Layanan baru ini membidik sekaligus tiga kelas, Eksekutif, Bisnis, dan Ekonomi. Rangkaitan Kereta Malabar terdiri dari tujuh gerbong, yaitu dua gerbong Eksekutif masing-masing berkapasitas 50 tempat duduk, tiga gerbong Bisnis masing-masing berkapasitas 64 tempat duduk, dan dua gerbong Ekonomi masing-masing berkapasitas 106 tempat duduk.
Tarif maksimum Ekonomi Rp 80 ribu, Bisnis Rp 130 ribu, dan Eksekutif Rp 200 ribu. Sementara, tarif minimum Ekonomi Rp 60 ribu, Bisnis Rp 110 ribu, dan Eksekutif Rp 160 ribu. "Tarif minimum ini untuk penumpang yang naik dan turun di stasiun antara," kata kata Vice President Hubungan Masyarakat PT KA Adi Suryatmini sebelum acara peresmian di Stasiun Bandung, hari ini (30/4).
Menurutnya, Kereta Malabar tak memberikan subsidi untuk penumpang kelas ekonomi. "Kelas ekonominya menggunakan tarif mandiri, tanpa subsidi,"
Walaupun juga melayani kelas ekonomi, KA Malabar menawarkan perjalanan yang lebih nyaman daripada kelas ekonomi kereta api lainnya. "Jadi tidak ada pedagang asongan dan tidak berjubel," ujar Adi.
Perusahaan transportasi pelat merah ini menargetkan tingkat okupansi hingga 70 persen. "Kami belum menghitung target nominalnya karena ini baru akan diluncurkan, setelah sebulan akan kami evaluasi lagi," ucap Adi.
Pukul 15.30 nanti secara perdana, dua unit KA Malabar akan diberangkatkan secara bersamaan dari Stasiun Bandung dan Stasiun Malang. Untuk perjalanan ini, kedua unit sudah dipesan hingga 400 tempat duduk sejak dua minggu lalu.
Tahun ini, PT KA berharap dapat meningkatkan volume penumpang 10 persen hingga 220 juta orang, naik dari 207 juta orang tahun lalu. Volume distribusi barang juga diharapkan naik hingga 23 juta ton dari 19 juta ton tahun lalu.
PUTI NOVIYANDA