Amerika Diramal Bakal Terkena Resesi  

Reporter

Editor

Rabu, 10 Agustus 2011 09:07 WIB

Tiga pialang memperhatikan pergerakan harga saham di bursa saham Sao Paulo, Brasil, (8/8). Indeks saham di Brasil mengalami penuruanan tajam akibat turunnya peringkat utang Amerika Serikat. AP/Andre Penner

TEMPO Interaktif, Washington - Amerika Serikat semakin dirundung petaka. Setelah Standard & Poor menurunkan peringkat utangnya dari AAA ke AA+, kemarin sebuah jajak pendapat yang dihelat Reuters menunjukan hasil yang mengagetkan. Negeri Adidaya itu menghadapi satu sampai empat kemungkinan kembali terkena resesi ekonomi.

Prospek ekonomi yang melemah itu kemungkinan bakal mendorong The Federal Reserve mengambil kebijakan untuk menjaga perekonomian tetap stabil.

Survei yang digelar bulanan oleh Reuters ini di antaranya mewawancarai 70 ekonom. Ekonomi dunia terbesar diharapkan masih bisa naik pada semester kedua tahun ini setelah semester pertama lalu terganggu akibat kenaikan harga minyak mentah dan bencana gempa bumi di Jepang.

Tapi kekhawatiran resesi telah meningkat secara substansial dalam beberapa pekan terakhir. Saham di S & P 500 merosot lebih dari 6 persen pada perdagangan Senin 8 Agustus 2011 lalu setelah Standard & Poor Jumat pekan lalu menurunkan peringkat utang negara Amerika Serikat. Kepercayaan investor pada Negeri Abang Sam itu pun merosot.

"Pasar saham lemah, efek kekayaan negatif, dan pasar tenaga kerja yang lemah. Artinya kita tidak akan melihat pemulihan yang cepat pada semester kedua tahun ini," kata Mark Miller, ekonom internasional senior di Lloyds Banking Group.

Tiga puluh lima dari 41 analis yang berpartisipasi dalam jajak pendapat bulan Agustus dan Juli telah menurunkan perkiraan mereka soal pendapatan domestik bruto pada kuartal ketiga tahun ini.

Selama setahun penuh, analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan pertumbuhan sebesar 1,8 persen, di bawah perkiraan Fed hingga 2,9 persen.

Ekspektasi inflasi ekonom relatif stabil, merayap turun ke 3,0 persen untuk 2011. Dalam jajak pendapat bulan Juli, analis memprediksi inflasi 3,1 persen untuk tahun ini. Responden berharap Bank Sentral akan meningkatkan suku bunga, setidaknya sampai akhir 2012.

REUTERS | ERWIN DAR

Berita terkait

Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global

11 Mei 2023

Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global

Anton menyarankan untuk memperkuat kekuatan domestik perekonomian Indonesia di antaranya dengan mengoptimalkan konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak utama perekonomian.

Baca Selengkapnya

Jurus Jokowi Antisipasi Ancaman Resesi Global

5 September 2019

Jurus Jokowi Antisipasi Ancaman Resesi Global

Pemerintah mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dikhawatirkan memicu potensi resesi semakin besar.

Baca Selengkapnya

Trump Mau Potong Pajak Penghasilan Cegah Resesi Amerika Serikat

21 Agustus 2019

Trump Mau Potong Pajak Penghasilan Cegah Resesi Amerika Serikat

Presiden Donald Trump mengatakan mulai mempertimbangkan untuk memotong pajak penghasilan untuk menghindari resesi Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Didemo, Obama Sedang Apa?  

23 Januari 2017

Donald Trump Didemo, Obama Sedang Apa?  

Jajak pendapat terbaru menunjukkan hanya 40 persen orang Amerika yang menyetujui Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Stimulus AS Dipangkas, Ekonomi Global Sehat  

30 Januari 2014

Stimulus AS Dipangkas, Ekonomi Global Sehat  

"Tanpa stimulus moneter, pertumbuhan ekonomi global tentu lebih berarti."

Baca Selengkapnya

The Fed Pangkas Stimulus Jadi US$ 65 Miliar  

30 Januari 2014

The Fed Pangkas Stimulus Jadi US$ 65 Miliar  

Dana stimulus US$ 65 miliar per bulan mulai berlaku pada Februari 2014.

Baca Selengkapnya

Fed Kurangi Stimulus, IHSG Menghijau  

19 Desember 2013

Fed Kurangi Stimulus, IHSG Menghijau  

Setelah kepastian pencabutan stimulus moneter AS, IHSG di Bursa Efek Indonesia segera menghijau pada Kamis, 19 Desember 2013.

Baca Selengkapnya

Hatta: Tapering Off Pasti Lemahkan Rupiah

19 Desember 2013

Hatta: Tapering Off Pasti Lemahkan Rupiah

"Memang kalau tapering off itu biasanya dolar menguat, akibatnya mata uang-mata uang regional melemah, termasuk rupiah."

Baca Selengkapnya

Jelang Pengumuman The Fed, Wall Street Loyo  

18 Desember 2013

Jelang Pengumuman The Fed, Wall Street Loyo  

"Investor pada dasarnya duduk di tangan-tangan mereka."

Baca Selengkapnya

Shutdown AS Berakhir, Bank Indonesia Senang  

18 Oktober 2013

Shutdown AS Berakhir, Bank Indonesia Senang  

Jika dibiarkan berlarut diyakini dapat memberikan dampak kepada ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya