Pemerintah Kaji Harga Beras Kualitas Premium  

Reporter

Editor

Jumat, 3 Desember 2010 07:24 WIB

Pedagang beras. TEMPO/Dinul Mubarok
TEMPO Interaktif, Jakarta -Kementerian Pertanian sedang mengkaji penetapan harga beras kualitas premium yang nantinya bisa diserap oleh Perusahaan Umum Bulog dalam menjaga stok cadangan beras nasional. Hanya, payung hukum penetapan harga tersebut belum diputuskan dan masih dalam kajian.

"Belum ditetapkan apakah penetapan harga itu nanti masuk dalam inpres mengenai kebijakan perberasan atau dalam peraturan Menteri Pertanian," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Achmad Suryana kemarin.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan harga beras kualitas medium dalam Inpres Nomor 7 Tahun 2009 tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) agar Bulog bisa menyerap gabah di tingkat petani. Harga gabah kering ditetapkan bervariasi, dari gabah kering panen (GKP) di petani Rp 2.640 hingga harga beras di gudang Bulog Rp 5.060 per kilogram.

Pengamat ekonomi pertanian Husein Sawit menilai penetapan harga itu secara otomatis mendorong petani agar bisa menghasilkan gabah dan beras berkualitas premium. Ke depan, beras premium bisa diserap Bulog untuk dijadikan stok cadangan beras pemerintah, bukan untuk penyaluran raskin.

Sebelumnya, anggota Komisi Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Golkar, Siswono Yudohusodo, meminta pemerintah memberikan kewenangan kepada Perum Bulog agar dapat membeli beras di atas HPP. Sebab, dengan Bulog sering beralasan tidak bisa membeli beras di atas HPP, dikhawatirkan beras nasional sulit diserap optimal. Beras impor dari Vietnam dan Thailand seharga Rp 5.000 per kilogram malah didahulukan dibeli ketimbang beras lokal yang harganya hanya lebih mahal Rp 300 (Koran Tempo, 2 Desember).

Perihal keputusan penghapusan bea masuk beras impor, Achmad menegaskan hal itu tidak akan mengancam peredaran dan harga beras lokal. “Petani tetap diuntungkan," katanya.

Pasalnya, beras yang diimpor tersebut tidak dijual secara komersial, dan hanya digunakan untuk menjaga stok cadangan beras nasional. Beras tersebut juga hanya dikeluarkan untuk memberi bantuan di tempat bencana. "Beras impor itu hanya dilepas saat Perum Bulog melakukan operasi pasar, yang harganya sudah lebih dulu ditetapkan oleh pemerintah," kata Achmad.

Bukan hanya beras, pemerintah juga tengah membahas penurunan bea masuk gula impor seiring dengan kenaikan harga komoditas di pasar dunia belakangan ini. Namun Ketua Asosiasi Pedagang Gula dan Terigu Indonesia Natsir Mansyur menilai bea masuk tidak perlu dibebaskan. “Importir terlalu manja.”

ROSALINA | EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

3 menit lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Absen, Pertamina Enduro Ditekuk Popsivo Polwan

5 menit lalu

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Absen, Pertamina Enduro Ditekuk Popsivo Polwan

Tim putri Jakarta Popsivo Polwan berhasil mengalahkan Jakarta Pertamina Enduro, yang tak diperkuat Gia, dengan skor 3-0 dalam lanjutan Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

5 menit lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

17 menit lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

21 menit lalu

Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa, yang mencakup Kepala Desa.

Baca Selengkapnya

Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

29 menit lalu

Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

Xiumin kemudian menyapa penonton dari balik layar. "Hey, yo! Halo," kata dia. Seketika sorakan penonton kembali menggema dan memenuhi ruangan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

32 menit lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

34 menit lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

44 menit lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

44 menit lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya