TEMPO Interaktif, Tokyo - Jepang akan terus mendukung Uni Eropa dalam menghadapi krisis utang yang membelit kawasan tersebut. Menteri Keuangan Yoshihiko Noda mengatakan para pejabat zona Eropa telah mencoba menghindari dari kemungkinan gagal bayar (default) Yunani yang berpotensi meruntuhkan perekonomian.
Pemerintah Jepang telah berjanji membantu meningkatkan kepercayaan pasar terhadap obligasi yang diterbitkan oleh European Financial Stability Facility (EFSF) di tengah kekhawatiran bagi negara-negara zona euro, seperti Portugal dan Irlandia.
Namun kekhawatiran pasar sekarang berpusat di Yunani. Negeri para dewa itu menerima bailout tahun lalu dan saat ini tengah berjuang memenuhi tenggat cicilan pinjaman serta menghindari default. "Kami ingin melanjutkan upaya itu," kata Noda dalam konferensi pers setelah pertemuan kabinet hari ini Selasa 21 Juni 2011.
Jepang membeli sekitar US$ 2,9 miliar obligasi yang dikeluarkan EFSF pada Januari dan Juni ini. Negeri Sakura menjadi pemegang mata uang asing terbesar kedua di dunia setelah Cina.
Para analis berpendapat, upaya Jepang membantu Eropa didorong oleh kekhawatiran bahwa gejolak utang benua tersebut bakal mengancam ekspor. Eropa merupakan pasar terbesar ekspor barang-barang dari Jepang.
Dana Moneter Internasional (IMF), yang mendanai sepertiga pertama bailout Yunani, memperingatkan tindakan tegas diperlukan untuk mencegah krisis menyebar ke seluruh zona euro.
Pasar khawatir default pada utang Yunani bisa memicu masalah dalam ekonomi Eropa lebih besar, termasuk Spanyol. Seperti efek domino yang mengguncang sistem keuangan global, contohnya krisis besar pada 2008.
Para menteri keuangan Eropa sepakat menunda pengucuran utang sebesar 12 miliar euro (sekitar US$ 17 miliar) kepada Yunani. Kebijakan itu diambil setelah perdebatan panjang selama tujuh jam di Luksemburg kemarin.
Para menteri keuangan berkukuh pencairan utang bergantung pada reformasi fiskal dan penjualan aset. Yunani diminta berhemat dan memotong pengeluaran. "Kami perlu kepastian bahwa pemerintah Yunani akan menyetujui dan mendukung program ini. Keputusan akan diambil pada awal Juli," kata Menteri Keuangan Belgia Didier Reynders.
AFP | ERWINDAR
Berita terkait
Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales
5 Mei 2017
Keris peninggalan abad 18 ditemukan di sungai di Wales.
Baca SelengkapnyaDukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7
11 April 2017
Sanksi Negara G7 terhadap Rusia diharapkan dapat mengakhiri krisis di Suriah.
Baca SelengkapnyaErdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah
18 Maret 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan agar warga Turki yang tinggal di Eropa untuk memiliki minimal lima anak dan hidup mewah. Ini alasannya.
Baca SelengkapnyaErdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib
17 Maret 2017
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuding negara-negara Eropa berupa membenturkan umat Kristen dan Islam seperti masa Perang Salib.
Baca SelengkapnyaMenteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa
16 Maret 2017
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan Eropa sedang mengarah pada terjadinya perang agama.
Baca SelengkapnyaKunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW
14 Maret 2017
Trump dijadwalkan bertemu dengan Merkel pada Selasa besok di Washington.
Baca SelengkapnyaPolling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim
8 Februari 2017
Hasil polling Chatham House menyebutkan, mayoritas warga Eropa menginginkan masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim dihentikan.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa
22 Januari 2017
Kandidat presiden Prancis Marine Le Pen mengatakan tahun 2016 merupakan tahun kebangkitan dunia Anglo-Saxon.
Baca SelengkapnyaBerita Hoax Ancam Pemilu di Eropa
2 Januari 2017
Eropa bersiap memerangi serangan-serangan dunia maya dan misinformasi seperti tampak di pemilu Amerika Serikat pada November lalu.
Baca SelengkapnyaEropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax
2 Januari 2017
Negara-negara anggota Uni Eropa didesak membentuk jejaring lembaga-lembaga publik untuk memerangi beredarnya berita-berita palsu.
Baca Selengkapnya