Profil SsangYong, Produsen Komponen Maung asal Korsel yang Pernah Dituding Jual Mobil Cacat
Reporter
Melynda Dwi Puspita
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 31 Oktober 2024 10:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Anto Mukti Putranto mengatakan 30 persen komponen mobil Maung yang diproduksi PT Pindad (Persero) berasal dari pabrikan luar negeri. Dia menyebut beberapa komponen kendaraan yang bakal dijadikan sebagai mobil dinas menteri hingga pejabat eselon I dalam Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto tersebut berasal dari Korea Selatan, SsangYong Motor, dan Jerman, yaitu Mercedes-Benz.
“Yang 30 persen itu (komponen) dari Korea (Selatan), Mercy (Mercedes-Benz), SsangYong, kerangka dasar, mesin, sama kerangka,” kata Putranto setelah rapat bersama Komisi XIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024, seperti dikutip dari Antara. Lantas, bagaimana profil SsangYong Motor?
Profil SsangYong Motor
Melansir laman SsangYong Motor cabang Singapura, SsangYong didirikan sebagai salah satu produsen utama dalam industri otomotif Korea Selatan pada Januari 1954. Awalnya, SsangYong Motor berasal dari Ha Dong-Hwan Motor Workshop dan namanya diubah menjadi Dong-A Motor Co. pada 1977.
Kemudian, pada 1988, perusahaan kembali mengubah nama menjadi SsangYong Motor. Pada sekitar 1980-an, perusahaan mulai memasuki era kendaraan berpenggerak empat roda dengan mengembangkan Musso dan Korando secara independen.
Setelah tahun 2000, SsangYong Motor memantapkan dirinya sebagai pemimpin sport utility vehicle (SUV) atau mobil serbaguna dengan menghadirkan Rexton, Actyon Sports, Korando, Tivoli, dan XLV. Perusahaan telah mengekspor SUV melalui sekitar 1.645 gerai penjualan di lebih dari 126 negara serta menargetkan pasar yang sedang berkembang, seperti Amerika Tengah, Eropa, India, dan Cina.
Namun, mengutip Yonhap News Agency (YNA), SsangYong Motor memutuskan untuk mengubah namanya menjadi KG Mobility dalam rapat pemegang saham pada Rabu, 22 Maret 2023. Tujuan perubahan nama disebut untuk berfokus pada platform kendaraan listrik, kendaraan dengan perangkat lunak, sistem pengemudi otonom, dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) agar mampu bertahan di tengah dorongan elektrifikasi.
Pengadilan Kepailitan Seoul menyetujui rencana pembayaran utang SsangYong Motor pada Agustus tahun lalu, setelah majelis hakim memilih konsorsium lokal yang dipimpin oleh perusahaan kimia dan baja, KG Group. KG Group bertindak sebagai penawar terakhir untuk mengakuisisi perusahaan yang terlilit utang pada Juni 2023.
Pada Oktober 2023, SsangYong Motor lolos dari penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) setelah ditempatkan di bawah pengawasan pengadilan. Namun, berdasarkan informasi yang tertera di laman resmi KG Group, disebutkan bahwa KG Group telah mengambil alih SsangYong Motor menjadi KG Mobility sejak September 2022.
Chairman KG Mobility sekaligus KG Group saat ini adalah Kwak Jea-Sun. Konglomerat yang disebut tidak pernah ragu untuk mengakuisisi perusahaan yang hampir bangkrut dan mengubahnya menjadi bisnis yang menguntungkan, sekaligus melindungi ratusan ribu pekerja itu, berhasil menyabet penghargaan EY World Entrepreneur of the Year 2023 Korea Selatan.
Pernah Digugat soal Gangguan Akselerasi Kendaraan<!--more-->
Yonhap News Agency melaporkan pada Senin, 10 Juni 2024, KG Mobility (sebelumnya SsangYong Motor) membantah hasil uji ulang independen terbaru yang dilakukan keluarga korban untuk mengungkap penyebab dugaan masalah akselerasi pada kendaraan produksi perusahaan, sehingga menyebabkan kematian pada seorang remaja.
Kecelakaan itu terjadi di Gangneung, Provinsi Gangwon, pada Desember 2022 ketika mobil SUV KG Mobility yang dikendarai seorang wanita paruh baya berputar tak terkendali, yang diduga karena akselerasi mobil secara tiba-tiba dan tidak disengaja. Akibatnya, cucu wanita yang juga berada di dalam mobil menjadi korban.
Keluarga korban telah mengajukan gugatan ganti rugi kepada KG Mobility sekitar 760 juta won Korea Selatan (US$ 552.000) atau Rp 8,6 miliar (kurs Rp 11,38). Para penggugat berpendapat bahwa masalah akselerasi disebabkan oleh kondisi kendaraan yang cacat.
Sebagai tanggapan, KG Mobility membantah tudingan tersebut. Sebelumnya, dalam uji coba reka ulang kecelakaan yang dilakukan oleh ahli yang ditunjuk pengadilan pada April, hasilnya menyebutkan bahwa pengemudi tidak menginjak pedal gas selama kecelakaan.
Pilihan Editor: Prabowo Ingin Maung jadi Mobil Dinas Menteri, Nusron Wahid Siap Pesan 11 Unit ke Pindad