Agus Marto: Asuransi Bencana Masih Dikaji

Reporter

Editor

Selasa, 2 November 2010 15:22 WIB

Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO Interaktif, Jakarta -Wacana pembentukan instrumen asuransi bencana yang digulirkan Menteri Keuangan Agus Marto Wardojo sepertinya belum akan terlaksana setidaknya hingga awal tahun 2011. Pemerintah masih mengkaji aturan mengenai itu.

"Saya kira butuh waktu 3 bulan untuk melakukan kajian asuransi bencana," ujar Menteri Agus kepada wartawan di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (2/11).

Dia mengatakan, pemerintah belum memasukkan asuransi bencana ke dalam anggaran negara. Apalagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011 telah disahkan akhir bulan lalu.

Meski belum ada kejelasan mengenai besaran dana, Menteri Agus memastikan pos asuransi bencana akan ada tahun depan. "Kami akan selalu bisa menjadikan itu sebagai suatu pos yang kami minta di APBN Perubahan 2011," ujarnya.

Pada pernyataan sebelumnya kepada pers, Agus mengatakan, ada baiknya asuransi bencana direasuransikan ke perusahaan asuransi dunia yang bonafide. Ia menilai belum ada perusahaan asuransi lokal yang siap menjalankan reasuransi.

Dalam kesempatan terpisah beberapa waktu lalu, Kepala badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Fuad Rachmany juga menilai perlunya dibentuk instrumen keuangan asuransi bencana. Hal itu sebagai langkah antisipasi negara-negara yang sering dilanda bencana seperti Indonesia.

Menurutnya penggunaan asuransi bencana akan lebih efektif dibandingkan menggunakan dana APBN setiap saat untuk penanggulangan bencana. Selain itu, penanganan bencana besar menggunakan asuransi bencana juga dinalai lebih cepat dibanding menunggu pengucuran dana APBN.

Ide asuransi bencana muncul setelah dalam satu bulan terakhir Indonesia dilanda tiga bencana besar yaitu banjir bandang di Wasior, Papua Barat; gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat; dan erupsi Gunung Merapi, Yogyakarta. Dana siap pakai untuk penanggulangan bencana di APBN tersedia sebesar Rp 150 miliar dan segera mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

ANTON WILLIAM

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

4 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

6 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

11 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

12 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

13 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

17 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

19 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

33 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

37 hari lalu

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

Apabila data yang diisi pada tiket tidak sesuai dengan identitas aslinya, maka penumpang Whoosh tersebut tidak ter-cover oleh asuransi.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

44 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya