RAPBN 2004 Tidak Berikan Stimulus Ekonomi

Reporter

Editor

Rabu, 8 Oktober 2003 15:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Menteri Keuangan Bambang Sudibyo menilai Rancangan APBN 2004 yang kini dibahas di parlemen tidak memberikan stimulus bagi ekonomi.

"Bahkan cenderung konstraktif," katanya usai seminar Proyeksi Ekonomi 2004 di Jakarta, Rabu (8/10). Seharusnya, kata menteri era Presiden Abdurrahman Wahid ini, pemerintah merencanakan pertumbuhan ekonomi 5 persen seperti yang disebut Presiden Megawati Seokarnoputri dalam pidato tahunan di MPR, bukan 4,5 persen seperti yang tercantum dalam RAPBN. Bambang juga menilai perhitungan pemerintah dalam RAPBN tidak konsisten.

Menurutnya angka pertumbuhan itu tidak jadi pengali untuk menghasilkan angka penerimaan negara. "Kalau perhitungannya benar penerimaan pemerintah mendapat tambahan Rp 30-50 triliun," katanya. Ia menunjukan rumus perhitungannya. Angka penerimaan, kata Bambang, adalah hasil perkalian dari penerimaan tahun 2003 x 106 persen dari inflasi x 105 persen angka pertumbuhan ekonomi.

Akibat tak dipakainya asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen, katanya, penerimaan pemerintah terlalu kecil hanya Rp 343,9 triliun. Angka ini hanya meningkat Rp 7,7 trilun dari angka penerimaan tahun 2003.

Menurut Bambang pertumbuhan ekonomi bukan asumsi APBN tapi penetapan pemerintah karena bisa dikendalikan. Dalam RAPBN defisit dipatok sebesar 1,2 persen atau Rp 24,9 triliun. Seharusnya dengan defisit sebesar itu pertumbuhan ekonomi bisa meningkat lagi.

Sebetulnya defisit 0 persen pun bisa seperti yang tercantum dengan Program Pembangunan Nasional yang disusun pada 2000. Tapi, katanya, jika tak ada defisit dengan pertumbuhan 5 persen pun APBN tak memberikan stimulus ekonomi. "Kalau defisitnya 1,2 persen tetap tidak stimulatif itu jadi lucu. Wong konsolidasi fiskal sudah berhasil, kok," katanya.

Advertising
Advertising

Tapi menurut Bambang, rendahnya asumsi-asumsi dasar dalam RAPBN bukan disebabkan oleh tak jelasnya program ekonomi pemerintah pada 2004. "Itu cuma salah hitung saja," katanya, "soal teknis matematikanya."

Meski menilai hanya salah hitung, Bambang menyatakan ketidaksetujuannya dibuat Paket Kebijakan Ekonomi Pasca Program IMF yang menjadi program kerja pemerintah pada 2004. Paket kebijakan yang dijuluki white paper itu, menurutnya, tidak perlu ada jika pemerintah akan menjalankan program tetapnya secara displin. "Kita tidak perlu white paper, program pemerintah saja jalankan dengan disiplin," katanya, "white paper kesannya paper yang dibuat orang white."

Karena itu ia meminta DPR bisa mendorong pembahasan RAPBN menjadi lebih baik. "Kalau berhasil, akan ada sumbangan pertumbuhan dari sini," katanya. Pemilu 2004, katanya, bisa juga dipandang sebagai sumber peningkatan aktivitas ekonomi, meski ada juga resiko politik dan sosialnya. Namun, jika pemerintah bisa mengendalikan Pemilu dengan aman dan ada perubahan RAPBN, Bambang memperkirakan ekonomi akan tumbuh hingga 4,8 persen.

Hal senada juga diungkapkan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom. Dari hasil keliling ke sejumlah negara, kata Miranda, dirinya mendapat optimisme dari para investor tentang prediksi Pemilu akan berjalan lancar. "Semua persepsi sama, Pemilu akan lancar dan tak akan menggangu pasokan barang," katanya.

Miranda memperkirakan nilai tukar rupiah pun masih bisa turun meski saat Pemilu berlangsung akan naik kembali. Maka ia menilai realistis jika pemerintah menetapkan angka rupiah sebesar Rp 8.700 per dolar Amerika Serikat dalam RAPBN 2004. Ia memperkirakan nilai rupiah bisa mencapai Rp 8.300 per dolar awal tahun depan.

bagja hidayat/TNR

Berita terkait

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

1 menit lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Gina S. Noer dan Maudy Ayunda Kolaborasi Garap Film KHD Berkisah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

4 menit lalu

Gina S. Noer dan Maudy Ayunda Kolaborasi Garap Film KHD Berkisah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Film KHD merupakan debut Gina S. Noer dalam menggarap film bertema sejarah dan Maudy Ayunda sebagai produsernya.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

17 menit lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

21 menit lalu

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

Juru bicara Mahkamah Agung Suharto mengatakan sejak putusan cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan dimuat di direktori, sudah diunduh sebanyak 623.766 kali.

Baca Selengkapnya

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

25 menit lalu

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

Penikmat fashion Andien Aisyah memberikan beberapa tips padu padan warna dan motif pakaian agar tetap enak dilihat dan tidak membosankan.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

26 menit lalu

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

Suhu di Tanah Suci diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius. Jemaah haji diimbau untuk dapat beradaptasi agar terhindar dari heat stroke.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

29 menit lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

36 menit lalu

Pemprov DKI Jakarta Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berhasil meraih Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2024, dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas.

Baca Selengkapnya

Seperti Lovely Runner 4 Drama Korea ini Usung Tema Perjalanan Waktu

39 menit lalu

Seperti Lovely Runner 4 Drama Korea ini Usung Tema Perjalanan Waktu

Drama dengan tema perjalanan waktu seperti Lovely Runner memiliki daya tarik tersendiri

Baca Selengkapnya

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

41 menit lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya