Tiga pialang memperhatikan pergerakan harga saham di bursa saham Sao Paulo, Brasil, (8/8). Indeks saham di Brasil mengalami penuruanan tajam akibat turunnya peringkat utang Amerika Serikat. AP/Andre Penner
TEMPO Interaktif, WASHINGTON - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mempertahankan peringkat utang Amerika Serikat, AAA, dengan prospek jangka panjang "stabil". Namun Fitch memperingatkan outlook bisa berubah menjadi negatif bila Kongres gagal memangkas defisit anggaran belanja.
Lembaga itu memutuskan memberi rating AAA karena peringkat itu adalah pilar utama Amerika. "Kunci dari pilar Amerika Serikat adalah kredibilitas yang tetap utuh," kata Fitch melalui keterangan tertulis.
Menanggapi peringkat tersebut, Gedung Putih gembira. "Kami percaya bahwa peringkat utang Amerika adalah AAA, tapi ini mengingatkan kita untuk memangkas defisit dan utang jangka panjang," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.
Menurut Fitch, posisi fiskal pemerintah lemah. Kesepakatan utang dinilai langkah positif meski pemotongan defisit tak berhasil. Saat ini 70 persen saham pemerintah dimiliki oleh publik. Sejumlah negara besar di Eropa juga bernasib serupa, seperti Prancis dan Inggris dengan 75 persen utang dari publik. Total utang pemerintah Amerika terhadap publik bakal naik hingga 94 persen tahun ini.
Sesuai dengan kesepakatan, menurut Fitch, utang pemerintah akan mencapai 85 persen pada akhir dekade ini. Jika jumlah utang melampaui angka tersebut, Fitch akan mempertimbangkan peringkat AAA.
Dua pekan lalu, lembaga sejenis juga mengumumkan peringkat Amerika Serikat. Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat utang jangka panjang dari AAA menjadi AA-plus untuk pertama kalinya, dengan outlook negatif. "Dalam dua tahun terakhir, penurunan peringkat utang Amerika mungkin akan terjadi lagi jika tidak ada kemajuan kesenjangan utang pemerintah," kata S&P beberapa waktu lalu.
Begitu pula Moody Investors Service. Menurut mereka, peringkat utang Amerika masih bertengger pada AAA tapi berprospek negatif.
Pemerintah Amerika tak menerima anjloknya rating tersebut. Juru bicara Departemen Keuangan Amerika Serikat sebelumnya menyatakan ada kesalahan dalam analisis S&P.
Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global
11 Mei 2023
Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global
Anton menyarankan untuk memperkuat kekuatan domestik perekonomian Indonesia di antaranya dengan mengoptimalkan konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak utama perekonomian.