TEMPO Interaktif, Jakarta - Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke obyek wisata di Banyuwangi, Jawa Timur, selama 2010 mencapai 13.671 orang, atau naik 19 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun 2009 wisatawan mancanegara sebanyak 11.992 orang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Suprayogi kepada wartawan di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (14/01).
Wisatawan mengunjungi 24 obyek wisata di Banyuwangi. Namun obyek wisata yang paling digemari adalah Gunung Ijen. Hingga Desember 2010, tercatat 9.281 turis asing mengunjungi gunung setinggi 2.443 meter dari permukaan laut itu.
Sedangkan untuk wisatawan lokal selama tahun lalu tercatat sebanyak 257.710 orang. Mereka lebih banyak mengunjungi obyek wisata Taman Suruh yang menyediakan pemandian dari air alam.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuwangi, Nasiroh, mengatakan, pengelolaan pariwisata di Banyuwangi belum maksimal. "Padahal potensi wisata di Banyuwangi cukup besar," kata dia.
Pengelolaan yang belum maksimal itu, menurut Nasiroh dia, ditunjukkan dengan buruknya infrastruktur, kurangnya promosi dan belum terintegrasi dengan kultur masyarakat.
Padahal, wisata alam yang menyedot banyak wisatawan asing itu dapat dipadukan dengan wisata budaya yang dimiliki masyarakat Banyuwangi. Dengan demikian, kata Nasiroh, masyarakat bakal merasakan dampak ekonomis dari kehadiran wisatawan.
IKA NINGTYAS
"Tahun 2009 wisatawan mancanegara sebanyak 11.992 orang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Suprayogi kepada wartawan di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (14/01).
Wisatawan mengunjungi 24 obyek wisata di Banyuwangi. Namun obyek wisata yang paling digemari adalah Gunung Ijen. Hingga Desember 2010, tercatat 9.281 turis asing mengunjungi gunung setinggi 2.443 meter dari permukaan laut itu.
Sedangkan untuk wisatawan lokal selama tahun lalu tercatat sebanyak 257.710 orang. Mereka lebih banyak mengunjungi obyek wisata Taman Suruh yang menyediakan pemandian dari air alam.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuwangi, Nasiroh, mengatakan, pengelolaan pariwisata di Banyuwangi belum maksimal. "Padahal potensi wisata di Banyuwangi cukup besar," kata dia.
Pengelolaan yang belum maksimal itu, menurut Nasiroh dia, ditunjukkan dengan buruknya infrastruktur, kurangnya promosi dan belum terintegrasi dengan kultur masyarakat.
Padahal, wisata alam yang menyedot banyak wisatawan asing itu dapat dipadukan dengan wisata budaya yang dimiliki masyarakat Banyuwangi. Dengan demikian, kata Nasiroh, masyarakat bakal merasakan dampak ekonomis dari kehadiran wisatawan.
IKA NINGTYAS
