Jumlah Penduduk Kelas Menengah Turun, Muhadjir: Kita Pantau Jangan Merosot ke Paling Bawah, Miskin Ekstrem

Rabu, 9 Oktober 2024 09:48 WIB

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, saat ditemui di Kompleks Parlemen Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan pemerintah terus memantau agar kelas menengah tidak merosot menjadi miskin hingga miskin ekstrem. Pernyataan ini merespons anjloknya jumlah penduduk kelas menengah dalam beberapa tahun terakhir.

"Kita terus memantau jangan sampai penurunan kelas menengah itu kemudian merosot sampai tingkat paling bawah yakni hampir miskin, miskin, sampai miskin ekstrem," ujar Muhadjir, di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2024, seperti dikutip dari Antara.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan jumlah penduduk yang tergolong kelas menengah menurun drastis dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Artinya, ada sekitar 9,48 juta orang yang keluar dari kategori kelas menengah dan turun ke kategori yang lebih rendah.

"Sekarang, Alhamdulillah masih bisa ditahan penurunannya itu pada level yang aspiring middle class. Ini kelas menengah bawah tetapi belum sampai bawah," kata Muhadjir." Mudah-mudahan tidak, karena kalau sampai merosot lebih bawah hampir miskin nanti untuk jatuhnya ke miskin cepat sekali."

Adapun salah satu upaya yang dilakukan pemerintah agar jumlah masyarakat kategori miskin tida terus bertambah, menurut Muhadjir, bisa dengan menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.

Advertising
Advertising

"Sebetulnya yang paling dapat disentuh ya lapangan kerja. Sekarang tingkat pengangguran cenderung jadi tantangan sendiri dan tugas saya jangan sampai yang di aspiring middle class itu nanti turun ke bawah sampai ke lower class. Dan ini suatu pekerjaan yg sedang kita lakukan," tuturnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi menyatakan turunnya jumlah populasi kelas ekonomi menengah di Indonesia dalam rentang waktu 2019 hingga 2024 juga melanda banyak negara di seluruh dunia. "Itu problem yang terjadi hampir di semua negara, karena ekonomi global turun semuanya," ucapnya.

Kepala Negara juga menyatakan fenomena tersebut menjadi tantangan di banyak negara yang dipengaruhi oleh penurunan ekonomi global dan dampak pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 2-3 tahun terakhir. Krisis itu yang kemudian menciptakan berbagai kesulitan ekonomi di banyak negara. "Semua negara saat ini berada pada kesulitan yang sama," kata Jokowi.

Pilihan Editor: Ini Penyebab Tren Kelas Menengah Melorot Menurut Sri Mulyani

Berita terkait

Respons Istana, Mensesneg, hingga Gerindra Ihwal Pertemuan Jokowi dan Prabowo

4 menit lalu

Respons Istana, Mensesneg, hingga Gerindra Ihwal Pertemuan Jokowi dan Prabowo

Dasco tidak bisa memastikan apakah Prabowo dan Jokowi berbicara mengenai kabinet mendatang yang sedang disusun.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Vietnam hingga Palestina

38 menit lalu

Indonesia akan Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Vietnam hingga Palestina

Pemerintah Indonesia berencana mengirim bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Sudan, Yaman, Palestina, dan Vietnam.

Baca Selengkapnya

Yang Dibahas Prabowo dan Jokowi saat Makan Malam Bersama

1 jam lalu

Yang Dibahas Prabowo dan Jokowi saat Makan Malam Bersama

Prabowo makan malam dan diskusi bersama Jokowi selama dua jam pada Selasa malam.

Baca Selengkapnya

Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Analis: Menghambat Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen

1 jam lalu

Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Analis: Menghambat Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen

Analis mengatakan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen akan sulit tercapai jika indeks keyakinan konsumen terus menurun.

Baca Selengkapnya

Bright Institute: Ada Gejala Indonesia Terancam Krisis Pangan di Masa Depan

2 jam lalu

Bright Institute: Ada Gejala Indonesia Terancam Krisis Pangan di Masa Depan

Lembaga riset Bright Institute merilis hasil studi yang mengungkap Indonesia memiliki potensi mengalami krisis pangan.

Baca Selengkapnya

Dasco soal Pertemuan Prabowo-Jokowi: Bicara Transisi Pemerintahan

2 jam lalu

Dasco soal Pertemuan Prabowo-Jokowi: Bicara Transisi Pemerintahan

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan pertemuan Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi di Hutan Kota by Plataran, Senayan membahas transisi pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kurawal Foundation Kupas Strategi Utama Politik Jokowi dalam Jokowisme, Populisme dan Infrastrukturalis

2 jam lalu

Kurawal Foundation Kupas Strategi Utama Politik Jokowi dalam Jokowisme, Populisme dan Infrastrukturalis

Ideologi Jokowisme yang diusung relawan Alap-Alap Jokowi punya dua strategi utama dalam berpolitik yaitu populisme dan infrastrukturalis. Ini artinya

Baca Selengkapnya

Banjir Produk Cina, Jokowi Bilang Indonesia Harus Bisa Lindungi Pasar Domestik

2 jam lalu

Banjir Produk Cina, Jokowi Bilang Indonesia Harus Bisa Lindungi Pasar Domestik

Jokowi menyinggung 19 negara telah memberlakukan kebijakan restriksi perdagangan di tengah fenomena over produksi di Cina.

Baca Selengkapnya

Dulu Tegak Lurus Bersama Jokowi, Kaesang: Kini PSI Tegak Lurus kepada Prabowo

3 jam lalu

Dulu Tegak Lurus Bersama Jokowi, Kaesang: Kini PSI Tegak Lurus kepada Prabowo

Kaesang menjelaskan bahwa slogan tegak lurus bersama Presiden Jokowi akan usai pada 20 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Kurawal Foundation Tegak Lurus Menolak Jokowisme, Ideologi Alap-Alap Jokowi yang Pasang Baliho Jokowi Guru Bangsa

4 jam lalu

Kurawal Foundation Tegak Lurus Menolak Jokowisme, Ideologi Alap-Alap Jokowi yang Pasang Baliho Jokowi Guru Bangsa

Relawan Alap-Alap Jokowi memasang baliho Jokowi guru bangsa, sebelumnya mengusung ideologi Jokowisme. Kurawal Foundation pernah kupas Jokowisme ini.

Baca Selengkapnya