Profil Daron Acemoglu, Peraih Hadiah Nobel Ekonomi 2024 dari Turki

Jumat, 18 Oktober 2024 14:30 WIB

Daron Acemoglu. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Turki-Amerika Serikat, Daron Acemoglu menjadi salah satu penerima Hadiah Nobel Ekonomi 2024. Penghargaan diberikan atas penelitiannya bersama Simon Johnson dan James Alan Robinson terkait dengan hubungan antara kolonialisme di masa lalu dengan kesenjangan ekonomi antarnegara di masa kini.

Menurut keterangan resmi Komite Nobel, pada Selasa, 15 Oktober 2024, ketiga peneliti itu telah menunjukkan bahwa salah satu penjelasan mengenai perbedaan kemakmuran setiap negara merupakan institusi sosial yang terbentuk selama masa kolonialisme. Lantas, bagaimana sosok Acemoglu?

Profil Daron Acemoglu

Melansir laman Britannica, Acemoglu lahir di Istanbul, Turki pada 3 September 1967. Dia tumbuh di dalam keluarga keturunan Armenia. Ibunya adalah kepala sekolah di Armenia, sedangkan ayahnya berprofesi sebagai pengacara bisnis.

Setelah tamat dari sekolah menengah atas di Turki, dia pindah ke Inggris untuk melanjutkan pendidikan di University of York dan berhasil meraih gelar sarjana ekonomi-matematika pada 1989. Dia lalu meneruskan studi di London School of Economics and Political Science (LSE), di mana dia menerima gelar master pada 1990 dan gelar doktor pada 1992.

Advertising
Advertising

Setelah itu, Daron Acemoglu menjadi staf pengajar di LSE, tetapi kemudian bergabung dengan Fakultas Ekonomi Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat. Pada 2000, dia menjadi profesor penuh, dan diangkat sebagai Profesor Institut di MIT pada 2019.

Acemoglu telah terlibat dalam sejumlah judul penelitian berpengaruh terkait hubungan antara lembaga sosial dengan pembangunan ekonomi. Salah satu karya tulisnya yang ditulis bersama James Robinson, yaitu Why Nation Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty (Mengapa Bangsa Gagal: Asal Mula Kekuasaan, Kemakmuran, dan Kemiskinan) pada 2012.

Dalam karya tulisnya, Acemoglu berpendapat bahwa negara-negara dengan lembaga politik yang inklusif dan menghormati aturan hukum cenderung makmur. Sementara negara-negara dengan lembaga ekstraktif yang tidak menegakkan kesetaraan politik dan ekonomi yang ekstrem serta hanya melayani segelintir elite, biasanya miskin atau terbelakang secara ekonomi.

Daftar Penghargaan Daron Acemoglu

Kemudian, melansir laman resmi Fakultas Ekonomi MIT, Acemoglu merupakan Profesor Institut yang fokus pada bidang ekonomi makro, ekonomi politik, ekonomi tenaga kerja, ekonomi pembangunan, dan teori ekonomi.

Selain berprofesi sebagai dosen di MIT, Acemoglu adalah seorang fellow terpilih dari National Academy of Sciences, American Philosophical Society, British Academy of Sciences, American Academy of Arts and Sciences, Econometric Society, European Economic Association, Turkish Academy of Sciences, dan Society of Labor Economists.

Tak hanya itu, dia juga tercatat sebagai anggota Group of Thirty (G30), organisasi pegiat ekonomi dan akademisi internasional. Dia telah menerima beberapa penghargaan, di antaranya Penghargaan TW Schultz perdana dari University of Chicago pada 2004 dan Sherwin Rose Award untuk kontribusi luar biasa terhadap ekonomi tenaga kerja pada 2004.

Berbagai perhargaan bergengsi lainnya juga berhasil diraih Daron Acemoglu, meliputi Distinguished Science Award dari Turkish Science Association pada 2006, John von Neumann Award dari Rajk College Budapest pada 2007, Carnegie Fellowship pada 2017, Jean-Jacques Laffont Prize pada 2018, Global Economy Prize pada 2019, dan hadiah CME Mathematical and Statistical Research Institute pada 2021.

Daron Acemoglu juga dianugerahi Medali John Bates Clark pada 2005, penghargaan Erwin Plein Nemmers pada 2012, dan BBVA Frontiers of Knowledge pada 2016. Beberapa gelar doktor kehormatan juga ia terima dari University of Utrecht, Bosphorus University, University of Athens, Bilkent University, University of Bath, Ecole Normale Superieure, Saclay Paris, dan London Business School.

Defara Dhanya Paramitha berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Rapor Ekonomi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Stagnan, Utang Membengkak hingga Ketimpangan

Berita terkait

Profil Simon Johnson, Peneliti MIT Penerima Nobel Ekonomi 2024

3 jam lalu

Profil Simon Johnson, Peneliti MIT Penerima Nobel Ekonomi 2024

Mengenal Simon Johnson, salah satu dari tiga orang peneliti penerima Hadiah Nobel Ekonomi 2024.

Baca Selengkapnya

Terima Hadiah Nobel Perdamaian 2024, Begini Sepak Terjang Nihon Hidankyo

1 hari lalu

Terima Hadiah Nobel Perdamaian 2024, Begini Sepak Terjang Nihon Hidankyo

Nihon Hidankyo berperan penting dalam membentuk gerakan global yang melawan penggunaan senjata nuklir.

Baca Selengkapnya

Tiga Peneliti Kesenjangan Ekonomi Antarnegara Raih Nobel Ekonomi 2024

3 hari lalu

Tiga Peneliti Kesenjangan Ekonomi Antarnegara Raih Nobel Ekonomi 2024

Hadiah Nobel Ekonomi 2024 dianugerahkan kepada ahli ekonomi Amerika Serikat, Daron Acemoglu, Simon Johnson, dan James A. Robinson.

Baca Selengkapnya

Ini Daftar Penerima Nobel 2024

6 hari lalu

Ini Daftar Penerima Nobel 2024

Berikut para pemenang di empat kategori Penghargaan Nobel 2024.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Han Kang, Penulis Korea Selatan Pemenang Nobel Sastra 2024

7 hari lalu

Rekam Jejak Han Kang, Penulis Korea Selatan Pemenang Nobel Sastra 2024

Han Kang menjadi orang Korea Selatan pertama yang memenangkan penghargaan Nobel Sastra 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Negara Termiskin hingga Reaksi Dunia Soal Sekolah UNRWA Diserang Israel

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Daftar Negara Termiskin hingga Reaksi Dunia Soal Sekolah UNRWA Diserang Israel

Top 3 dunia adalah daftar negara termiskin di dunia hingga reaksi internasional atas serangan sekolah UNRWA di Gaza oleh Israel.

Baca Selengkapnya

10 Negara yang Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa

35 hari lalu

10 Negara yang Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa

Setidaknya ada 10 negara yang diketahui tidak pernah dijajah bangsa Eropa berdasarkan World Atlas

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus di Singapura: Pekerja Harus Dapat Jaminan Upah yang Adil dan Layak

36 hari lalu

Paus Fransiskus di Singapura: Pekerja Harus Dapat Jaminan Upah yang Adil dan Layak

Paus Fransiskus menyoroti soal masalah kesenjangan ekonomi dan upah di Singapura.

Baca Selengkapnya

Anggaran Ganti Rugi 2.086 Hektare Lahan di IKN Hanya Rp 140 Miliar, Ekonom: Mirip Pola Kolonialisme

51 hari lalu

Anggaran Ganti Rugi 2.086 Hektare Lahan di IKN Hanya Rp 140 Miliar, Ekonom: Mirip Pola Kolonialisme

Ekonom menyebut ada pola kolonialisme dalam besaran dana ganti rugi Rp 140 miliar untuk lahan terdampak proyek IKN seluas 2.086 hektare.

Baca Selengkapnya

Rapor Ekonomi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Stagnan, Utang Membengkak hingga Ketimpangan

16 Agustus 2024

Rapor Ekonomi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Stagnan, Utang Membengkak hingga Ketimpangan

Selama 10 tahun Jokowi menjabat sebagai presiden, perekonomian Indonesia tumbuh datar di kisaran 5 persen, utang melonjak dan ketimpangan kemiskinan masih terjadi

Baca Selengkapnya