Privatisasi dan Divestasi Sesuaikan Dengan Situasi Pasar
Reporter
Editor
Rabu, 3 Desember 2003 16:35 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pasca Tragedi Bali, pemerintah akan menyesuaikan pelaksanaan divestasi dan privatisasi BUMN. Langkah ini terpaksa ditempuh pemerintahagar memperoleh harga terbaik yang memberikan keuntungan maksimal. Soal jadwal yang meleset, tak menjadi pertimbangan utama pemerintah. “Kita tak boleh memakai kacamata kuda,” ujar Menteri Keuangan Boediono. Menurut Boediono, sejak peledakan bom Bali, country risk Indonesia sangat meningkat. Hal ini tercermin dari risiko dan biaya transaksi dengan Indonesia yang meningkat. Selain itu, premi asuransi dan biaya bunga pinjaman pun kian mahal. Akibatnya para investor ragu-ragu untuk masuk ke Indonesia. Boediono membantah telah mendapat tekanan dari IMF agar tetap menjalankan program privatisasi dan divestasi BUMN. Yang menjadi perhatian pemerintah, kata Boediono, adalah soal harga jual dan perbaikan ekonomi pasca Tragedi Bali. Pekan lalu, Ketua Tim Kaji Ulang (Review) IMF, Daniel Citrin, meminta pemerintah Indonesia melanjutkan program pemulihan ekonomi sesuai jadwal. Perwakilan IMF untuk Asia dan Pasifik ini mengingatkan, penundaan privatisasi akan menjadi sinyal buruk bagi Indonesia. Meski begitu, IMF menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah untuk menentukan waktu tepat untuk melaksanakannya. (Dara Meutia Uning --- Tempo News Room)
Berita terkait
Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Haaland Borong 4 Gol, Manchester City Kalahkan Wolves 5-1
5 menit lalu
Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Haaland Borong 4 Gol, Manchester City Kalahkan Wolves 5-1
Erling Haaland memboronhg 4 gol saat Manchester City taklukkan Wolves 5-1 di Liga Inggris pekan ke-36.