Biaya Rekonstruksi Jepang US$ 600 Miliar

Reporter

Editor

Rabu, 27 April 2011 23:29 WIB

AP/Lee Jin-man
TEMPO Interaktif, Tokyo - Lembaga pemeringkat utang Standard & Poor's menyatakan biaya rekonstruksi Jepang bisa menelan dana hingga US$ 600 miliar untuk membangun kota yang dilibas gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu. Bencana itu juga berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi negeri ini.

Biaya pembangunan kembali bisa berkisar 20-50 triliun yen (setara dengan US$ 245-612 miliar). Namun S&P meramalkan dana yang dibutuhkan mencapai 30 triliun yen jika pemerintah tidak menaikkan pajak. Angka ini lebih tinggi daripada perkiraan pemerintah sebelumnya, yaitu 25 triliun yen, di luar biaya yang dikeluarkan untuk bencana nuklir.

"Bencana ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan jangka menengah Jepang," kata lembaga ini dalam keterangannya kepada kantor berita AFP. Standard & Poor's juga memperkirakan biaya yang dikeluarkan akan meningkatkan defisit fiskal Jepang di atas perkiraan sebelumnya secara kumulatif, yaitu 3,7 persen dari produk domestik bruto hingga 2013.

Bencana tersebut memangkas peringkat outlook utang luar negeri Jepang dari sebelumnya stabil menjadi negatif. S&P juga menetapkan peringkat kredit jangka panjang Jepang menjadi AA-. Kondisi keuangan Jepang diperkirakan bakal melemah selama dua tahun mendatang bila tidak ada konsolidasi fiskal.

Menteri Keuangan Yoshihiko Noda menolak berkomentar tentang peringkat utang tersebut. "Kami berhasil mengamankan sumber daya keuangan (untuk anggaran gempa tambahan) tanpa menerbitkan obligasi pemerintah yang baru," katanya.

Meski terpuruk, menurut Standard & Poor's, kondisi perekonomian Jepang masih didukung sejumlah kelebihan, antara lain sistem keuangan yang kuat diimbangi dengan restrukturisasi dan diversifikasi ekonomi tahun-tahun berikutnya. Jepang adalah kreditor eksternal terbesar di dunia, dengan aset bersih diperkirakan mencapai 322 persen dari pendapatan negara tahun lalu.

Tak hanya peringkat utang, penjualan retail negeri ini juga jeblok. Data yang dilansir Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menyatakan bulan lalu tingkat penjualan eceran merosot 8,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah penurunan paling tajam selama 13 tahun terakhir dan kedua terburuk dalam sejarah sejak 1980.

Pada Maret lalu, penjualan otomotif juga turun 32,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan mesin berkurang 17,3 persen, pakaian dan tekstil 10 persen. Sebaliknya, penjualan bahan bakar naik 5,1 persen. "Konsumen mengerem nafsu belanja sehingga perdagangan retail turun," kata Takeshi Minami, ekonom Norinchukin Research Institute.

Sepanjang April hingga September tahun ini, penjualan eceran tetap lemah. Tsunami merusak pembangkit listrik tenaga nuklir utama sehingga menyebabkan kekhawatiran kekurangan pasokan listrik menjelang musim panas.

AP | AFP | REUTERS | DEWI RINA

Berita terkait

Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Kawasan Industri ke Jepang

29 September 2017

Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Kawasan Industri ke Jepang

Indonesia membuka peluang kerja sama kawasan industri dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Defisit Jepang pada 2012 Cetak Rekor

24 Januari 2013

Defisit Jepang pada 2012 Cetak Rekor

Pemerintah Bank Sentral Jepang sepakat tambah dana stimulus untuk memulihkan perekonomian.

Baca Selengkapnya

Tren di Jepang, Lelaki Memilih Lajang

5 Desember 2012

Tren di Jepang, Lelaki Memilih Lajang

Masalah keuangan menjadi salah satu alasan pria Jepang melajang.

Baca Selengkapnya

Terowongan Ambruk, Sedikitnya Lima Orang Tewas  

2 Desember 2012

Terowongan Ambruk, Sedikitnya Lima Orang Tewas  

Terowongan Sasago, dengan panjang 4 kilometer, berada di Jalan Raya Chou di Otsuki, sekitar 80 kilometer di sebelah barat Tokyo.

Baca Selengkapnya

Tokyo Skytree, Menara Tertinggi di Dunia  

22 Mei 2012

Tokyo Skytree, Menara Tertinggi di Dunia  

Memiliki tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan Menara Eiffel.

Baca Selengkapnya

Membunuh, Tiga Warga Jepang Dihukum Gantung

29 Maret 2012

Membunuh, Tiga Warga Jepang Dihukum Gantung

Cina paling banyak menjatuhkan hukuman gantung.

Baca Selengkapnya

Operasi Bypass Kaisar Akihito Lancar  

18 Februari 2012

Operasi Bypass Kaisar Akihito Lancar  

Operasi jantung bypass Kaisar Akihito berjalan sukses.

Baca Selengkapnya

Jantung Memburuk, Kaisar Akihito Dioperasi Bypass  

18 Februari 2012

Jantung Memburuk, Kaisar Akihito Dioperasi Bypass  

Kaisar Jepang Akihito menjalani operasi jantung di rumah sakit Universitas Tokyo.

Baca Selengkapnya

Renovasi Pembangkit Nuklir, Jepang Bail Out Tepco

8 Desember 2011

Renovasi Pembangkit Nuklir, Jepang Bail Out Tepco

Bailout ini mengakhiri predikat Tepco sebagai perusahaan
independen.

Baca Selengkapnya

Pusuke, Anjing Tertua di Dunia Mati  

7 Desember 2011

Pusuke, Anjing Tertua di Dunia Mati  

Anjing tertua sebelumnya berasal dari Australia, mati pada 1939.

Baca Selengkapnya