Tsunami Pergi, Datanglah Peluang

Reporter

Editor

Rabu, 23 Maret 2011 09:18 WIB

Buruh di pabrik pengolahan kayu asal Jepang PT. NYP Wood Work Purbalingga sedang mengolah kayu pinus menjadi Hamamoko Ita, Kamis (17/3). Perusahaan tersebut mengekspor produknya ke Jepang. Mereka berkomitmen untuk tidak menarik investasinya dari Purbalingga. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Gempa dan tsunami yang menghantam timur laut Jepang 11 Maret silam membuka peluang bagi pengusaha Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke negara itu.

Pengusaha perikanan memprediksi ekspor udang ke Jepang bakal naik saat negeri itu berbenah diri. Sebab, banyak industri perikanan yang hancur dihajar tsunami.

"Peningkatannya sekitar lima persen dari rata-rata ekspor bulanan," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia Thomas Darmawan ketika dihubungi kemarin.

Pada 2010, ekspor udang ke Jepang mencapai US$ 375 juta, dengan rata-rata ekspor bulanan sekitar US$ 31 juta. Kenaikan ekspor tipis karena keuangan Jepang lebih banyak dikerahkan untuk memperbaiki infrastruktur.

Senada Thomas, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu optimistis ada peningkatan ekspor ke Jepang. "Saya sempat berbicara dengan beberapa eksportir, ada peningkatan pesanan udang dan ikan untuk menggantikan produk yang terkontaminasi (radiasi nuklir)," kata Mari.

Selain udang, tentu saja komoditas lain yang bakal naik adalah kayu olahan buat kebutuhan rekonstruksi. Kenaikannya cukup besar, sekitar 10 persen.

Kepala Divisi Pemasaran Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia Jimmy Chandra bertutur saat Negeri Matahari Terbit membangun kota-kota yang terkena tsunami, kebutuhan kayu untuk rumah sederhana akan naik.

Selama ini, 37 persen ekspor kayu Indonesia ditujukan ke Jepang. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor kayu olahan yang menggunakan tarif preferensi dalam kerangka kerja sama Indonesia Japan Economic Partnership (IJEPA) saja sebesar US$ 19,61 juta per bulan.

Pada Januari, ekspor kayu olahan yang menggunakan tarif IJEPA mencapai US$ 247,8 juta. "Sejak bencana tsunami yang lalu, ekspor ke Jepang belum ada gangguan," kata Jimmy.

Produsen nikel, PT International Nickel Tbk (INCO), pun memastikan ekspor mereka ke Jepang tetap lancar. "Ekspor kami tidak terganggu dan tidak dialihkan," kata Direktur Utama INCO Tony Wenas dalam pesan pendek.

Ekspor INCO pada 2010 sebesar 75.989 ton. Seluruhnya ditujukan ke Jepang. Kondisi ini berbeda dengan ekspor batu bara. Setelah gempa dan tsunami, ekspor batu bara Indonesia ke Jepang terhambat.

Satu unit kapal pengangkut batu bara dialihkan ke Cina. Pengalihan pasokan dilakukan karena Jepang masih menghitung kebutuhan energi listrik untuk mengganti kehilangan pasokan dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami membenarkan ekspor Indonesia ke Jepang tidak banyak terganggu. "Asosiasi karet juga menyatakan tidak ada dampak ekspor akibat tsunami. Sebab, basis industri otomotif ada di negara lain," kata dia.

Begitupun Bustami tidak memungkiri kalau bencana ini pasti akan ada dampaknya pada kinerja ekspor Indonesia. Sebab, Jepang termasuk lima besar negara tujuan ekspor. "Pasti akan ada koreksi, namun kami belum bisa menghitungnya," ujar dia.

Menteri Mari mengimbuhkan, jika berkaca pada bencana gempa Kobe tahun 1995 yang lalu, biasanya kinerja ekspor akan terkoreksi pada satu kuartal saja di tahun berjalan.

Kuartal berikutnya perekonomian Jepang akan naik kembali seiring dengan proses rekonstruksi dan rehabilitasi yang mendorong pertumbuhan impor.

Bank Dunia juga yakin pertumbuhan ekonomi Jepang hanya melambat untuk sesaat. Gempa Kobe mengajarkan bahwa Jepang hanya butuh waktu tiga bulan untuk mengatasi dampak bencana alam.

"Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Jepang akan negatif hingga pertengahan tahun ini. Pertumbuhan akan terjadi pada triwulan berikutnya sebagai upaya rekonstruksi," tulis Bank Dunia dalam laporan perkembangan ekonomi Asia Timur dan Pasifik yang dirilis dua hari silam.

Bank Dunia secara resmi belum menghitung nilai kerusakan. Hanya, mengutip dari perkiraan lembaga swasta, kerugian ditaksir US$ 122-235 miliar atau 2,5-4 persen dari PDB negara itu. Gempa Kobe menyebabkan kerusakan senilai US$ 100 miliar atau sekitar 2 persen PDB.

EKA UTAMI APRILIA | EFRI RITONGA

Berita terkait

Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Kawasan Industri ke Jepang

29 September 2017

Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Kawasan Industri ke Jepang

Indonesia membuka peluang kerja sama kawasan industri dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Defisit Jepang pada 2012 Cetak Rekor

24 Januari 2013

Defisit Jepang pada 2012 Cetak Rekor

Pemerintah Bank Sentral Jepang sepakat tambah dana stimulus untuk memulihkan perekonomian.

Baca Selengkapnya

Tren di Jepang, Lelaki Memilih Lajang

5 Desember 2012

Tren di Jepang, Lelaki Memilih Lajang

Masalah keuangan menjadi salah satu alasan pria Jepang melajang.

Baca Selengkapnya

Terowongan Ambruk, Sedikitnya Lima Orang Tewas  

2 Desember 2012

Terowongan Ambruk, Sedikitnya Lima Orang Tewas  

Terowongan Sasago, dengan panjang 4 kilometer, berada di Jalan Raya Chou di Otsuki, sekitar 80 kilometer di sebelah barat Tokyo.

Baca Selengkapnya

Tokyo Skytree, Menara Tertinggi di Dunia  

22 Mei 2012

Tokyo Skytree, Menara Tertinggi di Dunia  

Memiliki tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan Menara Eiffel.

Baca Selengkapnya

Membunuh, Tiga Warga Jepang Dihukum Gantung

29 Maret 2012

Membunuh, Tiga Warga Jepang Dihukum Gantung

Cina paling banyak menjatuhkan hukuman gantung.

Baca Selengkapnya

Operasi Bypass Kaisar Akihito Lancar  

18 Februari 2012

Operasi Bypass Kaisar Akihito Lancar  

Operasi jantung bypass Kaisar Akihito berjalan sukses.

Baca Selengkapnya

Jantung Memburuk, Kaisar Akihito Dioperasi Bypass  

18 Februari 2012

Jantung Memburuk, Kaisar Akihito Dioperasi Bypass  

Kaisar Jepang Akihito menjalani operasi jantung di rumah sakit Universitas Tokyo.

Baca Selengkapnya

Renovasi Pembangkit Nuklir, Jepang Bail Out Tepco

8 Desember 2011

Renovasi Pembangkit Nuklir, Jepang Bail Out Tepco

Bailout ini mengakhiri predikat Tepco sebagai perusahaan
independen.

Baca Selengkapnya

Pusuke, Anjing Tertua di Dunia Mati  

7 Desember 2011

Pusuke, Anjing Tertua di Dunia Mati  

Anjing tertua sebelumnya berasal dari Australia, mati pada 1939.

Baca Selengkapnya