Bank Dunia Ingatkan Bahaya Ekonomi Global  

Reporter

Editor

Senin, 5 September 2011 08:11 WIB

Robert B. Zoellick. AP/Thibault Camus

TEMPO Interaktif, Beijing - Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengingatkan ancaman melambatnya ekonomi dunia. Ancaman tersebut berasal dari membengkaknya utang dua kawasan, yaitu Eropa dan Amerika Serikat, serta harga makanan yang melambung tinggi.

Seperti dikutip dari kantor berita Reuters, Zoellick meminta Amerika dan Eropa menyelesaikan kisruh utang yang membelit. Selain utang, bahaya lain yang melemahkan ekonomi adalah rentannya pasar komoditas dunia. "Krisis keuangan di Eropa telah menjadi krisis utang dengan implikasi serius bagi serikat moneter serta perbankan dan melemahkan daya saing beberapa negara," katanya di Beijing.

Selain utang, Amerika Serikat juga menghadapi masalah anggaran belanja, pajak, dan reformasi untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor swasta. Faktor ini menyebabkan perdagangan di Negeri Abang Sam tersebut terganggu.

Sebaliknya, Cina, dalam studi yang dilakukan Bank Dunia, akan bertengger menjadi negara dengan berpenghasilan tertinggi di dunia dalam 15 hingga 20 tahun mendatang. Saat ini, Cina termasuk negara berpenghasilan menengah atas.

Meskipun Cina tercatat sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, pendapatan per kapitanya hanya US$ 4.260. Jumlah ini sepersepuluh dibandingkan Amerika Serikat, yaitu US$ 47.140.

Krisis yang mendera wilayah Eropa dikhawatirkan bakal meluas. Bank Sentral Eropa mengingatkan pemerintah Italia agar menghemat anggaran belanja negara untuk memangkas defisit.

Presiden Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet mendesak Italia menepati janji dan mendorong paket kebijakan yang sudah disetujui sebelumnya. "Sangat penting menepati target yang sudah disepakati bersama, bahwa pemerintah akan mengurangi defisit belanja," katanya.

Parlemen Italia bersiap mencari dukungan untuk memotong pengeluaran belanja dan pajak. Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi berjanji menambah penghematan belanja 45,5 miliar euro.

Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah mengingatkan bahaya yang mengancam Eropa. Lembaga ini menyatakan neraca keseimbangan bank-bank Eropa dalam masalah serius karena kepemilikan utang zona euro.

Berdasarkan rancangan Laporan Stabilitas Keuangan Global, IMF memperkirakan bank-bank Eropa bisa kekurangan modal 200 miliar euro (setara dengan US$ 287 miliar). Pernyataan tersebut diungkapkan oleh seorang sumber di Eropa.

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengkritik pembuat kebijakan Eropa. Dia meminta agar ada kewajiban rekapitulasi wajib bagi bank-bank di Eropa.

Lagarde mengatakan bank Eropa membutuhkan rekapitalisasi untuk mencegah krisis utang dan menghindari krisis likuiditas. Otoritas Perbankan Eropa diusulkan memberikan Fasilitas Stabilisasi Keuangan Eropa. Yaitu dana yang digunakan pemerintah daerah sebagai kekuatan untuk menempatkan modal langsung ke bank.

REUTERS | AFP | AP | INDRA WIJAYA | DEWI RINA

Berita terkait

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

1 hari lalu

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

Urbanisasi menjadi penentu zaman ketika lebih dari separuh populasi dunia kini tinggal di perkotaan.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

12 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

19 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

37 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

39 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

39 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

46 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

3 Maret 2024

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

2 Maret 2024

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

Bank Dunia menilai program andalan pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran tersebut bisa memberikan dampak pada ekonomi.

Baca Selengkapnya