Kekosongan Kepemimpinan BPWS Bisa Hambat Pembangunan Suramadu  

Reporter

Editor

Sabtu, 25 Desember 2010 15:41 WIB

TEMPO/Fully Syafi
TEMPO Interaktif, BANGKALAN - Anggota Komisi Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Mahmudi mendesak pemerintah pusat segera mengisi kekosongan jabatan Kepala Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).

Menurut Mahmudi, lowongnya jabatan Kepala BPWS setelah Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPWS Junaedi Mahendra mengundurkan diri bisa menghambat seluruh program pembangunan Suramadu. ”Hingga saat ini masih banyak program BPWS di wilayah Suramadu, khususnya sisi Bangkalan yang belum berjalan,” katanya kepada Tempo, Sabtu (25/12).

Jabatan sebagai Plt Kepala BPWS baru saja dipangku Junaedi setelah Kepala BPWS yang lama lama, Edy Purwanto, ditarik ke Jakarta Oktober 2010 lalu. Eddy memegang jabatan baru sebagai Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Tata Kelola Pemerintahan.

Selain sebagai Plt Kepala BPWS, Junaedi adalah juga Wakil Kepala BPWS. Itu sebabnya, kekosongan kepemimpinan di BPWS bisa mengakibatkan program pembangunan kawasan Suramadu terbengkalai.

Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo minta Junaedi untuk bertahan hingga ada pengganti Kepala BPWS definitif. Soekarwo khawatir, kekosongan kepemimpinan di BPWS akan membuat pembangunan kawasan Suramadu macet. "Pengembangan Suramadu mulai berjalan, jangan sampai terhenti karena tidak ada pemimpinanya," tutur Soekarwo.

Soekarwo mengatakan segera memproses pergantian Junaedi. Soekarwo mengakui siapa pengganti Junaedi merupakan wewenang Menteri Pekerjaan Umum, namun atas usulan gubernur. "Calonnya bisa siapa saja, asal paham budaya Madura dan profesional," kata Soekarwo pula.

Namun kekhwatiran tersebut ditampik Deputi Pengembangan BPWS Agus Wahyudi. Belum ditunjuknya pengganti Junaedi tidak mempengaruhi kinerja lembaga tersebut. Sebab BPWS telah memiliki program jangka pendek maupun jangka panjang. "Selain itu masih ada sejumlah deputi yang bisa mengambil alih tugasnya," ucapnya.

Agus membantah pengunduran diri Junaedi karena ada masalah di internal BPWS. Pengunduran diri tersebut sudah lama menjadi keinginan Junaedi. Bahkan jauh sebelum Edy ditarik ke Jakarta. "Permohonan pengunduran dirinya belum disetujui. Pak Junaedi masih masuk kantor seperti biasa," ujarnya.

Dalam keterangan persnya beberapa hari lalu, Junaedi menjelaskan pengunduran dirinya karena alasan keluarga. "Saya sudah tua, sudah berusia 56 tahun, sudah saatnya untuk pulang kampung," kata mantan Bupati Madiun itu.

Junaedi menepis pengunduran diri karena ketidakcocokan kepemimpinan BPWS dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Di antaranya masalah penataan pedagang kaki lima (PKL). MUSTHOFA BISRI | FATKHUR ROHMAN TAUFIQ.



Berita terkait

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

2 menit lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

PDIP menggugat KPU ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Cakung, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

5 menit lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Sakti Sheila On 7, Keluar Band, Hijrah hingga Rilis Album Religi

14 menit lalu

Perjalanan Sakti Sheila On 7, Keluar Band, Hijrah hingga Rilis Album Religi

Sakti atau Salman Al-Jugjawy adalah mantan personel Sheila on 7 yang kini hijrah dan lebih mendalami Agama Islam.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

14 menit lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Mulai Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang

21 menit lalu

Dewas KPK Mulai Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang

Dewas KPK telah mengundang Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dalam agenda sidang etik dugaan penyalahgunaan wewenang.

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

27 menit lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hubungan Sesama Jenis Sah Dilarang di Irak, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

27 menit lalu

Hubungan Sesama Jenis Sah Dilarang di Irak, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Parlemen Irak melarang hubungan sesama jenis. Didukung oleh mayoritas partai Syiah.

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

27 menit lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Jadwal Live dan Prediksi Persebaya Surabaya vs Persik Kediri di Liga 1 Pekan Terakhir Hari Ini

42 menit lalu

Jadwal Live dan Prediksi Persebaya Surabaya vs Persik Kediri di Liga 1 Pekan Terakhir Hari Ini

Pertandingan bertajuk Derby Jawa Timur antara Persebaya Surabaya vs Persik Kediri akan terjadi pada pekan ke-34 Liga 1 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

50 menit lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.

Baca Selengkapnya