Peluncuran Kartu Kredit OCBC NISP Liquid Platinum. Jakarta Kamis (08/04). Kartu kredit ini menawarkan kemudahan dalam aktivitas traveling. TEMPO/Dinul Mubarok
TEMPO Interaktif, Jakarta -Jumlah pengguna kartu kredit terus bertambah. Data Bank Indonesia menyebutkan jumlah kartu kredit hingga akhir 2010 mencapai 13,4 juta kartu.
Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah mengatakan pertumbuhan rata-rata kartu kredit mencapai 18 persen. Ia melanjutkan, potensi penggunaan kartu kredit oleh masyarakat cukup besar. Pangsa pasar di Indonesia dinilai masih terbuka untuk mengembangkan kartu kredit. "Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini terdapat kurang lebih 104 juta penduduk yang potensial untuk menjadi pemegang kartu. Sementara itu, jumlah kartu kredit akhir tahun 2010 baru mencapai 13,4 juta kartu," ujar Difi. Penduduk potensial adalah tenaga kerja berusia 15 tahun ke atas.
Bila satu orang memiliki dua kartu kredit, menurut Difi, jumlah pemegang kartu kredit di Indonesia dibandingkan dengan potensi pasar yang ada (jumlah penduduk usia produktif) baru mencapai 4,5 persen. Pesatnya pertumbuhan kartu kredit tercermin pada tren peningkatan jumlah kartu yang beredar tiap tahunnya.
"Naiknya tren jumlah kartu tersebut selama kurun waktu lima tahun turut pula mendorong peningkatan penggunaannya," ujar Difi. Adapun volume pertumbuhan kartu per tahun rata-rata mencapai 16 persen, dan dari sisi nilai mencapai 28 persen.
Banjir Promo Tiket Wisata dari Bank CIMB Niaga di Cathay Pacific Travel Fair 2024, Besok Berakhir
2 Maret 2024
Banjir Promo Tiket Wisata dari Bank CIMB Niaga di Cathay Pacific Travel Fair 2024, Besok Berakhir
Bank CIMB Niaga dan maskapai penerbangan Cathay Pacific Airways Limited menggelar Cathay Pacific Travel Fair 2024 untuk menghadirkan beragam promo tiket wisata favorit dunia.
Sederet Bank Terjun ke Bisnis Paylater, Ekonom: Fenomena Wajar, Bukan Lompatan Besar
7 Desember 2023
Sederet Bank Terjun ke Bisnis Paylater, Ekonom: Fenomena Wajar, Bukan Lompatan Besar
Saat ini, sederet perbankan sudah dan akan merambah ke segmen bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater (bayar nanti). Bagaimana tanggapan ekonom?