Kinerja Ekspor-Impor Selama Januari Melempem

Reporter

Editor

Selasa, 1 Maret 2011 20:10 WIB

Suasana bongkar muat di Pelabuhan Internasional Peti Kemas Tanjung Priok, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO Interaktif, Jakarta - Nilai ekspor Indonesia selama Januari tahun ini turun. Penurunan kinerja ekspor akibat merosotnya ekspor nonminyak dan gas. Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan penurunan itu merupakan hal wajar yang terjadi setiap awal tahun.

"Selain waktu kerja efektif yang sedikit, ada kecenderungan masyarakat dunia habis-habisan memenuhi semua kebutuhan akhir tahun," kata Rusman di Jakarta kemarin. Sementara itu, pada awal tahun terjadi penurunan aktivitas ekspor dan impor di pelabuhan.

Nilai ekspor pada Januari mencapai US$ 14,45 miliar, atau turun 14,11 persen dibanding pada Desember tahun lalu. Jika dibanding pada Januari tahun lalu, nilai itu naik 24,65 persen. Ekspor nonmigas pada Januari anjlok 12,04 persen senilai US$ 13.570,6 juta.

Selaras dengan ekspor, nilai impor Januari tahun ini menjadi US$ 12,55 miliar atau turun 4,55 persen dibanding bulan sebelumnya. Jika dibanding impor Januari 2010, impor bulan lalu melesat 32,22 persen. Meski total nilai impor turun, impor migas melaju 12,44 persen atau setara dengan US$ 328,8 juta akibat naiknya impor hasil minyak.

Selain minyak, impor nonmigas, seperti plastik dan barang plastik, tercatat tumbuh 48,49 persen senilai US$ 480,1 juta. Ketua Umum Asosiasi Industri Kemasan Fleksibel Indonesia Felix S. Hamidjaja mengatakan kenaikan impor dipicu oleh penurunan pasokan bahan baku.

"Salah satunya karena Tri Polyta dan Polytama berhenti produksi," kata Felix. PT Tri Polyta Indonesia dan PT Polytama Propindo, yang menjadi pemasok utama bahan baku plastik dalam negeri, berhenti berproduksi sejak Agustus tahun lalu. Pada saat yang sama, dua pabrik di Asia juga stop berproduksi.

Kelangkaan pasokan bahan baku tak hanya terjadi di dalam negeri, tapi juga di negara lain. Bahan baku yang sulit didapat terutama jenis polipropilena. Menurut Felix, pemesanan hanya bisa dipenuhi dalam 2-3 bulan mendatang. "Jadi pabrik memang kekurangan bahan baku," katanya.

IRA GUSLINA | KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

10 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

11 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

11 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

11 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

12 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

12 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

15 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya