Seharusnya Exxon baru dikenakan kewajiban memasok dalam negeri pada 2011 atau setelah berproduksi. Namun, karena terlambat mencapai target, maka Badan Pelaksana memutuskan kewajiban itu berlaku sejak produksi awal blok tersebut atau Agustus 2009.
"Bagian untuk domestik mencapai 25 persen dari total produksinya dengan harga penjualan di bawah harga pasar," ucapnya. Keputusan tersebut, Priyono melanjutkan, merupakan permintaan pemerintah.
Target produksi awal 20 ribu barel per hari di Blok Cepu seharusnya terealisasi pada Desember 2008. Namun, produksi itu terus molor dan baru terlaksana pada akhir Agustus. Sampai sekarang produksinya masih di bawah 20 ribu barel.
Priyono beralasan tertundanya target produksi awal lanatarn kilang milik Tri Wahan Utama yang mengolah enam ribu barel minyak Cepu per hari sulit menjual produknya. "Dia dikelilingi oleh produk kilang Pertamina," tutur dia.
Penerima minyak Blok Cepu seharusnya ada tiga kilang, yaitu milik Pertamina (10 ribu barel), Tri Wahana Utama, dan Humpuss (empat ribu barel). "Tapi kilang Humpuss sekarang tidak jelas siapa yang punya," kata Priyono.
SORTA TOBING