Pemerintah Periksa 23 Unit Boeing 737

Reporter

Editor

Rabu, 6 April 2011 06:22 WIB

Pesawat Southwest Airlines. AP/Ross D. Franklin
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Perhubungan meminta maskapai segera memeriksa kondisi pesawat Boeing seri klasik yang mereka miliki. Permintaan tersebut muncul setelah ada insiden keretakan atap pada Boeing 737-300 di Amerika Serikat. Insiden itu lalu diikuti dengan instruksi dari Badan Penerbangan Federal Amerika yang memerintah semua pesawat Boeing 737 seri klasik, seri 300 sampai 500.

"Kami sudah mengimbau maskapai yang memiliki Boeing seri klasik agar melakukan pemeriksaan. Ini sebagai bagian dari tindakan pencegahan," kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, kepada Tempo di Jakarta kemarin.

Menurut Bambang, pencegahan perlu dilakukan sambil menunggu buletin mengenai perawatan pesawat dari pabrikan Boeing. Jika dalam pemeriksaan ditemukan keretakan, Kementerian bakal melarang penggunaan pesawat jenis itu sementara waktu.

Retaknya atap Boeing 737-300 itu pertama kali ditemukan Jumat pekan lalu. Ditemukan keretakan yang melebar menjadi lubang sepanjang 152 sentimeter di atap pesawat milik maskapai Southwest Airlines. Akibatnya, pesawat Boeing 737-300 ini terpaksa mendarat di sebuah pangkalan militer. Setelah itu, Badan Keselamatan Penerbangan Amerika pun memerintahkan pemeriksaan 175 pesawat Boeing seri klasik di seluruh dunia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Maskapai Penerbangan Komersial (INACA) Tengku Burhanuddin mengatakan hampir semua maskapai di Indonesia punya Boeing 737 seri klasik. "Kalau pabrik Boeing yang meminta, bisa saja dilakukan pemeriksaan," ujar Burhanuddin.

Bambang menyebutkan di Indonesia terdapat 102 unit Boeing seri klasik jenis 737-400, 737-400, dan 737-500. Dari jumlah itu, produsen Boeing hanya meminta pemeriksaan terhadap 23 unit. Permintaan tersebut sesuai dengan manufacture line number yang dikeluarkan oleh Boeing.

Saat ini ada empat maskapai Tanah Air yang memiliki pesawat dengan manufacture line number yang masuk daftar pengawasan Boeing. Keempat maskapai itu adalah Garuda Indonesia (punya 18 unit), Batavia Air (2 unit), Sriwijaya Air (2 unit), dan Travira Air (1 unit).

Sejumlah maskapai segera merespons imbauan Kementerian. PT Garuda Indonesia sudah melakukan pemeriksaan pandangan mata atau visual terhadap lima dari 14 pesawat Boeing 737 seri klasik yang dioperasikan.

"Garuda akan melaksanakan pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan rekomendasi Boeing," kata juru bicara Garuda Indonesia, Pujobroto. Dalam pemeriksaan lanjutan, Garuda akan menggandeng perwakilan Boeing di Garuda Maintenance Facility.

Pemeriksaan visual pun sudah dilakukan Sriwijaya Air terhadap potensi keretakan di badan pesawat. "Hasilnya clear, tak ditemukan apa-apa," kata juru bicara Sriwijaya Air, Agus Soedjono.

Batavia Air bakal mematuhi aturan yang dikeluarkan otoritas Boeing dan pemerintah. "Kami akan mengikuti imbauan karena ini bertujuan untuk keselamatan penerbangan. Tapi kami selalu melakukan pemeriksaan secara berkala," ujar juru bicara Batavia, Eddy Haryanto.

l ROSALINA | BOBBY CHANDRA

Berita terkait

9 Museum Penerbangan Internasional yang Menarik untuk Dikunjungi

5 hari lalu

9 Museum Penerbangan Internasional yang Menarik untuk Dikunjungi

Terdapat sembilan museum penerbangan internasional yang menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi pengunjung dari seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Gelar Kompetisi Drone Tempur Loyal Wingman, Angkatan Udara Amerika Pilih 2 Finalis Ini

7 hari lalu

Gelar Kompetisi Drone Tempur Loyal Wingman, Angkatan Udara Amerika Pilih 2 Finalis Ini

Kompetisi drone tempur ini telah menyisihkan tiga perusahaan teknologi militer dirgantara raksasa--Boeing, Lockheed-Martin, dan Northrup-Grumman.

Baca Selengkapnya

Pesawat Kargo Boeing Mendarat Darurat di Istanbul Tanpa Roda Depan

9 hari lalu

Pesawat Kargo Boeing Mendarat Darurat di Istanbul Tanpa Roda Depan

Pesawat kargo Boeing melakukan pendaratan darurat tanpa roda depan. Percikan api beterbangan.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

11 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

14 hari lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

15 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

16 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

28 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Berburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?

46 hari lalu

Berburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?

Apakah sudah pernah mendengar istilah skiplagging sebelumnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian

47 hari lalu

Alasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian

Jika ingin menghemat waktu selama penerbangan wisatawan disarankan menggunakan hand luggage

Baca Selengkapnya