Kegarangan Harga Cabai Perlahan Memudar

Reporter

Editor

Kamis, 6 Januari 2011 22:21 WIB

TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO Interaktif, Jakarta - Harga cabai, yang beberapa hari belakangan sempat menembus Rp 100 ribu per kilogram, berangsur turun. Harga cabai menurun di tengah inspeksi mendadak yang dilakukan Kementerian Perdagangan di Tangerang, Banten, Kamis (06/01). Meski turun, pedagang mengeluhkan aktivitas perdagangan yang belum stabil.

Saat berkunjung ke Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Sekretaris Direktorat Jenderal Kementerian Perdagangan Gunaryo mendapat laporan hampir semua harga cabai dari berbagai jenis mengalami penurunan jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.

Pada Kamis ini, harga cabai rawit merah di Pasar Tanah Tinggi menjadi Rp 70 ribu, dari sebelumnya Rp 90 ribu per kilogram. Harga cabai rawit hijau asal Temanggung dijual Rp 40 ribu, turun Rp 10 ribu per kilogram dari harga semula. Harga cabai merah keriting biasa turun Rp 10 ribu menjadi Rp 35 ribu per kilogram.

Gunaryo mengatakan kecil kemungkinan terjadi aksi spekulasi yang mengatrol harga cabai hingga Rp 100 ribu per kilogram. Selain cepat busuk, tak tahan lama jika lama disimpan. “Untuk mengatasi kekurangan pasokan salah satunya menambah sentra produksi,” kata Gunaryo.

Ketua Kelompok Pedagang Cabai Pasar Induk Tanah Tinggi, Rustandi, mengatakan, meski turun, harga cabai masih fluktuatif. Kondisi harga yang tak menentu cenderung merugikan pedagang. “Siang hari harga Rp 35 ribu per kilogram, tapi besok pagi sudah turun Rp 5 ribu,” ujar Rustandi.

Naik-turunnya harga cabai di pasar tak terlalu dikhawatirkan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Ia optimistis harga cabai akan turun dengan sendirinya. "Kecuali yang naik adalah beras, saya akan sangat waswas," kata Bibit. "Kita makan nasi, bukan makan cabai."

Melonjaknya harga cabai menjadi momentum untuk menyadarkan masyarakat bahwa cabai mudah ditanam di tempat sempit, seperti di pot atau rak. "Cuma kebiasaan kita sekarang instan. Maunya membeli saja. Kalau suplai kurang, efeknya seperti itu," kata Menteri Pertanian Suswono.

Suswono menjelaskan, pemerintah kini mencanangkan gerakan menanam tumbuhan pedas itu. Perlu sekitar tiga bulan sebelum tanaman cabai menghasilkan. Lantas selama 1-2 tahun cabai bisa terus dipanen. Tiga bulan menjelang Lebaran, kata dia, gerakan itu kembali digencarkan.

Pemerintah memulai gerakan itu dengan membagikan bibit gratis itu untuk 100 ribu keluarga. "Kita memberikan bibit gratis. Tahun ini kita segera lakukan. Lebih cepat, lebih baik," ujar Suswono sebelum sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden kemarin.

Saat ini Kementerian Pertanian telah mengembangkan benih cabai dari varietas unggul. Benih baru itu akan diperkenalkan pada Mei mendatang. "Benih ini tahan hujan. Jenisnya kultivar lembang 1, kultivar lembang 2, kultivar Tanjung, dan TM 99," kata Direktur Jenderal Hortikultura Hassanuddin Ibrahim.

Hassanuddin berharap penemuan baru tersebut dapat mengatasi produksi cabai yang menurun. Sebab, curah hujan yang tinggi menekan produksi hingga 30 persen. Padahal konsumsi masyarakat akan cabai cukup besar, yang rata mencapai 1,2 juta ton per tahun.

BUNGA MANGGIASIH | AYU CIPTA | ROFIUDDIN | ROSALINA | BOBBY CHANDRA

Berita terkait

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

4 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

1 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

1 hari lalu

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

2 hari lalu

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

3 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

5 hari lalu

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

8 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

11 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

13 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya