BPK Temukan 130 Rekening Menkeu di BI

Reporter

Editor

Jumat, 5 Desember 2003 16:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Satrio B. Joedono menyatakan BPK telah menemukan 130 rekening dengan total saldo Rp 53 triliun milik Menteri Keuangan di Bank Indonesia. "Tapi saya tidak tahu apakah sebagian atau seluruh rekening tersebut telah dilaporkan atau belum," katanya dalam acara pertemuan mingguan dengan wartawan di gedung BPK, Jakarta, Jumat (5/12) siang. Billy menyatakan hal tersebut ketika menjawab pertanyaan Tempo News Room mengenai pengawasan BPK terhadap keberadaan dana nonbudgeter yang ada di tiap departemen. BPK sendiri, kata Billy, menemukan rekening tersebut ketika melakukan audit terhadap Bank Indonesia pada pemeriksaan semester I tahun 2003. Namun demikian, Billy yang didampingi Wakil Ketua dan empat anggota Auditama BPK menyatakan tidak mengetahui apakah sebagian atau seluruh rekening tersebut telah dimasukkan dalam laporan Menkeu. "Silakan ditanyakan langsung kepada yang memiliki rekening tersebut," katanya. Menurut Billy, pada zaman Presiden Abdurrahman Wahid, dibuat peraturan yang menyatakan bahwa seluruh dana nonbudgeter yang ada di tiap departemen harus dilaporkan ke BPK dan dimasukkan dalam Perhitungan Anggaran Negara (PAN)."Jadi berdasarkan Undang-undang Penerimaan Negara Bukan Pajak seharusnya tidak boleh ada lagi yang namanya dana nonbudgeter," ujarnya. Billy sendiri menduga saat ini masih banyak dana nonbudgeter yang milik departemen dan badan usaha milik negara. Hal ini karena laporan dari Menteri Keuangan berupa data ratusan rekening milik beberapa departemen dan BUMN belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. "Yang ada di BI itu ratusan rekening, belum yang ada di bank lain," katanya. Dalam pandangan Billy, Menteri Keuangan dan menteri lainnya yang paling mengetahui berapa sebenarnya dana nonbudgeter yang ada. BPK sendiri selama ini hanya mampu memeriksa dana yang memang masuk dalam anggaran. "Jadi kalau kita ditanya, ada berapa rekening dana nonbudgeter, ada di mana dan berapa saldonya, kita sama sekali tidak tahu," katanya. Dalam kesempatan sebelumnya, Billy pernah mencontohkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang hanya melaporkan data puluhan rekening saja. Padahal, menurut perkiraan BPK, seharusnya ada ratusan rekening di bawah Depdiknas. “Datanya tidak lengkap,” katanya. “Depdiknas itu membawahi seluruh perguruan tinggi negeri. Satu perguruan tinggi itu memiliki fakultas dan fakultas memiliki jurusan. Kalau tiap jurusan punya dua rekening aja, seharusnya ada ratusan rekening yang dilaporkan oleh Depdiknas,” ujar Billy. Oleh karena itu, kata Billy, pihak BPK kerap mengingatkan kepada Departemen Keuangan, selaku badan yang berwenang untuk mengumpulkan data rekening yang dimiliki oleh seluruh departemen. “Ini telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden No 1 Tahun 2000 yang memerintahkan seluruh menteri untuk melaporkan seluruh rekening yang dimiliki baik oleh departemen sendiri maupun oleh organisasi di bawah pembinaannya," tandasnya. Amal Ihsan — Tempo News Room

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

9 menit lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Mengenal Joel Matip yang akan Hengkang dari Liverpool

27 menit lalu

Mengenal Joel Matip yang akan Hengkang dari Liverpool

Bek Liverpool Joel Matip akan hengkang dari Liverpool setelah delapan tahun bermarkas di Anfield

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

35 menit lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Youtuber Ridwan Hanif Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Klaten 2024 di PKS

35 menit lalu

Youtuber Ridwan Hanif Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Klaten 2024 di PKS

Youtuber, Ridwan Hanif mendaftarkan diri mengikuti penjaringan sebagai bakal calon bupati (cabup) dalam Pilkada Klaten 2024 melalui PKS

Baca Selengkapnya

Ketua Umum PWI Kenang Salim Said Sebagai Tokoh Pers yang Serbabisa

57 menit lalu

Ketua Umum PWI Kenang Salim Said Sebagai Tokoh Pers yang Serbabisa

Hendry menyebut almarhum Salim Said menunjukkan bahwa wartawan dapat menjadi apa saja untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.

Baca Selengkapnya

Siswa MTs di Semarang Diduga Aniaya Adik Kelas Pakai Setrika karena Ajakan Jabat Tangan Tak Direspons

1 jam lalu

Siswa MTs di Semarang Diduga Aniaya Adik Kelas Pakai Setrika karena Ajakan Jabat Tangan Tak Direspons

Seorang siswa Madrasah Tsanawiyah atau MTs di Susukan, Kabupaten Semarang diduga menganiaya adik kelasnya menggunakan setrika di asrama

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

1 jam lalu

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin kondisi ekonomi Indonesia dalam masalah karena terlalu tergantung pada sumber daya alam.

Baca Selengkapnya

Rentetan Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Kolom Abu Sampai 800 Meter, Awan Panas 3 Kilometer

1 jam lalu

Rentetan Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Kolom Abu Sampai 800 Meter, Awan Panas 3 Kilometer

Gunung Semeru dilaporkan erupsi sepanjang Sabtu, 18 Mei 2024. Status masih Siaga.

Baca Selengkapnya

Profil Salim Said, Tokoh Pers dan Perfilman yang Meninggal Dunia

1 jam lalu

Profil Salim Said, Tokoh Pers dan Perfilman yang Meninggal Dunia

Salim Said tutup usia pada umur 80 tahun. Ia merupakan akademikus yang lahir pada 10 November 1943 di Amparita Parepare

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

1 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya