Bahlil Raih Gelar Doktor, ESDM: Ilmu Beliau jadi Landasan Kokoh Sektor Energi Lebih Berkelanjutan
Reporter
M. Rizki Yusrial
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 18 Oktober 2024 06:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Besar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengucapkan selamat kepada Bahlil Lahadalia selaku menteri yang telah secara resmi menyandang gelar doktor, Rabu 16 Oktober 2024.
Adapun, Bahlil mengangkat disertasi yang berjudul Kebijakan, Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia di Program Studi Kajian Stratejik dan Global (SKSG).
"Dengan bangga mengucapkan selamat dan sukses atas diraihnya gelar doktor kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Dr. Bahlil Lahadalia, S.E., M.Si," tertulis di postingan Instagram resmi @kesdm.
Keluarga besar ESDM mengatakan bahwa gelar tersebut merupakan cerminan dedikasi dan komitmen dari Bahlil yang senantiasa dalam memperdalam ilmu pengetahuan. Adapun tujuannya untuk semata-mata demi kemajuan bangsa khususnya di sektor energi.
"Kami berharap ilmu dan wawasan yang beliau peroleh akan menjadi landasan yang kokoh untuk membangun sektor energi dan sumber daya mineral yang lebih berdaya saing, berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Indonesia," tulis Kementerian ESDM.
Selain itu, Kementerian ESDM juga berharap gelar doktor ini dapat menginspirasi seluruh jajaran untuk terus meningkatkan kompetensinya. Dengan demikian, semua pihak dapat bersama-sama berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.
Bahlil menyelesaikan kuliah S3-nya usai I Ketut Surajaya, Ketua Program Studi Kajian Wilayah Jepang UI sekaligus ketua sidang promosi doktor, mengatakan Ketua Umum Partai Golkar itu dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor dari Universitas Indonesia.
"Melaporkan hasil sidang tertutup dan capaian publikasi artikel ilmiah hasil riset saudara (Bahlil). Maka, berdasarkan semua ini, tim penguji memutuskan untuk mengangkat saudara Bahlil Lahadalia menjadi doktor," ujar Surajaya di Universitas Indonesia, Rabu 16 Oktober 2024.
Bahlil mampu menyelesaikan program doktoralnya kurang dari dua tahun. Ia mengaku prosesnya mendapatkan gelar doktor dalam waktu singkat cukup sulit. Namun, menurutnya, ia sudah biasa memaksimalkan waktu semenjak kuliah di S1. Alasan Bahlil bisa mendapat gelar doktor di waktu yang cepat adalah dengan fokus dan rela mengalokasikan waktu di antara banyak kesibukan.
"Saya dalam proses tidak pernah ada pemberian atau cuma-cuma. Semuanya perjuangan,” ucap Bahlil saat ditemui usai melakukan Sidang Terbuka Promosi Doktor di UI.
Pilihan Editor: Kisah Bahlil Usai Raih Gelar Doktor dari UI, Mengaku Tidak Punya Target hingga Wujudkan Mimpi Ayah