Bahan Bakar Nabati Diusulkan Dapat Subsidi  

Reporter

Editor

Rabu, 8 Juni 2011 09:56 WIB

Bahan bakar nabati

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah mengusulkan subsidi untuk bahan bakar nabati (BBN) Bioethanol dan Biodesel. Direktur Jendral Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita Herawati Legowo, mengusulkan Bioethanol mendapat subsidi Rp 3.500 per liter dan Biodesel Rp 3.000 per liter.

Evita menyatakan subsidi ini dilakukan agar pemanfaatan BBN lebih optimal. ''Karena selama ini realisasi pemanfaatan Biodesel dan Bioetanol sangat rendah,'' kata dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi DPR, di Jakarta, Selasa 7 Juni 2011 kemarin.

Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM no 32/2008 mandatory (kewajiban) pemanfaatan BBN pada 2010 untuk transportasi (baik dengan subsidi dan nonsubsidi) serta untuk industri mencapai antara 3-7 persen dari total bauran energi. Realisasi pemanfaatan Biodesel hingga April 2011 hanya mencapai 116.449 kiloliter atau 8,98 persen dari kewajiban 1,297 juta kiloliter. Sementara Bioetanol dari mandatory sebanyak 694 ribu kiloliter, tapi tak ada realisasi pemanfaatannya.

Selama ini, kata Evita, Bioethanol tak termanfaatkan sesuai mandatory karena bahan bakunya digunakan oleh industri farmasi dan kosmetik.''Mereka berani bayar lebih mahal,'' kata dia. Saat ini, kata dia, banyak produsen BBN yang mengurangi produksinya

Pemanfaatan BBN, kata dia, bisa meningkatkan industri pertanian. ''Produksi BBN bisa lebih menyerap tenaga kerja dibanding produksi BBM,'' kata dia. Dalam hitungannya, setiap produksi 800 ribu kiloliter Biodesel dari sawit akan menyerap tenaga kerja on farm sebanyak 90 ribu orang dan 400 tenaga kerja off farm. Saat ini kapasitas terpasang Biodesel mencapai 3,9 juta kiloliter dan Bioetanol mencapai 153 ribu kiloliter.

Jika dengan mekanisme penjatahan produksi BBN pada 2012 akan mencapai 886 ribu kiloliter. Dengan jumlah ini, maka perlu subsidi Rp 2,77 triliun.


Adapun jika dengan mekanisme pengawasan maka produksinya akan mencapai 974 ribu kiloliter. Dengan jumlah ini, maka perlu subsidi 3,04 triliun.


Jika tanpa penjatahan atau pengawasan, maka produksinya akan mencapai 1,063 juta kiloliter. Dengan jumlah ini, maka perlu subsidi Rp 3,32 triliun.




NUR ROCHMI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

30 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

11 Februari 2023

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

Inilah 5 Provinsi Penghasil emas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

11 Februari 2023

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

Kementerian ESDM terus mengembangkan sektor panas bumi untuk menurunkan efek rumah kaca.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

10 Februari 2023

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan larangan ekspor emas akan dilakukan secara bertahap.

Baca Selengkapnya

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

7 Februari 2023

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno meminta pemerintah realistis dengan target pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau EV di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

6 Februari 2023

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menginginkan skema power wheeling tetap dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Enerbi Baru dan Terbarukan atau RUU EBT.

Baca Selengkapnya