Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Analis: Menghambat Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen

Reporter

Hammam Izzuddin

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 9 Oktober 2024 12:29 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berpidato dalam acara Rakornas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) 2024, di Jakarta, Senin 23 September 2024. Kegiatan percepatan digitalisasi daerah ini mengangkat tema Digitalisasi Transaksi Pemda untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Survei konsumen Bank Indonesia (BI) September 2024 menunjukkan adanya penurunan tipis pada aspek Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Tim analis Samuel Sekuritas Indonesia menilai kondisi itu bisa menghambat ekonomi tumbuh di atas 5 persen tahun ini.

“Faktor-faktor ini berpotensi menghalangi pencapaian target pertumbuhan ekonomi pemerintah di atas 5 persen untuk tahun 2024,” tulis tim analis Samuel Sekuritas, Selasa, 8 Oktober 2024.

Dalam laporan yang rilis Selasa lalu, BI mencatat IKK terhadap kondisi ekonomi berada di level 123,5, turun tipis dari Agustus 2024 yang berada di angka 124,4. Sementara IKE dan IEK masing-masing turun 0,1 dan 1,8 persen dari Agustus.

Penurunan, khususnya pada aspek sub indeks IKE, menurut Samuel Sekuritas menunjukkan konsumen kehilangan sedikit optimisme mengenai kondisi ekonomi saat ini. Sementara penurunan pada sub indeks prospek ekonomi jadi pertanda bahwa konsumen lebih berhati-hati dan mulai melihat tantangan jangka pendek yang berpotensi menekan aktivitas ekonomi.

Selain itu, Samuel Sekuritas juga menyoroti sub indeks ketersediaan pekerjaan yang mengalami penurunan 1,1 persen dari bulan sebelumnya. Hal tersebut bisa mengindikasikan peningkatan kekhawatiran terkait prospek lapangan pekerjaan.

Advertising
Advertising

Namun, Samuel Sekuritas juga menilai sub indeks ketersediaan pekerjaan sebenarnya mengalami peningkatan 0,6 persen dibanding enam bulan lalu. Menjadi pertanda bahwa ada perbaikan bertahap dalam kondisi ketenagakerjaan dalam setengah tahun terakhir.

“Indeks ini kemungkinan akan cenderung flat dalam beberapa bulan mendatang didorong oleh lagging effect pada konsumsi dan kapasitas produksi yang terbatas,” tulis tim analis Samuel Sekuritas.

Sehingga, tim analis Samuel Sekuritas menilai faktor-faktor di atas bisa jadi hambatan pemerintah untuk mencapai target ekonomi di atas 5 persen pada 2024. Terutama jika nilai tukar rupiah kembali melemah akibat volatilitas likuiditas dan ketidakpastian pasar. Samuel Sekuritas memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini hanya berada di 4,9 persen.

Pilihan Editor: Terpopuler: Besaran Kenaikan Gaji dan Tunjangan Hakim yang Disetujui Kemenkeu, 12 Nama yang Dikabarkan Jadi Menteri Kabinet Prabowo

Berita terkait

Jumlah Penduduk Kelas Menengah Turun, Muhadjir: Kita Pantau Jangan Merosot ke Paling Bawah, Miskin Ekstrem

6 jam lalu

Jumlah Penduduk Kelas Menengah Turun, Muhadjir: Kita Pantau Jangan Merosot ke Paling Bawah, Miskin Ekstrem

Menteri Muhadjir Effendy menyatakan pemerintah akan terus memantau agar kelas menengah tidak merosot menjadi miskin hingga miskin ekstrem.

Baca Selengkapnya

Krisis Baja China, IISIA Prediksi Dumping Baja ke RI akan Semakin Parah

23 jam lalu

Krisis Baja China, IISIA Prediksi Dumping Baja ke RI akan Semakin Parah

Saat ini, lebih dari 90 persen perusahaan Tiongkok merugi dan berimbas pada kerugian perusahaan baja global.

Baca Selengkapnya

Pemerintah dan GIZ Kerja Sama Dorong Pembangunan Transportasi Publik di Perkotaan

1 hari lalu

Pemerintah dan GIZ Kerja Sama Dorong Pembangunan Transportasi Publik di Perkotaan

Penyediaan transportasi sudah menjadi rencana pembangunan jangka menengah nasional Kementerian Perhubungan tahun 2020 hingga 2024.

Baca Selengkapnya

Lebih Jauh Soal Deflasi, Berapa Persen yang Tergolong Masih Aman?

1 hari lalu

Lebih Jauh Soal Deflasi, Berapa Persen yang Tergolong Masih Aman?

Di balik penurunan harga, ada ancaman yang bisa mengguncang perekonomian. Apa sebenarnya deflasi, dan kapan kondisi ini dianggap masih aman?

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi soal Penyebab Deflasi 5 Bulan Berturut-turut: Coba Dicek Betul

1 hari lalu

Respons Jokowi soal Penyebab Deflasi 5 Bulan Berturut-turut: Coba Dicek Betul

Presiden Jokowi akhirnya angkat suara terkait penyebab deflasi beruntun selama lima bulan

Baca Selengkapnya

Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Menyusut Tipis

1 hari lalu

Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Menyusut Tipis

Bank Indonesia (BI) mencatat adanya penurunan cadangan devisa sebesar Rp 0,3 milliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Deflasi 5 Bulan Beruntun: Dicek Betul, karena Tak Ada Hambatan Transportasi atau Daya Beli Berkurang

3 hari lalu

Jokowi soal Deflasi 5 Bulan Beruntun: Dicek Betul, karena Tak Ada Hambatan Transportasi atau Daya Beli Berkurang

Presiden Jokowi angkat bicara soal angka deflasi beruntun beberapa bulan terakhir ini.

Baca Selengkapnya

Potensi Ekonomi Syariah USD 3 Triliun, Indef: Kunci Ekonomi Tumbuh 8 Persen di Era Prabowo

3 hari lalu

Potensi Ekonomi Syariah USD 3 Triliun, Indef: Kunci Ekonomi Tumbuh 8 Persen di Era Prabowo

Penasihat Center of Sharia Economic Development (CSED) Indef, Abdul Hakam Naja, menilai pemerintahan Prabowo-Gibran perlu memanfaatkan ekonomi syariah jika ingin pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Memiliki Tingkat KDRT Terendah, Bagaimana di Indonesia?

3 hari lalu

5 Negara Ini Memiliki Tingkat KDRT Terendah, Bagaimana di Indonesia?

Beberapa negara di dunia berhasil menjaga tingkat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang rendah, negara apa saja?

Baca Selengkapnya

Terjadi dari Mei-September 2024, Apa Itu Deflasi dan Penyebabnya?

4 hari lalu

Terjadi dari Mei-September 2024, Apa Itu Deflasi dan Penyebabnya?

Deflasi merupakan fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah.

Baca Selengkapnya