Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Besok Bisa Melemah di Level 15.730 per dolar AS

Reporter

Ilona Estherina

Editor

Grace gandhi

Rabu, 9 Oktober 2024 17:18 WIB

Pegawai menghitung mata uang asing di Dolarindo Jakarta, Senin, 10 Juni 2024. Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kuatnya data ketenagakerjaan AS serta derasnya dana asing yang keluar dari Surat Berharga Negara (SBN). Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,53 persen di angka Rp16.275 per dolar AS pada Senin (10/6). Depresiasi rupiah ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan pada Jumat (7/6) yang menguat sebesar 0,4 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah ditutup menguat 25,5 poin ke level Rp 15.629,5 terhadap dolar Amerika Serikat pada Rabu sore, 9 Oktober 2024. Pada penutupan perdagangan sebelumnya kurs tercatat pada level Rp 15.655 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi rupiah bergerak naik turun pada Kamis. “Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.610 - 15.730 per dolar AS," ujarnya dalam analisis rutinnya, Rabu, 9 Oktober 2024.

Ibrahim mengatakan, pergerakan rupiah dipengaruhi beberapa faktor. Dari sisi eksternal, dolar AS menguat setelah investor berhenti sejenak untuk menilai prospek suku bunga untuk Amerika Serikat. Kalender data AS yang sedikit pekan ini memberikan jeda, setelah laporan pekerjaan yang dirilis Jumat lalu menyebabkan dolar AS menguat.

Data penggajian nonpertanian yang kuat, membuat pasar menilai kembali ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat. Investor, menurut Ibrahim, saat ini memiliki sekitar 85 persen peluang penurunan seperempat basis poin yang diperhitungkan. Survei CME FedWatch menunjukkan kemungkinan The Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah. Laporan Indeks Harga Konsumen AS September akan menjadi bagian utama data minggu ini.

Dari sisi internal, Survei Konsumen Bank Indonesia pada bulan lalu mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga. Tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen September 2024 yang berada pada level optimistis, yakni 123,5. Berdasarkan Survei Konsumen BI yang dipublikasikan Selasa kemarin menyebut tetap kuatnya keyakinan konsumen didorong oleh sikap optimistis konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan.

Advertising
Advertising

Konsumsi masyarakat mengalami peningkatan pada bulan lalu. Namun, pada periode yang sama tingkat tabungan masyarakat mengalami penurunan. “Artinya, masyarakat masih cenderung makan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Ibrahim.

Pilihan Editor: Jokowi Perintahkan ASN Pindah ke IKN Januari 2025, Ini Fasilitas yang Mereka Dapat

Berita terkait

IHSG Melemah Tipis di Akhir Sesi Pertama Hari Ini, 311 Saham Turun Harga

7 jam lalu

IHSG Melemah Tipis di Akhir Sesi Pertama Hari Ini, 311 Saham Turun Harga

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun 0,13 persen di level 7.547,1 pada akhir perdagangan sesi pertama, Rabu, 9 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Turun Rp 8.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.483.000 per Gram

9 jam lalu

Turun Rp 8.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.483.000 per Gram

Harga emas Antam turun Rp 8.000 pada perdagangan hari ini. Harga jual kembali atau buyback turun Rp 6.000.

Baca Selengkapnya

Banjir Produk Cina, Jokowi Bilang Indonesia Harus Bisa Lindungi Pasar Domestik

9 jam lalu

Banjir Produk Cina, Jokowi Bilang Indonesia Harus Bisa Lindungi Pasar Domestik

Jokowi menyinggung 19 negara telah memberlakukan kebijakan restriksi perdagangan di tengah fenomena over produksi di Cina.

Baca Selengkapnya

Riset Pinhome Menunjukkan Permintaan KPR Menurun, Bagaimana Nasib Industri Properti?

1 hari lalu

Riset Pinhome Menunjukkan Permintaan KPR Menurun, Bagaimana Nasib Industri Properti?

Menyambut kuartal keempat biasanya terjadi tren penurunan KPR.

Baca Selengkapnya

Menolak Aplikasi Temu Masuk Indonesia, Pengusaha Konveksi: Bisa Merusak Pasar Lokal

1 hari lalu

Menolak Aplikasi Temu Masuk Indonesia, Pengusaha Konveksi: Bisa Merusak Pasar Lokal

Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya menolak aplikasi Temu masuk Indonesia karena dianggap bisa merusak pasar lokal.

Baca Selengkapnya

Turun Rp 4.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.478.000 per Gram

2 hari lalu

Turun Rp 4.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.478.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini turun Rp 4.000, harga jual kembali atau buyback turun Rp 2.000.

Baca Selengkapnya

MNC Sekuritas Proyeksi IHSG Masih akan Terkoreksi, Rekomendasikan Saham Pilihan Perdagangan pada Senin

2 hari lalu

MNC Sekuritas Proyeksi IHSG Masih akan Terkoreksi, Rekomendasikan Saham Pilihan Perdagangan pada Senin

Analis MNC Sekuritas mengatakan IHSG masih akan rawan melanjutkan koreksi untuk menguji area 7.454 atau worst case-nya ke level 7.347

Baca Selengkapnya

IHSG Diproyeksi Melemah Secara Terbatas Pekan Depan, Pasar Menantikan Sentimen Debat Pilgub Jakarta

3 hari lalu

IHSG Diproyeksi Melemah Secara Terbatas Pekan Depan, Pasar Menantikan Sentimen Debat Pilgub Jakarta

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai pergerakan IHSG pekan depan masih melemah pada harga saham terbatas.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 11 Ribu

4 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 11 Ribu

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk, atau harga emas Antam hari ini mengalami kenaikan sebesar Rp11 ribu.

Baca Selengkapnya

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

5 hari lalu

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

BI menegaskan bahwa uang Rp10.000 tahun emisi 2005 masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Baca Selengkapnya