TEMPO Interaktif,
Jakarta:Siti Hardiyanti Indra Rukmana alias mbak Tutut menyampaikan surat pengunduran dirinya sebagai komisaris PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP). Surat ini disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) CMNP yang diadakan di kantor perseroan jalan Yos Sudarso Jakarta, Rabu (31/7). “Ibu menyampaikan suratnya hari ini sebelum RUPSLB digelar. Pengunduran diri ini menurut Ibu karena alasan keluarga,” kata Dirut CMNP Daddy Hariadi kepada pers usai RUPSLB digelar. Menurut Daddy, pengunduran diri Mbak Tutut ini bagi perseroan akan berdampak positif. Dia menambahkan, di satu sisi perseroan menghargai sejarah karena Mbak Tutut adalah pendiri dan memiliki pemikiran yang waktu itu dianggap luar biasa. “Itu fakta sejarah yang tidak bisa dihilangkan,” ujarnya. Sedangkan di sisi yang lain, sebagian masyarakat melihat keberadaan Tutut seringkali dikaitkan dengan isu-isu KKN. Karena itu, lanjut Daddy, dalam posisi kepemilikan Tutut yang tidak signifikan di CMNP dapat menyebabkan pemegang saham yang lain merasa beranggapan kehadiran Tutut menyebabkan saham CMNP kurang bagus. “Juga ada anggapan mendapatkan proyek baru seringkali dihambat. Padahal itu asumsi semata,” imbuh dia. Saat ini dengan keluarnya sebagai pengurus perseroan, sudah tidak ada jabatan dan saham yang dipegangnya di CMNP. Seperti diketahui sebelumnya beberapa waktu lalu Mbak Tutut telah melepas kepemilikan saham di CMNP kepada sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Singapura, Hefferman International Ltd., dan jabatannya dulu dari komisaris utama kemudian komisaris dan sekarang sudah tidak ada jabatan lagi. Sedangkan RUPSLB yang digelar hari ini memiliki satu agenda tunggal yaitu perubahan komposisi pengurus perseroan. Rapat ini dilaksanakan atas permintaan dua pemegang saham independen, Ievan Danyar Sumampau pemilik 5,13 persen saham, dan Remington Gold Limited, pemegang 5,23 persen saham. Rapat ini sendiri dihadiri oleh 87,64 persen pemegang saham atau setara dengan 1.752.841.977 lembar saham dari dua miliar saham yang dikeluarkan perseroan. Para pemegang saham secara aklamasi menyetujui usulan untuk dilakukan perubahan susunan pengurus perseroan. Setelah melalui proses pemungutan suara yang menawarkan dua paket yaitu paket A dan B, 76,26 persen pemegang saham yang hadir menyetujui komposisi baru pengurus perseroan yaitu dewan komisaris diduduki oleh Djojo Subagdja. Markus Parmadi, Yusuf Hamka, Ali Munawar, Shadiq Wahono, Lutfi Ismail dan Herman Tjahyadi Gani. Sedangkan Direktur Utama diisi oleh Daddy Hariadi dan tiga orang direktur yaitu Adityawarman, I Ketut Mardjana, dan Winten Teradika. Dalam komposisi baru ini, terdapat dua nama baru yaitu, Lutfi Ismail dan Herman Tjahyadi Gani dari Remington Gold Limited. Dalam jumpa pers ini Daddy menyampaikan harapan pemegang saham untuk meningkatkan efisiensi dan nilai pemegang saham (stakeholder value) yang berujung pada mendapatkan dividen sebesar-besarnya bagi pemegang saham. Efisiensi berupa restrukturisasi yang dilakukan berupa sumber daya manusia dan keuangannya. “Saya tidak bisa merincis satu-satu bagiannya, pokoknya di semua bagian sedikit-sedikit kita hemat,” kata Daddy. Selain itu juga, CMNP berharap dapat melanjutkan usaha perseroan dan berkembang lebih baik dengan bantuan karyawan, pemegang saham dan pemerintah. Daddy juga menyampaikan saat ini utang perseroan tinggal US$ 52 juta dan akan dilakukan restrukturisasi utang dari jangka pendek ke jangka panjang. Laba perseroan per semester pertama tahun ini sebesar Rp 108 miliar, karena keuntungan yang diraih dari selisih kurs dan berkurangnya jumlah utang. Dengan asumsi kurs Rupiah berada di kisaran Rp 9500 perDolar, CMNP berharap menangguk penerimaan sebesar Rp 375 miliar dan laba bersih sebesar Rp 130 miliar tahun 2002 ini. Selain itu Daddy juga menjelaskan pembentukan pengurus baru perseroan ini lebih diarahkan untuk melakukan konsolidasi dan restrukturisasi utang tahun ini. “Belum ada proyek baru tahun ini,” imbuhnya. Sementara itu, lanjut dia, jalan tol yang sudah dimenangkan kontraknya di Surabaya mulai digarap lagi dengan melakukan revisi tahapan-tahapannya. Tahap pertama dari Simpang Susun Waru sampai Bandara Juanda sepanjang 12,4 kilometer kini tengah melakukan pembentukan konsorsium. Pendanaan proyek ini berasal dari modal perseroan, dan partisipasi dari pemerintah daerah dan pengusaha daerah. Total biaya proyek ini sekitar Rp 750 miliar. Dan Pemda Sidoarjo telah menyatakan kesiapannya membantu membebaskan tanah. Sedangkan perkembangan pembagian hasil jalan tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) antara CMNP dengan Jasa Marga, dijelaskan Daddy, sedang diperiksa oleh konsultan independen PriceWaterhouseCooper selama dua bulan. “mudah-mudahan pertengahan September hasilnya sudah keluar,” harapnya. Berdasarkan daftar pemegang saham CMNP yang dikeluarkan BEJ 15 Juli lalu, komposisi pemegang saham berubah dengan masuknya Hefferman International yang membeli 7,201 persen saham CMNP dari PT. Citra Lamtorogung Persada. Selain itu tidak ada lagi saham yayasan Purna Bhakti Pertiwi dan PT. Bhaskara Duniajaya. Jadi susunan pemegang saham CMNP saat ini adalah Jasa Marga sebesar 17,79 persen, Peregrine Fixed Income 14,18 persen, Indocement Tunggal Prakarsa 8,80 persen, Hefferman 7,20 persen, Krakatau Steel 6,60 persen, Koperasi 0,39 persen, dan publik 45,63 persen.
(Yura Syahrul-Tempo News Room).