TEMPO Interaktif, Tokyo - Sony Corporation menyatakan bakal menghidupkan kembali perusahaan baterai ion lithium di Prefektur Tochigi secara bertahap pada Selasa besok. Perusahaan elektronik raksasa ini adalah satu dari selusin perusahaan di Jepang yang mematikan perusahaannya dan memangkas produksi setelah gempa bumi dan tsunami dua pekan lalu.
Nissan Motor Co, produsen otomotif nomor dua di Jepang, menghidupkan kembali operasi di lima perusahaan di Jepang pada Senin. Produksi kendaraan diperkirakan kembali normal paling lambat pekan ini.
Jepang sedang memulai masa pemulihan mengatasi krisis kemanusiaan dan nuklir setelah gempa 9 skala richter itu. Negeri sakura selama ini adalah salah satu negara distribusi kunci automotif global dan industri teknologi.
Nissan juga akan melanjutkan produksi bagian perbaikan dan bagian untuk manufaktur seluruhnya di pabrik Oppama, Tochigi, Yokohama, Kyushu and Nissan Shatai. Produksi kendaraan direncanakan dimulai pada Kamis.
Nissan memprediksi restorasi dari pabrik mesin Iwaki, di Jepang Utara, akan memakan waktu lebih lama daripada pabrik lainnya. Nissan selama ini memasok 22 persen pangsa pasar dari total kendaraan di Jepang.
Goldman Sachs memprediksi, penghentian produksi kemarin telah berimbas terhadap kerugian sekitar 2 miliar Yen ata U$ 24,8 juta per hari untuk Nissan.
Sementara itu, Toshiba menyatakan pada Senin, produksi masih terhenti di pabrik di Prefektur Iwake. Pabrik ini yang membuat chips LSI system untuk mikroprosessor dan sensor image.
Toshiba menyatakan telah dikerjakan untuk membawa pabrik kembali ke kondisi asal, tapi tidak punya jangka waktu untuk melanjutkan produksi. Ia menyatakan, dalam majelis (manajemen) pabrik yang membuat small liquid crystall display untuk smartphone dan perangkat lainnya, akan ditutup selama sebulan untuk memperbaiki kerusakan mesin.
Di sisi lain, produsen Sony tidak yakin jika pabrik akan melanjutkan operasi. Sebagian dari output pabrik akan didistribusikan pada manufaktur yang lain, termasuk untuk seluruh pelanggan.
Kemudian, Renesas, pembuat chip nomor lima di dunia, juga telah menghentikan operasi delapan fasilitas dan juga tidak yakin akan melanjutkan produksi.
Perusahaan menyatakan, juga sepertinya tidak akan menghidupkan beberapa pabriknya hingga ancaman pemadaman listrik yang diperkirakan akan berakhir hingga akhir April dikurangi.
REUTERS | FEBRIANA FIRDAUS
Nissan Motor Co, produsen otomotif nomor dua di Jepang, menghidupkan kembali operasi di lima perusahaan di Jepang pada Senin. Produksi kendaraan diperkirakan kembali normal paling lambat pekan ini.
Jepang sedang memulai masa pemulihan mengatasi krisis kemanusiaan dan nuklir setelah gempa 9 skala richter itu. Negeri sakura selama ini adalah salah satu negara distribusi kunci automotif global dan industri teknologi.
Nissan juga akan melanjutkan produksi bagian perbaikan dan bagian untuk manufaktur seluruhnya di pabrik Oppama, Tochigi, Yokohama, Kyushu and Nissan Shatai. Produksi kendaraan direncanakan dimulai pada Kamis.
Nissan memprediksi restorasi dari pabrik mesin Iwaki, di Jepang Utara, akan memakan waktu lebih lama daripada pabrik lainnya. Nissan selama ini memasok 22 persen pangsa pasar dari total kendaraan di Jepang.
Goldman Sachs memprediksi, penghentian produksi kemarin telah berimbas terhadap kerugian sekitar 2 miliar Yen ata U$ 24,8 juta per hari untuk Nissan.
Sementara itu, Toshiba menyatakan pada Senin, produksi masih terhenti di pabrik di Prefektur Iwake. Pabrik ini yang membuat chips LSI system untuk mikroprosessor dan sensor image.
Toshiba menyatakan telah dikerjakan untuk membawa pabrik kembali ke kondisi asal, tapi tidak punya jangka waktu untuk melanjutkan produksi. Ia menyatakan, dalam majelis (manajemen) pabrik yang membuat small liquid crystall display untuk smartphone dan perangkat lainnya, akan ditutup selama sebulan untuk memperbaiki kerusakan mesin.
Di sisi lain, produsen Sony tidak yakin jika pabrik akan melanjutkan operasi. Sebagian dari output pabrik akan didistribusikan pada manufaktur yang lain, termasuk untuk seluruh pelanggan.
Kemudian, Renesas, pembuat chip nomor lima di dunia, juga telah menghentikan operasi delapan fasilitas dan juga tidak yakin akan melanjutkan produksi.
Perusahaan menyatakan, juga sepertinya tidak akan menghidupkan beberapa pabriknya hingga ancaman pemadaman listrik yang diperkirakan akan berakhir hingga akhir April dikurangi.
REUTERS | FEBRIANA FIRDAUS
