Seorang pekerja sedang melakukan pengecekan produksi baja jenis Hot Rolling Mill di Pabrik PT.Krakatau Steel (Persero) di Cilegon,Banten. TEMPO/Dwi Narwoko.
TEMPO Interaktif, Jakarta -Perusahaan baja plat merah,PT Krakatau Steel membutuhkan sekitar US$ 580 juta untuk melakukan revitalisasi. Sebanyak US$ 220 juta diantaranya digunakan untuk kegiatan revitalisasi itu sendiri. Sementara untuk membangun teknologi seperti mesin pengolah bijih besi yang mendukung revitalisasi dibutuhkan sekitar US$ 350-360 juta.
"Kebutuhan dana sudah didukung oleh perbankan dan pemerintah di Eropa seperti Jerman, Austria dan Italia," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Fazwar Bujang di Kantor Kementerian Perindustrian, hari ini (24/8).
Krakatau Steel mendapatkan dana dari Eropa berdasarkan skema kerjasama Export Credit Agency (ECA). Perbankan asal Jerman yang menawarkan kredit ekspor adalah KfW Ipex dan HVB (Hypo-Vereinsbank).
Dia mengatakan, revitalisasi akan dilakukan dari hulu ke hilir. Revitalisasi hulu tahap awal direncanakan tuntas pada April 2011.Sedangkan revitalisasi tahap kedua akan selesai pada 2012.
Kegiatan yang akan dilakukan diantaranya revitalisasi mesin pembuat besi dengan konsumsi gas rendah dan hasil produk lebih baik. Sementara untuk mesin pembuat baja akan dibuat agar lebih hemat listrik.
Adapun revitalisasi hilir dijadwalkan selesai pada Desember 2010. Kegiatan yang dilakukan pada revitalisasi hilir yaitu meningkatkan kapasitas mesin dari 2 juta ton hingga 2,5 juta ton.
Menurut Fazwar, revitalisasi ini penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk-produk Krakatau Steel.
Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup
7 November 2023
Kebutuhan Baja untuk Pembangunan IKN 9,5 Juta Ton, IISIA Sebut Produksi Lokal Masih Cukup
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan total 9,5 juta ton baja hingga pembangunan tahap akhir.