kembali aset yang hilang walaupun memang kehilangan tersebut sudah dicadangkan sebesar 100 persen. ?Tentu ini berdampingan dengan proses hukum yang sudah berjalan,? ujarnya. Selain itu, Sigit juga menjelaskan aset-aset seperti PT Sagared yang diinformasikan ICW tidak menjadi jaminan dalam pengucuran kredit. ?Mekanismenya tidak seperti itu tetapi melalui L/C,? katanya. Proses kredit ekspor memerlukan L/C dari bank diluar negeri sebagi jaminan. Setelah kredit ekspor dikucurkan, maka BNI kemudian meminta importir melalui bank diluar negeri untuk membayar barang yang dikirim. ?Ternyata kemudian diketahui L/C-nya palsu. Jadi tidak ada jaminan aset,? katanya. Seperti diketahui, investigasi ICW menemukan, PT Segared Team, aset Gramarindo Group milik Maria Pauline adalah aset bodong yang sulit dipertanggungjawabkan nilainya. Padahal, aset ini merupakan salah satu aset yang bakal digunakan untuk pembayaran utang (asset settlement). Koordinator ICW Teten Masduki mengungkapkan, tim ICW telah mendatangi langsung lokasi penambangan dan pabrik marmer atas nama PT Segared di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pekan lalu. Hasil penelusuran tim tersebut menunjukkan, perusahaan itu tidak memiliki izin penambangan marmer di tujuh gunung di kawasan tersebut, seperti yang pernah diklaim Maria Pauline di media Tempo dan Kompas, Desember tahun lalu.Selain status lahannya belum jelas, kata Teten, PT Segared itu baru melakukan kegiatan pengambilan sampel untuk mengukur kadar dan kualitas kandungan marmer di tujuh gunung tersebut. "Jadi, belum ada produksi," katanya. Amal Ihsan ? Tempo News Room

Berita terkait

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

8 menit lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

12 menit lalu

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

Juru bicara Mahkamah Agung Suharto mengatakan sejak putusan cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan dimuat di direktori, sudah diunduh sebanyak 623.766 kali.

Baca Selengkapnya

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

16 menit lalu

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

Penikmat fashion Andien Aisyah memberikan beberapa tips padu padan warna dan motif pakaian agar tetap enak dilihat dan tidak membosankan.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

17 menit lalu

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

Suhu di Tanah Suci diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius. Jemaah haji diimbau untuk dapat beradaptasi agar terhindar dari heat stroke.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

20 menit lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

27 menit lalu

Pemprov DKI Jakarta Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berhasil meraih Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2024, dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas.

Baca Selengkapnya

Seperti Lovely Runner 4 Drama Korea ini Usung Tema Perjalanan Waktu

30 menit lalu

Seperti Lovely Runner 4 Drama Korea ini Usung Tema Perjalanan Waktu

Drama dengan tema perjalanan waktu seperti Lovely Runner memiliki daya tarik tersendiri

Baca Selengkapnya

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

32 menit lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

35 menit lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

5 Fakta dari KTT OKI di Gambia, Menlu Retno: OKI Harus Dorong Gencatan Senjata Israel Hamas

35 menit lalu

5 Fakta dari KTT OKI di Gambia, Menlu Retno: OKI Harus Dorong Gencatan Senjata Israel Hamas

Yang mencuat di KTT OKI di Gambia, mulai dari seruan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi soal Palestina dan negara islam lainnya

Baca Selengkapnya