Pertamax Unjuk Gigi, Sumbang Inflasi Januari

Reporter

Editor

Selasa, 1 Februari 2011 14:41 WIB

Pertamax. TEMPO/Subekti
TEMPO Interaktif, Jakarta - Komoditas Pertamax mulai menunjukkan taringnya dalam komponen inflasi meski pembatasan bahan bakar bersubsidi baru dilakukan awal April. Sepanjang Januari, Pertamax menyumbang inflasi 0,02 persen. Sementara inflasi keseluruhan 0,89 persen. "Pertamax menempati urutan ke-13 dalam komoditas penyumbang inflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan di Jakarta, Selasa (1/2).

Inflasi Pertamax setara kenaikan harga Pertamax Rp 250 per liter. Melihat tren kenaikan harga minyak dunia akibat krisis politik di Mesir, Pertamax masih mungkin menjadi penyumbang inflasi pada Februari. Mencuatnya Pertamax dalam komponen inflasi Januari membuat BPS khawatir dengan rencana pembatasan Premium. Pasalnya, ketika pembatasan Premium diterapkan pada April, bobot Pertamax terhadap inflasi diyakini bakal meningkat.

Saat ini bobot Pertamax dan BBM lain mencapai 4 persen terhadap perhitungan inflasi. "Ketika dibatasi, penggunanya bertambah sehingga bobotnya lebih besar," ujar Rusman. BPS masih mengkaji berapa kenaikan bobot Pertamax. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, periode Februari-April akan mengalami inflasi rendah akibat melimpahnya pasokan beras setelah panen raya. Namun harga minyak dunia yang terus melambung, diduga bisa mengganggu kebiasaan ini.

Kenaikan minyak mentah dunia terjadi sejak awal tahun ini yang berdampak langsung pada harga Pertamax yang dijual Pertamina. Kemarin, harga minyak dunia menembus US$ 100 per barel, jauh di atas asumsi harga minyak mentah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar US$ 80 per barel. Sejumlah analis memperkirakan krisis politik di Mesir akan menghambat distribusi minyak sehingga menggiring harga ke level US$ 110 per barel.

Adapu inflasi di awal tahun terus meroket. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi selama Januari sebesar 0,89 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi ini setara dengan 7,02 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu. Menurut Kepala BPS, Rusman Heriawan, beras dan cabai rawit masih menjadi penyumbang inflasi terbesar, masing-masing menyumbang 0,11 persen terhadap inflasi.

Kenaikan harga beras terjadi meski bea masuk komoditas ini dihapuskan. Rusman memperkirakan terjadi kesalahan saat Bulog melakukan operasi pasar. Seharusnya Bulog menggelar operasi pasar lebih dekat ke konsumen bukan ke pasar. Sehingga membuat beras lebih banyak diserap pedagang, bukan pembeli. Akibatnya, harga beras di pasar induk masih tinggi. Kenaikan ini berpotensi berhenti pada Februari.

Penyebabnya, panen raya beras akan terjadi dalam hingga tiga bulan ke depan. Sementara volume produksi cabai rawit juga ikut mengalami peningkatan sebagai respons petani terhadap permintaan. Komoditas lain yang ikut menyumbangkan inflasi terbesar adalah ikan segar 0,09 persen, cabai merah 0,07 persen, bawang merah 0,07 persen.

Harga sewa rumah juga meningkat di awal tahun sebesar 0,06. Sementara harga minyak goreng juga mengalami kenaikan 0,05 persen. Namun, deflasi juga terjadi pada dua komoditas sayur-sayuran dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01 persen. Adapun nilai inflasi inti mencapai 0,49 persen atau mengalami kenaikan 4,18 persen secara laju tahunan (year on year).

ANTON WILLIAM

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

10 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

11 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

11 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

11 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

12 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

12 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya