Pengusaha Pro-Kontra Soal Kesiapan Menyerap Rotan  

Reporter

Editor

Senin, 9 Januari 2012 19:55 WIB

Pengrajin rotan. TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Hatta Sinatra, mengatakan pihaknya siap menyerap rotan mentah. “Kami sih sudah siap, tapi rotannya yang belum tersedia, ” kata Hatta, Senin, 9 Januari 2012.

Ia menepis kekhawatiran tidak terserapnya rotan mentah di Indonesia akibat larangan ekspor yang diberlakukan pemerintah per 1 Januari 2012. Selama ini beredar isu-isu yang menurutnya menyesatkan. “Misalnya persediaan yang menumpuk akibat larangan ekspor,” katanya.

Ia menjelaskan, itu sebenarnya hanyalah isu yang disebarkan pedagang yang tidak setuju dengan kebijakan pelarangan ekspor ini. “Saya sudah cek di Kalimantan. Nggak ada tuh barang yang menumpuk,” ucapnya.

Berbeda dengan AMKRI, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia, Lisman Sumardjan, khawatir rotan banyak tidak terserap di Indonesia. “Pasar di Indonesia kecil,” katanya.

Selama ini, menurut Lisman, pasar Indonesia hanya menggunakan tiga jenis rotan, yaitu Tohiti, Lambang, dan Batang. Di luar itu, orang Indonesia tidak mau memakai karena lebih sulit diolah. “Karakter orang Indonesia itu maunya yang gampang-gampang saja. Kalau di Cina, jenis rotan apa pun akan diolah,” katanya.

Ia menyebutkan, data yang diterima dari kementerian perhutanan adalah bahwa produksi rotan mentah Indonesia per tahun mencapai 247 ribu ton. Sedangkan, ia membandingkan, selama ini penggunaan dalam negeri hanya 15 ribu ton per tahun yang kesemuanya dari tiga jenis rotan tersebut.

“Ke mana sisanya akan dipasarkan? Apakah pemerintah bisa memberikan solusi mengenai ini? Karena ini yang paling penting,” katanya. Pemerintah perlu memberi solusi yang konkret.

Ia menginformasikan, saat ini rotan sulit ditemui. Hari ini, menurut pengakuannya, kawannya yang berada di Palu memberi tahu bahwa di kota itu tidak ditemukan rotan.

“Ini karena sekarang petani malas mencari rotan,” katanya. Sebab, penghasilan petani berkurang semenjak larangan ekspor diberlakukan.

Sebelumnya, Lisman menggambarkan, petani bisa menjual semua jenis rotan yang didapat, sekitar 9 sampai 10 jenis, totalnya bisa mencapai 700 kilogram per minggu. Hasil penjualan itu bisa mencapai Rp 900 ribu rupiah sampai Rp 1 juta.

Ketika ekspor dilarang, rotan yang laku dari mereka hanya tiga jenis tadi, dengan total hanya 150 kilogram per minggu sehingga mereka hanya mendapatkan 150-250 ribu per minggu. “Akibatnya, petani tidak lagi mau mencari rotan dan bahkan beralih profesi ke pertambangan,” katanya.

GADI MAKITAN

Berita terkait

Berkat BRI, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh

4 Januari 2023

Berkat BRI, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh

Keunggulan dari produk Dona Doni yaitu selalu melayani kebutuhan pelanggan dengan aneka desain produk yang variatif.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Ekspor 40 Ton Rotan Senilai Rp 680 Juta Digagalkan

25 Juni 2019

Penyelundupan Ekspor 40 Ton Rotan Senilai Rp 680 Juta Digagalkan

Muatan tak dilengkapi dokumen kepabeanan ekspor rotan yang sah seperti surat pemberitahuan ekspor barang, persetujuan ekspor dan karantina tumbuhan.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa dan Indonesia Sepakati Skema Lisensi Ekspor Kayu  

24 April 2016

Uni Eropa dan Indonesia Sepakati Skema Lisensi Ekspor Kayu  

Indonesia dan Uni Eropa pun sepakat mempromosikan perdagangan kayu yang diproduksi secara legal.

Baca Selengkapnya

Ekspor Bahan Mentah Mebel Ditutup, Petani Rotan Menjerit

21 Februari 2016

Ekspor Bahan Mentah Mebel Ditutup, Petani Rotan Menjerit

Anjloknya harga rotan Kalimantan akibat pasokan rotan tak terserap industri mebel dalam negeri. Sebaliknya pemerintah melarang ekspor rotan.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Terbuka dengan Produk Mebel Indonesia

18 November 2015

Uni Eropa Terbuka dengan Produk Mebel Indonesia

Uni Eropa bersikap terbuka dengan permintaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar lisensi Forest Law Enforcement Governance and Trade

Baca Selengkapnya

2013, Ekspor Furniture Tumbuh 17 Persen

5 Juli 2013

2013, Ekspor Furniture Tumbuh 17 Persen

Ekspor produk rotan akan lebih ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Rotan Masih Kesulitan Bahan Baku

13 Juni 2013

Pengusaha Rotan Masih Kesulitan Bahan Baku

Ketika ada larangan ekspor bahan baku rotan, seharusnya
pengusaha produk rotan tidak perlu bingung lagi mencari bahan
baku.

Baca Selengkapnya

Asmindo Inginkan Kemudahan Ekspor

9 Mei 2013

Asmindo Inginkan Kemudahan Ekspor

Asmindo keberatan dengan kebijakan Kementerian Pertanian yang mengharuskan karantina untuk produk ekspor

Baca Selengkapnya

Ekspor Produk Rotan Indonesia Meningkat  

28 Januari 2013

Ekspor Produk Rotan Indonesia Meningkat  

Peningkatan ekspor produk rotan ini disebabkan oleh penurunan produksi furnitur rotan Cina karena negara tersebut tidak lagi memiliki bahan baku.

Baca Selengkapnya

Menhut Dukung Larangan Ekspor Rotan

2 Desember 2011

Menhut Dukung Larangan Ekspor Rotan

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mendukung kebijakan kementrian perindustrian dan perdagangan serta keuangan untuk melarang ekspor rotan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya