TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur TVRI, Sumitha Tobing, mengatakan tidak ada data base di lembaga yang ia pimpin sehingga meminta audit menyeluruh. Padahal, kata Sumitha saat rapat kerja dengan Komisi I DPR dengan Menteri Negara Komunikasi dan Informasi, Syamsul Muarif, Rabu (6/2), “jumlah manusia dan peralatannya banyak sekali.” Sumitha, yang berbicara setelah Kepala LKBN Antara Mohamad Sobary dan Kepala RRI Suryanta Saleh, mengatakan bahwa kondisi TVRI terakhir berdasarkan temuan BPKP pada tahun 1999/2000 sangat memprihatinkan. Ia mencontohkan TVRI tidak memiliki data-data transmitter, yang memiliki unit komponennya sangat banyak. Begitu pula, ketika ada permintaan pergantian transistor di sebuah lokasi. Saat dicek di buku pemeliharaan, untuk melihat apakah transistornya belum pernah diganti, ternyata tidak ada catatannya. “Saya angkat tangan, saya katakan TVRI harus diaudit, tidak ada jalan lain,” tekan Sumitha. Masalah lain di TVRI, katanya, dana yang disediakan hanya 10 persen dari yang diajukan. Ia mengatakan, berdasarkan direktur adminstrasi, yang dibutuhkan oleh TVRI adalah Rp 1,2 triliun tapi yang direalisasikan di dalam APBN hanya sebesar Rp 150 miliar. Selain itu, TVRI masih memiliki utang Rp 220 miliar lebih kepada Telkom, Satelindo, dan kantor berita asing. Di sisi lain, sebenarnya TVRI memiliki piutang, 12,5 persen dari uang iklan TV swasta yang belum dibayarkan, sebesar Rp 200 miliar. Mengenai piutang sendiri, Sumitha menegaskan pihaknya sudah melakukan somasi pihak TV swasta. “Dan sekarang kami akan melapor ke Kejagung supaya itu dibayar,” terang dia. (Wuragil-Tempo News Room)