Bank Siapkan Rp 7 Triliun untuk Revitalisasi Pabrik Gula
Kamis, 30 Juni 2011 18:10 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kalangan perbankan menyiapkan dana untuk membantu revitalisasi pabrik gula milik pemerintah. "Tempo hari saya mendengar BRI menyiapkan kredit Rp 7,1 triliun untuk membangun dan memperbaiki pabrik gula," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara, Mustafa Abubakar, di Gedung DPR, Kamis, 30 Juni 2011.
Dari nilai tersebut, ia memperkirakan baru terserap sekitar Rp 1-1,5 triliun. Menurut Mustafa, rendahnya daya serap lantaran para produsen gula masih menunggu kepastian kebijakan impor satu pintu dan rencana penyerapan gula yang dihasilkan oleh Perum Bulog.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menjelaskan, kemampuan investasi BUMN untuk revitalisasi pabrik yang sudah ada masih kurang. Hal itu tampak dari kecilnya realisasi investasi tahun lalu. Dari target investasi produsen BUMN sekitar Rp 563 miliar, hanya terealisasi Rp 243 miliar.
Sementara, untuk pembangunan pabrik baru, Kementerian Perindustrian menunggu kepastian lahan untuk pengembangan atau perluasan perkebunan tebu. Dari total area yang dibutuhkan minimal seluas 350 ribu hektare, baru terwujud sekitar 25 ribu hektare.
Selain investasi, Kementerian BUMN dan Bulog mengkaji rencana Bulog sebagai penjaga stok (buffer stock) komoditas gula. Dengan peran itu, Bulog dapat membeli gula dari PT Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia sesuai dengan harga yang ditetapkan bersama.
Menteri BUMN telah meminta Bulog membuat usulan penyediaan cadangan gula dengan dana dan mekanisme harga pemerintah. Nantinya cadangan digunakan untuk menstabilkan harga melalui operasi pasar. Besarnya kebutuhan cadangan akan ditentukan bersama pihak terkait.
Untuk mendukung target swasembada gula, Kementerian BUMN dan perusahaan gula pemerintah menargetkan produksi 2,3 juta ton. Ini untuk menyangga target swasembada 5,7 juta ton pada 2014, atau menyumbang 40,35 persen terhadap produksi gula nasional.
Untuk mencapai target itu semestinya ada tambahan area 322 ribu hektare. Selain itu, produktivitas tebu giling harus 85,1 ton per hektare dengan rendemen 8,49 persen dan kapasitas produksi 170 ribu ton. “Itu sudah kami bicarakan dengan masing-masing BUMN gula," kata Mustafa.
Ihwal impor gula lewat satu pintu, Kementerian BUMN mendukung usulan Panitia Kerja Swasembada Gula Komisi Pertanian. Sambil menunggu kajian komprehensif terkait rencana itu, seperti tahun lalu Bulog masih menjalankan fungsi sebagai agen penjual gula produksi BUMN tahun ini.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Sutarto mengusulkan satu pintu untuk impor gula, terutama gula rafinasi. Mekanisme itu dipandang pas untuk menanggulangi rembesan gula rafinasi ke pasar. Apalagi gula merupakan komoditas strategis, sehingga impor gula rafinasi harus terkontrol.
Sebagai stabilisator, Bulog selama ini berperan mengimpor gula nonrafinasi yang jumlahnya 20 ribu ton. Jika nanti usulan impor gula satu pintu disetujui pemerintah, Sutarto pun mengklaim kantornya siap menerima mandat sebagai stabilisator gula rafinasi.
EVANA DEWI