Walmart Cabut Tunjangan Bagi Hasil Karyawan  

Reporter

Editor

Minggu, 10 Oktober 2010 04:13 WIB

AP/Lisa Poole
TEMPO Interaktif, New York - Perusahaan retail raksasa Amerika Serikat, Walmart Stores Inc, berencana mengakhiri kontrak bagi hasil untuk karyawannya yang telah berlaku sejak 1971. Sebagai gantinya, perusahaan menawarkan paket yang lebih menguntungkan mulai Februari tahun depan.

Paket tersebut berupa tunjangan pensiun sebesar 6 persen dari upah yang diterima karyawan. Karyawan yang telah bekerja lebih dari 13 bulan diberi tambahan sebesar 4 persen. Sebagai syarat untuk mengikuti program ini, karyawan harus mendaftarkan diri dan bersedia menyisihkan dana dalam besaran yang sama.

Walmart juga memberikan plafon asuransi kesehatan sebesar US$ 500 bagi karyawan yang belum berkeluarga. Adapun karyawan yang telah berkeluarga atau memiliki tanggungan akan diberi plafon sebesar US$ 1.000.

Dalam memo kepada karyawan, perusahaan menjanjikan bonus besar jika toko, gudang, dan pusat distribusi menunjukkan kinerja yang baik.

Juru bicara Walmart, Dave Tovar, mengatakan tunjangan pensiun baru akan membantu para karyawan mempercepat pertumbuhan dana tabungan pensiun mereka.

"Berdasarkan masukan dari para karyawan, kami merancang ulang tunjangan untuk membuatnya lebih relevan dan sesuai dengan yang sudah dilakukan sebagian besar perusahaan," ujarnya.

Tovar enggan berkomentar mengenai apakah struktur tunjangan baru dapat menghemat keuangan perusahaan.

Asisten direktur kelompok advokasi serikat karyawan WakeUp Walmart, Jennifer Stapleton, memandang rencana perusahaan dari perspektif berbeda. Ia menilai pencabutan tunjangan bagi hasil sebagai pengurangan terhadap kompensasi yang diterima karyawan.

"Menuntut karyawan dengan upah yang dekat dengan tingkat kemiskinan agar membayar pensiun adalah kurang bijak dan jauh dari realitas kehidupan karyawan," ujar Stapleton.

Walmart tersebar di 15 negara di seluruh dunia dengan 1,4 juta karyawan. Setiap tahun perusahaan ini membukukan pendapatan dari semua cabangnya di dunia sekitar US$ 400 miliar. Sebagian besar pendapatan itu didapatkan dari toko yang terletak di Amerika Serikat.

REUTERS | AP | ANTON WILLIAM

Berita terkait

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

29 November 2020

Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

Penjualan pada akhir tahun saat Natal dan Tahun Baru 2021 diperkirakan memberi sumbangan paling besar bagi sektor ritel sepanjang tahun ini.

Baca Selengkapnya

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.

Baca Selengkapnya

Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

2 Oktober 2019

Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen.

Baca Selengkapnya

Ada Diskon Pemilu 2019, Penjualan Peritel Naik 10 Kali Lipat

19 April 2019

Ada Diskon Pemilu 2019, Penjualan Peritel Naik 10 Kali Lipat

Diskon khusus Pemilu 2019 membuat penjualan sektor ritel naik hingga 10 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Belanja Pakai Kantong Plastik Bayar Rp 200 Mulai Hari Ini

1 Maret 2019

Belanja Pakai Kantong Plastik Bayar Rp 200 Mulai Hari Ini

Berbelanja ke supermarket menggunakan kantong plastik bakal dikenakan biaya Rp 200.

Baca Selengkapnya

Banyak Toko Ritel Tutup, Darmin: Dunia Sedang Berubah

18 Januari 2019

Banyak Toko Ritel Tutup, Darmin: Dunia Sedang Berubah

Darmin menyebut dunia yang berubah menyebabkan tutupnya toko ritel.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Sektor Ritel Terus Tumbuh di Sepanjang 2019

17 Januari 2019

Ekonom: Sektor Ritel Terus Tumbuh di Sepanjang 2019

Ekonom Indef Aviliani mengatakan ada sektor ritel yang akan terus tumbuh dan berkembang sepanjang 2019.

Baca Selengkapnya

BCA: Rp 1,3 Triliun Dana Tabungan Beralih ke Obligasi Ritel

9 Oktober 2018

BCA: Rp 1,3 Triliun Dana Tabungan Beralih ke Obligasi Ritel

Presiden Direktur PT BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan banyak nasabahnya mengalihkan uang tabungannya

Baca Selengkapnya

Semester I, Map Aktif Adiperkasa Catat Pendapatan Bersih Rp 2,9 T

31 Agustus 2018

Semester I, Map Aktif Adiperkasa Catat Pendapatan Bersih Rp 2,9 T

Corporate Secretary Map Aktif Adiperkasa (MAPA) Ratih Gianda menyebut pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp 2,9 triliun pada semester I 2018.

Baca Selengkapnya