Lin Che Wei: Pengaduan Bank Lippo Itu MerupakanTeror Moral
Reporter
Editor
Kamis, 24 Juli 2003 10:58 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat pasar modal Lin Che Wei menilai tuntutan hukum dengan tuduhan pencemaran nama baik atas dirinya oleh Rudi T. Bachrie dari Lippo Grup ke Mabes Polri merupakan suatu bentuk teror mental. Dan teror itu tidak akan menyurutkan hatinya untuk berhenti menganalisa kejanggalan dan menulis penyelewengan yang terjadi di PT Bank Lippo Tbk. Apabila saya berhenti di dalam melakukan analisa dan berhenti di dalam menyuarakan hal ini maka saya mengkhianati bukan saja bangsa ini tetapi juga profesi saya, ujarnya terisak menahan tangis dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/2). Che Wei menegaskan tidak akan berhenti karena percaya masyarakat telah melihat kebenaran. Dan, komisaris maupun direksi Bank Lippo tidak dapat lagi menutup-nutupi adanya keganjilan itu. Saya percaya bahwa masyarakat dan pejabat-pejabat penyelenggara negara ini pun dapat melihat kebenaran, ujar dia. Menurut dia, terkadang dalam membela kepentingan publik dirinya harus menyentuh masalah sensitif dimana masalah ini dapat menimbulkan atau menyinggung perasaaan seseorang. Tapi itu semua saya lakukan semata-mata atas dasar profesionalisme dan bukan didasarkan atas masalah pribadi, tegas Che Wei. Che Wei membantah terjadinya pencemaran nama baik dalam artikelnya yang diterbitkan Harian Umum Kompas. Karena terbukti justru setelah artikel pertamanya terbit proses manipulasi saham di Bank Lippo langsung terhenti. Ketika artikel kedua muncul harga saham Bank Lippo justru naik. Ini menunjukkan usaha saya berhasil, tutur dia. Seperti diketahui manajemen Bank Lippo melaporkan Che Wei ke Mabes Polri Kamis kemarin dengan tuduhan pencemaran nama baik. Menurut mereka, Che Wei telah mencemarkan nama baik dengan menyebutkan direksi Bank Lippo telah merampok negara dalam artikelnya yang dimuat Harian Kompas. Koordinator ICW Teten Masduki mendukung sepenuhnya apa yang telah dilakukan Che Wei. Karena apa yang dilakukan Che Wei demi membela kepentingan bangsa dan bukan persoalan pribadi. Tapi ini ada yang membelokkan wilayah publik ke wilayah pribadi melalui pengaduan ke polisi, sesal dia. Teten juga meminta agar polisi menunda dulu kasus Che Wei dengan tuduhan itu, kata dia. Ini merupakan masalah sekunder, persoalan utama terletak pada kasus korupsi yang dilakukan manajemen Bank Lippo. Ini korupsi tipikal pasca Soeharto dengan proses sederhana tapi bisa merampok. Kalau saya jadi kapolri sudah langsung saya tangkap mereka, kata dia. Di tempat yang saya, Direktur INDEF Iman Sugema mengungkapkan manajemen Bank Lippo harus diwaspadai. Karena menurut dia, proses penjarahan oleh mereka akan terus terjadi. Karena mereka gagal menjarah bank. Tapi mereka pasti akan menjarah aset-aset yang diambil alih Bank Lippo juga aset-aset seperti Lippo Karawaci dan Cikarang untuk digembosi sehingga bisa dijual lagi, tandas dia. Sementara ekonom dari INDEF Faisal Basri menambahkan seluruh pengamat ekonomi yang peduli terhadap pada kasus Che Wei Selasa mendatang akan melaporkan manajemen Bank Lippo ke Polda Metro Jaya. Mereka akan melaporkan kasus korupsi yang mengakibatkan kerugian negara triliunan rupiah melalui proses sistematik. Dilaporkan ke Polda karena kami lebih percaya dibandingkan ke kejaksaan ataupun Mabes Polri. Kami meminta mereka menyelidiki kasus korupsi itu, ungkap dia. SS Kurniawan Tempo News Room
Berita terkait
Ketua Hamas Sebut Benjamin Netanyahu Hanya Cari Pembenaran untuk Memperpanjang Perang Gaza
2 menit lalu
Ketua Hamas Sebut Benjamin Netanyahu Hanya Cari Pembenaran untuk Memperpanjang Perang Gaza
Ismail Haniyeh menyebut Benjamin Netanyahu merusak upaya gencatan senjata dan menciptakan pembenaran agar bisa melanjutkan serangan ke Jalur Gaza