Pemerintah Tawarkan Sukuk Rp 1,5 Triliun

Reporter

Editor

Selasa, 6 Oktober 2009 10:35 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah kembali menawarkan dua seri surat berharga syariah negara atau sukuk dengan target indikatif Rp 1,5 triliun untuk menopang kebutuhan pembiayaan anggaran tahun ini. Rencananya lelang terbuka diselenggarakan oleh Bank Indonesia pada 13 Oktober 2009 mulai pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB. Adapun seluruh transaksi akan diselesaikan 15 Oktober 2009.

“Ini juga untuk mendorong pasar sekunder dalam pembiayaan anggaran,” kata Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Herry Purnomo dalam sosialisasi rencana lelang di kantor Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, Selasa. (6/10).

Herry untuk sementara menggantikan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto yang sedang mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pertemuan Komite Dana Moneter Internasional (IMF Committee) di Istanbul, Turki.

Herry memaparkan dua sukuk yang akan dilelang meliputi seri IFR0003 dan IFR0004. Seri IFR0003 akan dilelang dengan akad Ijarah Sale dan Lease Back, serta memiliki tenor 6 tahun yang akan jatuh tempo pada 15 September 2015. Sedangkan IFR0004 akan dilelang dengan akad yang sama dan memiliki tenor 11 tahun yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2020.

Lelang akan diselenggarakan dengan metode harga beragam (multiple price). Semua investor, baik individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang. Namun, dalam penyampaiannya melalui peserta lelang yang telah terdaftar dan mengantongi otorisasi dari Departemen Keuangan.

Peserta lelang yang dimaksud antara lain, PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT Bank Permata Tbk., PT Bank Panin Tbk., The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Tbk., PT Bank OCBC NISP Tbk., Standard Chartered Bank, PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Internasional Indonesia Tbk., serta PT Bank Jawa Barat dan Banten.

Peserta lelang juga meliputi perusahaan efek, yakni PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities Tbk., dan PT Bahana Securities.

Menurut Herry, hingga akhir September 2009, total penerbitan surat utang negara mencapai Rp 85,55 triliun, atau 86,19 persen dari target penerbitan surat utang negara (neto) tahun ini sebesar Rp 99,25 triliun.

AGOENG WIJAYA

Berita terkait

DKI Bentuk Tim Pemburu Aset Warisan Belanda  

18 Agustus 2014

DKI Bentuk Tim Pemburu Aset Warisan Belanda  

Pemprov DKI Jakarta akan membentuk tim peneliti rumah dan gedung warisan pemerintah Hindia Belanda di seluruh Jakarta. Bangunan tersebut bisa disertifikasi menjadi milik pemerintah.

Baca Selengkapnya

Ahok Bahas 1.200 Rumah di Menteng

18 Agustus 2014

Ahok Bahas 1.200 Rumah di Menteng

Sertifikasi 1.200 rumah di kawasan Menteng akan dibahas dalam rapat di Balai Kota. Rumah ini seharusnya jadi aset DKI setelah diambil alih dari Belanda.

Baca Selengkapnya

Hatta: Krisis Dubai Tak Ganggu Rencana Investasi Timur Tengah

30 November 2009

Hatta: Krisis Dubai Tak Ganggu Rencana Investasi Timur Tengah

Ras Al Khaimah, salah satu konglomerat di Uni Emirat Arab dua hari lalu menyatakan tetap akan menjalankankan rencana investasi mereka di Kalimantan Timur dalam proyek pembangunan rel senilai US$ 1 miliar.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Ambil Keuntungan dari Krisis Dubai

30 November 2009

Pemerintah Ambil Keuntungan dari Krisis Dubai

Krisis keuangan Dubai World tak akan menyebabkan minat investor terhadap sukuk berkurang.

Baca Selengkapnya