Turunnya Optimisme Pelaku Bisnis Dinilai Akibat Krisis Global

Reporter

Editor

Rabu, 10 Februari 2010 16:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Merosotnya Indeks Tendensi Bisnis tahun lalu semata-mata akibat krisis yang menyebabkan permintaan global turun. Aktivitas bisnis pun secara umum ikut turun. Tapi, dia menilai kondisi industri saat ini sudah jauh lebih baik menyusul mulai masuknya barang modal.

“Mungkin baru satu atau dua kuartal lagi semua bisa kembali ke trek normal,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Anggito Abimanyu, usai rapat pimpinan Kementerian Keuangan di Kantor Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Jakarta, Rabu (10/2).

Badan Pusat Statistik pada Rabu (10/2) ini melaporkan kinerja perekonomian tahun lalu. Hasilnya, produk domestik bruto 2009 meningkat sebesar 4,5 persen ketimbang 2008. Meski demikian, Indeks Tendensi Bisnis yang menggambarkan optimisme bisnis di dalam negeri turun dari 112,86 menjadi 108,45.

Anggito mengatakan, industri dalam negeri sebenarnya sudah dalam tren peningkatan sejak kuartal IV-2009 meski masih di bawah normal. Tapi, kondisi industri saat ini sudah jauh lebih baik menyusul mulai masuknya barang modal. Kondisi itu akan diikuti dengan masuknya investasi yang diperkirakan baru terealisasi dalam satu atau dua kuartal mendatang.

Sebab itu, dia tetap yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap bisa dikelola hingga mencapai target 5,5 persen. “Syukur-syukur bisa lebih,” ujarnya. Untuk mencapai target itu pemerintah saat ini fokus untuk menjaga konsumsi rumah tangga. Selama ini konsumsi domestik memang menjadi tiang utama perekonomian. Artinya, inflasi harus dijaga di level yang rendah.

Indeks Tendensi Bisnis merupakan indikator perkembangan ekonomi terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Bank Indonesia.

Survei tersebut dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sampel STB Triwulan IV-2009 sebanyak 2.400 perusahaan besar dan sedang, dengan responden pimpinan perusahaan.

AGOENG WIJAYA | RIEKA RAHADIANA

Berita terkait

BPDPKS dan Kementerian ESDM Bahas Energi Bersih Biodiesel B35

22 jam lalu

BPDPKS dan Kementerian ESDM Bahas Energi Bersih Biodiesel B35

BPDPKS Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM bahas energi Biodiesel B35 sebagai upaya peningkatan penyediaan energi bersih secara berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Daerah Belum Salurkan Tunjangan Profesi Guru

1 hari lalu

Ratusan Daerah Belum Salurkan Tunjangan Profesi Guru

Hingga pekan kedua Mei 2024, hanya 26 pemerintah daerah yang menyalurkan tunjangan profesi guru (TPG) ke rekening para guru.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

2 hari lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

8 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

10 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

14 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

16 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

17 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

36 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

48 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya