TEMPO.CO, Batam - Perusahaan asal Jepang, PT Exas Batam Indonesia, menghentikan usahanya di Batam karena tidak lagi ada order dari negara-negara yang selama ini menjadi mitra usahanya di Eropa dan Amerika.
Perusahaan yang berada di kawasan industri Batamindo, Muka Kuning Batam, sudah tak menunjukkan ada aktivitas berarti. Salah seorang petugas keamanan, Supriadi, mengatakan, karyawan tidak lagi aktif bekerja dan uang pesangon juga telah dibayarkan dua bulan silam. “Enggak ada kegiatan lagi,” kata Supriadi, Jum’at, 30 Desember 2011.
Ia menjelaskan, hari terakhir karyawan masuk kerja adalah Kamis, 29 Desember 2011. Hari ini, hanya ada beberapa karyawan yang tetap beraktivitas, terutama untuk melakukan inventarisasi barang milik perusahaan.
PT Exas Batam Indonesia yang berlokasi di Jalan Beringin Lot 323-324 Batamindo Industrial Park Muka Kuning mempekerjakan 170 pekerja, dan memproduksi metal stamping, komponen audio untuk mobil, floppy disc drive dan compact disc, serta assembly lainnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, perusahaan ini telah 15 tahun berada di Kawasan Industri Batamindo itu.
Juru Bicara Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, pihaknya belum menerima laporan soal penghentian operasi PT Exas Batam Indonesia. Biasanya, kata dia, perusahaan asing yang direlokasi, atau tutup, memberi laporan.
Ia menyebutkan, di Batam saat ini ada 26 kawasan industri. Ada kemungkinan PT Exas pindah ke kawasan lain di Batam. “Kami akan cek dulu,” kata Djoko.
Rumbadi Dalle
Berita terkait
Perusahaan Asal Belanda Investasi Rp 825 Miliar Bangun Pabrik Pipa di Batang, Kepala BKPM: Pakai Teknologi Tinggi
1 hari lalu
Rosan Roeslani meresmikan investasi pabrik perusahaan pipa asal Belanda, yakni Wavin di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPerusahaan AS Bangun Pabrik Panel Surya Rp 8 Triliun di Kawasan Industri Terpadu Batang
2 hari lalu
Perusahaan Manufaktur panel surya asal Amerika Serikat meletakan batu pertama di Kawasan Industri Terpadu Batang.
Baca SelengkapnyaESDM Terbitkan Aturan Terbaru untuk Tarik Investasi Hulu Migas, Ada soal Bagi Hasil?
2 hari lalu
Kementerian ESDM menerbitkan regulasi terbaru terkait kontrak bagi hasil migas untuk meningkatkan daya tarik investasi migas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaObligasi Ritel Seri Baru ORI026 Sudah Bisa Dipesan, Kupon Mulai dari 6,3 Persen
3 hari lalu
Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI026T3 dan ORI026T6 atau seri baru resmi bisa dipesan saat ini. Pemesanan dapat dimulai dari Rp 1 juta
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Konsistensi Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen jadi Jalan Keluar RI dari Middle Income Trap
6 hari lalu
Bank Dunia menyebut negara berkembang seperti Indonesia perlu membuat keajaiban agar tak terjebak dalam middle income trap.
Baca SelengkapnyaBI Promosikan Peluang Investasi di Indonesia ke China: Ada Proyek Geothermal di Jawa Tengah
7 hari lalu
BI mengajak investor China memanfaatkan peluang investasi di Indonesia pada proyek strategis pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal.
Baca SelengkapnyaBI Ajak Investor China untuk Investasi di RI: dari Proyek Energi Terbarukan hingga Hilirisasi Industri
7 hari lalu
Bank Indonesia mengajak para investor di China untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni Respons Kepala BPKH soal Fatwa Haram Berangkat Haji dengan Hasil Investasi Jemaah Lain
8 hari lalu
Kepala BPKH angkat bicara soal ramai pemberitaan ihwal pengelolaan keuangan haji usai dikeluarkannya Fatwa Ijtima' Ulama VIII.
Baca SelengkapnyaSandiaga Sebut Nilai Investasi dari Tiga Negara di IKN Capai Rp 1 Triliun
8 hari lalu
Menurut Sandiaga dengan adanya investor yang mulai membangun proyek di IKN, menjadikan prospek ekonomi dan bisnis akan semakin terbuka lebar
Baca SelengkapnyaIndonesia Terbuka untuk Sambut Lebih Banyak Investasi dari Cina
9 hari lalu
Menurut pemerintah saat ini Cina merupakan mitra dagang terbesar sekaligus sumber investasi terbesar kedua bagi Indonesia.
Baca Selengkapnya