Persaingan di Pasar CDMA Makin Ketat

Reporter

Editor

Rabu, 11 Mei 2011 18:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Persaingan bisnis telekomunikasi di pasar code division multiple access (CDMA) diperkirakan bakal makin ketat. Hal ini terkait dengan PT Bakrie Telecom Tbk. yang sudah mendapat izin CDMA secara mobile dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Selama ini layanan CDMA mobile hanya dimiliki oleh Fren milik kelompok bisnis MNC, PT Mobile-8 Telecom Tbk, dan Smartfren milik kelompok bisnis Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk. Dengan izin ini, Bakrie Telecom akan menerbitkan nomor telepon CDMA yang bisa dibawa ke luar kota tanpa berganti nomor.

Presiden Direktur Bakrie Telecom Anindya Bakrie mengatakan pasca-terbitnya izin baru ini, perseroan menargetkan pendapatan naik minimal 10 persen dari tahun lalu. Selama 2010, pendapatan perusahaan telekomunikasi ini mencapai Rp 3,4 triliun. "Kami targetkan naik double digit tahun ini," ujarnya kemarin.

Pertumbuhan pendapatan ini berasal dari upaya pengembangan perseroan yang telah mendapatkan izin prinsip mengeluarkan lisensi mobile. "Akan kami selesaikan izin operasionalnya tahun ini."

Direktur Pelayanan Perseroan Rahmat Junaidi mengatakan perubahan Esia menjadi CDMA mobile akan mendongkrak jumlah pelanggan. Tahun lalu pelanggan Esia mencapai 13 juta, atau naik dibanding tahun sebelumnya, 10,6 juta. "Kami akan terus ekspansi."

Selama ini CDMA ini kurang luwes dibawa pindah lokasi seperti kemudahan yang dimiliki pengguna jaringan global system for mobile (GSM). Pasar CDMA mobile tahun lalu diisi oleh Flexi sebanyak 15,7 juta pelanggan dan Fren dengan 4,5 juta pelanggan.

Sekretaris Perusahaan Smartfren Telecom Chris Taufik mengatakan tidak khawatir dengan masuknya Bakrie Telecom masuk pasar CDMA mobile. "Konstelasi penguasaan market tidak akan berubah besar."

Menurut dia, perubahan Esia menjadi CDMA mobile hanya memberi nilai tambah bagi pelanggan lama. "Tidak akan mempengaruhi pasar." Smartfren menargetkan 12 juta pelanggan tahun ini.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia Sarwoto Atmosutarno mengatakan pengguna telepon seluler saat ini sudah mencapai 180 juta. Namun dia menilai pasar seluler mulai jenuh.

Sebaliknya, pengamat seluler Heri Setiadi Wibowo menilai pasar CDMA masih prospektif. Namun masuknya Bakrie Telecom di pasar CDMA mobile tidak lantas membuat tiap operator menurunkan tarif untuk menarik pelanggan.

Dengan makin banyak pilihan, menurut dia, pengguna telepon bisa menilai dan memilih layanan CDMA mobile yang paling lengkap dan murah sesuai dengan yang diharapkan. Operator pun berlomba menerapkan teknologi terbaru dengan tarif murah. "Persepsi layanan CDMA murah dan ala kadarnya akan berubah."

Heri menyarankan, jika operator ingin memperluas pangsa pasar, sebaiknya menggarap pasar yang berbiaya murah atau layanan super eksklusif. "Jadi menggarap yang sangat murah atau mahal sekalian. Pasti dapat pelanggan baru."

AKBAR TRI KURNIAWAN

Berita terkait

Smartfren Mulai Beralih ke Frekuensi 2,3 GHz

14 Desember 2016

Smartfren Mulai Beralih ke Frekuensi 2,3 GHz

Switch off ini sesuai dengan amanat dari Peraturan Menteri Kominfo No: 22 Tahun 2014 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio

Baca Selengkapnya

Smartfren Luncurkan Jaringan 4,5G

20 Agustus 2015

Smartfren Luncurkan Jaringan 4,5G

Perbedaan 4G dan 4.5 adalah 4G menggunakan single carrier, sedangkan 4.5G dua carrier.

Baca Selengkapnya

Bangun Jaringan 4G LTE, Smartfren Anggarkan Rp 7 Triliun  

19 Agustus 2015

Bangun Jaringan 4G LTE, Smartfren Anggarkan Rp 7 Triliun  

Smartfren menggunakan dua vendor Nokia dan ZTE.

Baca Selengkapnya

StarOne Resmi Tutup, Pelanggan Dimigrasi ke GSM Indosat

5 Juli 2015

StarOne Resmi Tutup, Pelanggan Dimigrasi ke GSM Indosat

Indosat secara resmi mengakhiri layanan berbasis teknologi CDMA dengan merek StarOne pada 30 Juni 2015.

Baca Selengkapnya

Bakrie Telecom Mulai Pecat Karyawan, Ini Kata Analis

11 Maret 2015

Bakrie Telecom Mulai Pecat Karyawan, Ini Kata Analis

Jika efisiensi karyawan tidak dilakukan, perusahaan akan semakin terpuruk dan kerugiannya membengkak.

Baca Selengkapnya

Skenario Bisnis Bakrie Telecom Meski Merugi

11 Maret 2015

Skenario Bisnis Bakrie Telecom Meski Merugi

BTEL tetap optimistis seiring dengan kerja sama operasi antara perusahaan dan PT Smartfren Telecom Tbk (Fren) untuk penyediaan layanan 4G.

Baca Selengkapnya

Utang Membengkak, Bakrie Telecom Pangkas Karyawan

11 Maret 2015

Utang Membengkak, Bakrie Telecom Pangkas Karyawan

Jumlah karyawan perusahaan operator telekomunikasi berbasis CDMA per Desember 2013 mencapai 1.438 orang.

Baca Selengkapnya

Dukung Indar IM2, Begini Kata Menteri Rudiantara

4 Maret 2015

Dukung Indar IM2, Begini Kata Menteri Rudiantara

Dua surat menteri sebelumnya menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Indar telah sesuai dengan peraturan yang ada.

Baca Selengkapnya

Hikmah Kasus IM2, Regulasi Telekomunikasi Direvisi

27 Februari 2015

Hikmah Kasus IM2, Regulasi Telekomunikasi Direvisi

Alasannya, selain undang-undang ini sudah berlaku 15 tahun, juga untuk mengakomodasi pekembangan terkini di bidang telekomunikasi.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut IM2 Ajukan PK, Ini Kata Pemerintah

27 Februari 2015

Mantan Dirut IM2 Ajukan PK, Ini Kata Pemerintah

Pemerintah harus menciptakan ekosisitem yang baik di sektor telekomunikasi.

Baca Selengkapnya