Selama ini layanan CDMA mobile hanya dimiliki oleh Fren milik kelompok bisnis MNC, PT Mobile-8 Telecom Tbk, dan Smartfren milik kelompok bisnis Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk. Dengan izin ini, Bakrie Telecom akan menerbitkan nomor telepon CDMA yang bisa dibawa ke luar kota tanpa berganti nomor.
Presiden Direktur Bakrie Telecom Anindya Bakrie mengatakan pasca-terbitnya izin baru ini, perseroan menargetkan pendapatan naik minimal 10 persen dari tahun lalu. Selama 2010, pendapatan perusahaan telekomunikasi ini mencapai Rp 3,4 triliun. "Kami targetkan naik double digit tahun ini," ujarnya kemarin.
Pertumbuhan pendapatan ini berasal dari upaya pengembangan perseroan yang telah mendapatkan izin prinsip mengeluarkan lisensi mobile. "Akan kami selesaikan izin operasionalnya tahun ini."
Direktur Pelayanan Perseroan Rahmat Junaidi mengatakan perubahan Esia menjadi CDMA mobile akan mendongkrak jumlah pelanggan. Tahun lalu pelanggan Esia mencapai 13 juta, atau naik dibanding tahun sebelumnya, 10,6 juta. "Kami akan terus ekspansi."
Selama ini CDMA ini kurang luwes dibawa pindah lokasi seperti kemudahan yang dimiliki pengguna jaringan global system for mobile (GSM). Pasar CDMA mobile tahun lalu diisi oleh Flexi sebanyak 15,7 juta pelanggan dan Fren dengan 4,5 juta pelanggan.
Sekretaris Perusahaan Smartfren Telecom Chris Taufik mengatakan tidak khawatir dengan masuknya Bakrie Telecom masuk pasar CDMA mobile. "Konstelasi penguasaan market tidak akan berubah besar."
Menurut dia, perubahan Esia menjadi CDMA mobile hanya memberi nilai tambah bagi pelanggan lama. "Tidak akan mempengaruhi pasar." Smartfren menargetkan 12 juta pelanggan tahun ini.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia Sarwoto Atmosutarno mengatakan pengguna telepon seluler saat ini sudah mencapai 180 juta. Namun dia menilai pasar seluler mulai jenuh.
Sebaliknya, pengamat seluler Heri Setiadi Wibowo menilai pasar CDMA masih prospektif. Namun masuknya Bakrie Telecom di pasar CDMA mobile tidak lantas membuat tiap operator menurunkan tarif untuk menarik pelanggan.
Dengan makin banyak pilihan, menurut dia, pengguna telepon bisa menilai dan memilih layanan CDMA mobile yang paling lengkap dan murah sesuai dengan yang diharapkan. Operator pun berlomba menerapkan teknologi terbaru dengan tarif murah. "Persepsi layanan CDMA murah dan ala kadarnya akan berubah."
Heri menyarankan, jika operator ingin memperluas pangsa pasar, sebaiknya menggarap pasar yang berbiaya murah atau layanan super eksklusif. "Jadi menggarap yang sangat murah atau mahal sekalian. Pasti dapat pelanggan baru."
AKBAR TRI KURNIAWAN