Perbanas: Aturan Wajib Laporkan Prime Lending Rate Perlu Sosialisasi  

Reporter

Editor

Kamis, 19 Agustus 2010 22:18 WIB

Bank Indonesia. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) mendesak Bank Indonesia melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum mewajibkan perbankan melaporkan Prime Lending Rate mereka.

"Karena sangat berbeda antara bank besar, bank menengah, atau bank kecil. Gradenya juga beda-beda, ada grade korporasi, grade menengah atau komersial, dan ada juga grade UKM dan mikro," kata Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono di Hotel Four Seasons, Kamis (19/8).

Menurut Sigit, korporasinya bank A akan berbeda dengan korporasinya bank B karena besarnya bank berbeda-beda. "Contohnya korporasinya Bank Mandiri, kan besar sekali," katanya. Oleh karena itu, Sigit mengusulkan agar ada kesepakatan terlebih dahulu terkait tingkat Prime Lending Rate, Based Lending Rate, maupun suku bunga referensi. "Mau tunggal atau beberapa setiap segmen kreditnya, atau hanya satu secara nasional, menurut saya harus disepakati sama-sama. Kalau tidak nanti kita bingung," katanya.

Selain itu, lanjut Sigit, selama ini Prime Lending Rate belum memuat satu komponen, yaitu premi resiko. Artinya bank boleh memberikan premi resiko yang disesuaikan dengan resiko masing-masing konsumen. Jadi bisa saja premi resiko antara konsumen yang satu dengan konsumen lainnya berbeda. "Informasi ini harus lebih terbuka agar semua pelaku tahu. Selain itu, mekanisme (pelaporan Prime Lending Rate) harus diatur dan persepsinya disamakan agar masyarakat tahu," katanya.

EVANA DEWI

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

21 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya