BPS Kesal Datanya Sering Dipelintir

Reporter

Editor

Selasa, 18 Agustus 2009 20:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyesalkan banyak pihak yang telah menyalahartikan data lembaga tersebut. "Banyak pihak yang mengatakan data BPS keliru, padahal karena tidak paham," kata Sekretaris Utama BPS Djamal dalam lokakarya di kantornya, Selasa (18/8).

Djamal mengatakan data statistik yang dikeluarkan oleh BPS harus dipahami dulu konsepnya. Konsep yang digunakan masyarakat harus disesuaikan dengan tolok ukur BPS. Dia mencontohkan pertumbuhan ekonomi rendah selalu disimpulkan bahwa tingkat pengangguran bertambah. Padahal, kata Djamal, belum tentu demikian. Hal ini disebabkan pegawai tingkat bawah yang dipecat akan mencari pekerjaan serabutan.

Ia menjelaskan, menurut standar negara berkembang, orang yang bekerja minimal satu jam dalam seminggu tidak termasuk pengangguran. "Jadi bisa saja pertumbuhan ekonomi rendah, tapi angka pengangguran tetap," ujarnya.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Hukum BPS M. Sairi Hasbullah juga mencontohkan data kemiskinan yang dikeluarkan lembaganya kerap disalahpahami oleh beberapa pihak.

Menurut dia, garis kemiskinan dalam dolar yang digunakan Bank Dunia bukan dalam pengertian kurs, melainkan purchase power parity. "Artinya dengan US$ 1 dibelanjakan di Amerika Serikat, maka dihitung nilai setaranya dalam rupiah jika barang itu diperoleh di Indonesia," katanya.

Dia mengatakan US$ 1 PPP setara dengan Rp 3.240 per orang per hari. Sehingga sangat menyesatkan, ujar Sairi, jika dikatakan angka US$ 2 Bank Dunia itu disetarakan dengan Rp 20 ribu.

Jika berpatokan pada purchase power parity, Sairi memaparkan, batas garis kemiskinan di Indonesia masih lebih layak dibandingkan dengan Cina dan India. Di Indonesia nilai purchase power parity mencapai US$ 1,6, sedangkan di India hanya US$ 1.

DESY PAKPAHAN

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

11 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

11 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

12 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

12 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

12 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

16 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

16 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya