TEMPO Interaktif, Washington - Amerika Serikat semakin dirundung petaka. Setelah Standard & Poor menurunkan peringkat utangnya dari AAA ke AA+, kemarin sebuah jajak pendapat yang dihelat Reuters menunjukan hasil yang mengagetkan. Negeri Adidaya itu menghadapi satu sampai empat kemungkinan kembali terkena resesi ekonomi.
Prospek ekonomi yang melemah itu kemungkinan bakal mendorong The Federal Reserve mengambil kebijakan untuk menjaga perekonomian tetap stabil.
Survei yang digelar bulanan oleh Reuters ini di antaranya mewawancarai 70 ekonom. Ekonomi dunia terbesar diharapkan masih bisa naik pada semester kedua tahun ini setelah semester pertama lalu terganggu akibat kenaikan harga minyak mentah dan bencana gempa bumi di Jepang.
Tapi kekhawatiran resesi telah meningkat secara substansial dalam beberapa pekan terakhir. Saham di S & P 500 merosot lebih dari 6 persen pada perdagangan Senin 8 Agustus 2011 lalu setelah Standard & Poor Jumat pekan lalu menurunkan peringkat utang negara Amerika Serikat. Kepercayaan investor pada Negeri Abang Sam itu pun merosot.
"Pasar saham lemah, efek kekayaan negatif, dan pasar tenaga kerja yang lemah. Artinya kita tidak akan melihat pemulihan yang cepat pada semester kedua tahun ini," kata Mark Miller, ekonom internasional senior di Lloyds Banking Group.
Tiga puluh lima dari 41 analis yang berpartisipasi dalam jajak pendapat bulan Agustus dan Juli telah menurunkan perkiraan mereka soal pendapatan domestik bruto pada kuartal ketiga tahun ini.
Selama setahun penuh, analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan pertumbuhan sebesar 1,8 persen, di bawah perkiraan Fed hingga 2,9 persen.
Ekspektasi inflasi ekonom relatif stabil, merayap turun ke 3,0 persen untuk 2011. Dalam jajak pendapat bulan Juli, analis memprediksi inflasi 3,1 persen untuk tahun ini. Responden berharap Bank Sentral akan meningkatkan suku bunga, setidaknya sampai akhir 2012.
REUTERS | ERWIN DAR
Berita terkait
Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global
11 Mei 2023
Anton menyarankan untuk memperkuat kekuatan domestik perekonomian Indonesia di antaranya dengan mengoptimalkan konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak utama perekonomian.
Baca SelengkapnyaJurus Jokowi Antisipasi Ancaman Resesi Global
5 September 2019
Pemerintah mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dikhawatirkan memicu potensi resesi semakin besar.
Baca SelengkapnyaTrump Mau Potong Pajak Penghasilan Cegah Resesi Amerika Serikat
21 Agustus 2019
Presiden Donald Trump mengatakan mulai mempertimbangkan untuk memotong pajak penghasilan untuk menghindari resesi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaDonald Trump Didemo, Obama Sedang Apa?
23 Januari 2017
Jajak pendapat terbaru menunjukkan hanya 40 persen orang Amerika yang menyetujui Donald Trump.
Baca SelengkapnyaStimulus AS Dipangkas, Ekonomi Global Sehat
30 Januari 2014
"Tanpa stimulus moneter, pertumbuhan ekonomi global tentu lebih berarti."
Baca SelengkapnyaThe Fed Pangkas Stimulus Jadi US$ 65 Miliar
30 Januari 2014
Dana stimulus US$ 65 miliar per bulan mulai berlaku pada Februari 2014.
Baca SelengkapnyaFed Kurangi Stimulus, IHSG Menghijau
19 Desember 2013
Setelah kepastian pencabutan stimulus moneter AS, IHSG di Bursa Efek Indonesia segera menghijau pada Kamis, 19 Desember 2013.
Baca SelengkapnyaHatta: Tapering Off Pasti Lemahkan Rupiah
19 Desember 2013
"Memang kalau tapering off itu biasanya dolar menguat, akibatnya mata uang-mata uang regional melemah, termasuk rupiah."
Baca SelengkapnyaJelang Pengumuman The Fed, Wall Street Loyo
18 Desember 2013
"Investor pada dasarnya duduk di tangan-tangan mereka."
Baca SelengkapnyaShutdown AS Berakhir, Bank Indonesia Senang
18 Oktober 2013
Jika dibiarkan berlarut diyakini dapat memberikan dampak kepada ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya