Suku Bunga Acuan Diperkirakan Tetap 6,5 Persen

Reporter

Editor

Rabu, 2 Desember 2009 22:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat ekonomi memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate yang akan diumumkan pada Kamis (3/12) usai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bakal tetap di angka 6,5 persen.

Tidak ada alasan untuk menurunkan suku bunga kurang dari itu karena situasi perekonomian Indonesia dianggap masih moncer. "Inflasi ternyata tidak setinggi yang diperkirakan," ujar ekonom Bank Rakyat Indonesia Djoko Retnadi kepada Tempo, Rabu (2/12).

Badan Pusat Statistik, Selasa lalu, melaporkan Indonesia mengalami penurunan harga atawa deflasi per November sebesar 0,03 persen. Sedangkan inflasi hingga akhir tahun diprediksi tidak bakal lebih dari 3,5 persen, dan ini menjadi catatan terbaik dalam 20 tahun terakhir.

Dengan demikian, penurunan BI Rate, menurut Djoko, malah bisa berdampak buruk. "Bisa menimbulkan gejolak kurs rupiah," katanya. Dia mengatakan nilai tukar rupiah sedang mumpuni di kisaran 9.400 hingga 9.500 per dolar Amerika Serikat.

Sedikit guncangan dapat membuat rupiah yang kini berada di titik ekuilibrium (nilai keseimbangan) terperosok. "Penyakit kronis ekonomi kita kalau kurs bergejolak, harga langsung naik dan memicu inflasi," ujar Djoko. Jika itu terjadi, pada akhirnya bank sentral kembali menetapkan suku bunga acuan yang lebih tinggi. "Malah terjadi backfire (dampak lebih buruk)," ucap Djoko.

Setali tiga uang, ekonom Bank Negara Indonesia Ryan Kiryanto memprediksi, bank sentral tidak akan mengubah angka BI Rate. Prediksinya didukung fakta rendahnya tingkat inflasi hingga akhir tahun dan terkendalinya faktor penyulut inflasi dengan stabilnya harga di pasar. "Hal ini memberikan ruang untuk BI mempertahankan suku bunga di level 6,5 persen," ujarnya.

Menurut dia, bank sentral sulit untuk menurunkan suku bunga acuan mengingat proyeksi inflasi tinggi tahun mendatang. "(Inflasi tinggi) sebagai respons atas pertumbuhan ekonomi 2009 yang berkisar 4,3 persen," ucap dia.

Sejak Agustus 2009, BI Rate berada di level terendah. Pengamat memperkirakan kenaikan baru terjadi tahun depan. Pasalnya, ekonomi dunia mulai membaik pasca krisis dan bank sentral negara kawasan akan menaikkan suku bunga mereka. "Kalau tidak dinaikkan terjadi capital outflow (arus modal keluar)," kata Djoko.

Soal belum turunnya suku bunga kredit mengikuti suku bunga acuan, Djoko mengatakan, bank tidak bisa serta-merta mengikuti perubahan BI Rate. Saat ini rata-rata suku bunga kredit masih 12 persen. "Karena perhitungannya sudah dibuat awal tahun untuk Januari sampai Desember," ujarnya. Akhir tahun lalu BI Rate masih di level 9,25 persen.

Menurut Djoko, penurunan bunga kredit bisa dilakukan dengan mekanisme kesepakatan, seperti yang dilakukan bank sentral dan 14 bank beberapa waktu lalu. "BI juga harus memberikan ancang-ancang perkiraan BI Rate, sehingga bank bisa memperkirakan perhitungan bunga mereka sejak awal tahun," kata Djoko.

Dengan begitu, kesepakatan penurunan bunga perbankan bisa lebih realistis diterapkan tahun depan. Meski demikian, dia mengatakan BI Rate bukan satu-satunya acuan bank dalam menetapkan suku bunga kredit. Terdapat sederet faktor penentu lain, mulai dari risiko kredit hingga mengejar target laba.

REZA MAULANA

Berita terkait

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

6 jam lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

6 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

6 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

7 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya