TEMPO Interaktif, Jakarta - Nilai ekspor Nasional pada April 2011 mengalami kenaikan menjadi USD$ 16,52 miliar, atau naik 0,96 persen dari bulan sebelumnya sebesar USD$ 16,36 miliar. Berdasar Data Badan Pusat Statistik, kenaikan nilai ekspor terdongkrak kenaikan nilai ekspor Minyak dan Gas (Migas), yang secara nasional naik 17,3 persen dari USD$ 3,06 miliar menjadi USD$ 3,59 miliar.”Itu karena euphoria harga minyak dunia tinggi,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan, Kamis 2 Juni 2011.
Kenaikan nilai ekspor migas terkerek dari melejitnya nilai ekspor hasil minyak sebesar 5,21 persen menjadi USD$ 523,9 juta dan ekspor gas secara nasional sebesar 44,26 persen menjadi USD$ 2,02 miliar. Sebaliknya, ekspor minyak mentah turun sebesar 10,17 persen menjadi USD$ 1,04 miliar.
Ia mengimbuhkan, ketika ekspor migas naik, nilai ekspor nonmigas justru menurun sebesar 2,82 persen, yaitu dari USD$ 13,30 miliar menjadi USD$ 12,92 miliar. Penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD$ 412,1 juta. Sedangkan, peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD$ 982,2 juta.
Cina masih menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas sebesar USD$ 1,57 miliar, disusul Jepang sebesar USD$ 1,46 miliar, dan Amerika Serikat sebesar USD$ 1,31 miliar. Total kontribusi ketiganya diperhitungkan mencapai sebesar 33,56 persen dari total ekspor nonmigas. Sementara, ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$ 1,69 miliar.
Berdasar laporan BPS Rabu kemarin, selain nilai ekspor, pada April tahun ini nilai impor juga naik mencapai angka USD$ 14,89 miliar. Angka itu mengalami peningkatan sekitar 2,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD$ 14,49 miliar. Peningkatan total impor tersebut disebabkan peningkatan impor migas dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 35,28 persen, yaitu dari US$ 2,87 miliar menjadi US$ 3,89 miliar.
MUHAMMAD TAUFIK
Berita terkait
Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka
2 hari lalu
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024
3 hari lalu
BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.
Baca SelengkapnyaWamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
4 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaIndef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II
11 hari lalu
Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme
11 hari lalu
Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.
Baca SelengkapnyaKemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur
11 hari lalu
Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaWakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor
12 hari lalu
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS
12 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaBPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaKian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel
15 hari lalu
Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.
Baca Selengkapnya