TEMPO Interaktif, Jakarta:Dana Moneter Internasional (IMF) tidak keberatan dengan penundaan penerbitan Surat Perbendaharaan Negara (T-Bills) tahun ini. Pokoknya kepentingan kita dulu, kita jelaskan pada mereka, kata Menteri Keuangan Boediono pada wartawan di Gedung MPR/DPR, hari Jumat (31/1). Menurut Boediono, pemerintah memutuskan untuk terlebih dahulu menerbitkan obligasi negara (T-Bonds). Pasalnya, jadwal waktunya lebih panjang dan lebih baik daripada T-Bills yang berjangka waktu 12 bulan. Jadi jika setiap 12 bulan diperbarui memang itu agak berat juga, katanya. Menteri Keuangan optimis, pasar akan memberi respon positif karena kondisinya sedang sangat bagus. Ia mencontohkan, penjualan T-Bonds sebesar Rp 2 triliun pada akhir tahun lalu. Saat itu, obligasi negara berjangka waktu delapan tahun itu mencapai tiga setengah kali oversubscribe (permintaan tiga setengah kali lebih tinggi dari penawaran). Meski begitu, Boediono memberi indikasi bahwa nilai T-Bonds yang akan diterbitkan secepatnya nanti akan ditingkatkan nilainya. Menurut perhitungan pemerintah, nampaknya T-Bonds itu yang mungkin harusnya lebih kita beri tekanan, ujarnya. Menteri mengingatkan, tujuan utama pemerintah menerbitkan T-Bills atau T-Bonds serta menciptakan pasar adalah untuk mengelola utang (debt management). Jadi profil jatuh hutang tidak terkonsentrasi pada satu saat tertentu. Sedangkan pasar berguna untuk memberi fleksibilitas dalam memperoleh dana atau membeli obligasi. Jadi, pada saat tertentu, pemerintah bisa menerbitkan T-Bills atau T-Bonds lewat pasar dan sekaligus mendapatkan dana, kalau ada hutang yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Menurut rencana, sesuai dengan persetujuan DPR, T-Bonds yang akan diterbitkan seluruhnya senilai Rp 7,7 triliun, namun penerbitannya tidak dilakukan sekaligus. Pemerintah, kata Boediono, masih berencana untuk menerbitkan T-Bills. Nanti pada waktunya, tentunya. Tergantung kebutuhan kita dan pasar, ujarnya.(Dara Meutia Uning-Tempo News Room)