Harga Emas Diproyeksi Naik Pekan Depan, Terjadi Lompatan Jika Konflik Timur Tengah Semakin Memanas

Jumat, 4 Oktober 2024 15:09 WIB

Petugas menunjukkan harga emas batangan di Butik Emas Logam Mulia (BELM) Antam Setiabudi, Jakarta, Jumat, 12 Juli 2024. ANTARA/Aditya Pradana PutraIklan

TEMPO.CO, Jakarta - Analis memproyeksi harga emas masih akan terus naik meski terbatas. Ada sejumlah catatan penting dari kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) hingga situasi geopolitik global yang akan mempengaruhi kondisi harga emas ke depan.

Pada Jumat, 4 Oktober 2024, harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam berada di level Rp1.471.000 per gram. Naik Rp2000 per gram dari hari sebelumnya.

Analis mata uang dan komoditas, Lukman Leongarga memproyeksi kondisi geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina masih jadi stimulus positif bagi perkembangan harga emas. Selain itu, pemangkasan suku bunga “jumbo” dari Bank Sentral AS atau The Fed beberapa waktu lalu, ditambah stimulus ekonomi dari China, diprediksi jadi indikator penguat lainnya.

“Akhir tahun emas idealnya berkisar US$2800 dengan potensi mencapai US$3000 per ons apabila situasi geopolitik memburuk,” kata Lukman kepada Tempo, Jumat, 4 Oktober 2024.

Sementara itu, analis dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha menilai dari segi teknikal, emas memiliki potensi naik meski sempat bergerak melemah pada Kamis, 3 Oktober 2024. Harga emas kemarin terpantau diperdagangkan di kisaran US$2.640 per troy ons. Harga ini berada di bawah rekor tertinggi US$2.685 yang diraih minggu lalu, menunjukkan adanya tekanan jual yang masih mendominasi pasar.

Advertising
Advertising

Nugraha juga melihat langkah The Fed dalam menurunkan suku bunga jadi sentiment menarik bagi pasar emas. Menurutnya, dengan suku bunga yang cenderung lebih rendah secara global, emas tetap dipandang sebagai instrumen investasi yang menarik bagi mereka yang mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi.

Namun, ia juga memperingatkan bahwa kenaikan harga emas mungkin tetap terbatas karena pasar masih mencermati arah kebijakan moneter AS. Data ekonomi yang kuat, seperti Indeks Manajer Pembelian (IMP) Jasa ISM AS yang naik dari 51,5 pada Agustus menjadi 54,9 pada September, mengisyaratkan bahwa sektor jasa di AS terus tumbuh dan ekonomi masih dalam kondisi baik.

“Hal ini akan mempersulit The Fed untuk terus menurunkan suku bunga secara agresif, yang berarti tekanan pada emas bisa bertahan dalam jangka pendek,” kata dia.

Kendati begitu, menurutnya emas saat ini diperdagangkan dalam kisaran yang cukup sempit di tengah ketidakpastian mengenai kebijakan suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Dengan adanya support dari aliran safe haven dan tren penurunan suku bunga global, emas masih memiliki potensi untuk mempertahankan daya tariknya.

Pilihan Editor: Harga Emas Antam Hari Ini Naik lagi Rp2.000 jadi Rp1,471 juta per Gram

Berita terkait

17 Contoh Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui

4 jam lalu

17 Contoh Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui

Ketahui contoh sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui agar lebih bijak lagi dalam menggunakannya sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

7 jam lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini naik lagi Rp2.000 jadi Rp1,471 juta per Gram

9 jam lalu

Harga Emas Antam Hari Ini naik lagi Rp2.000 jadi Rp1,471 juta per Gram

Harga emas Antam pada Jumat pagi, 4 Oktober naik Rp2.000, sehingga harga emas per gram kini menjadi Rp1.471.000

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

20 jam lalu

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

Pelemahan rupiah diprediksi berlanjut hingga Jumat imbas konflik antara Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Ungkap Tiga Sosok yang Bisa Hentikan Konflik Israel-Palestina, Siapa Mereka?

1 hari lalu

Jusuf Kalla Ungkap Tiga Sosok yang Bisa Hentikan Konflik Israel-Palestina, Siapa Mereka?

Jusuf Kalla menyebut tiga tokoh utama yang bisa menghentikan konflik Israel-Palestina antara lain Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

Baca Selengkapnya

IHSG Kembali Melemah di Penutupan Sesi I, Pasar Tertekan Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

IHSG Kembali Melemah di Penutupan Sesi I, Pasar Tertekan Situasi di Timur Tengah

IHSG kembali melemah di sesi pertama hari ini. Pasar mendapat tekanan di tengah makin memanasnya situasi di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ledakan dan Penembakan Terjadi di Sekitar Kedutaan Besar Israel di Swedia dan Denmark

1 hari lalu

Ledakan dan Penembakan Terjadi di Sekitar Kedutaan Besar Israel di Swedia dan Denmark

Polisi di Denmark dan Swedia menyelidiki ledakan dan tembakan di sekitar kedutaan besar Israel di ibu kota mereka.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel Sebabkan Indeks Saham AS Merosot, Sorotan pada Minyak

2 hari lalu

Serangan Iran ke Israel Sebabkan Indeks Saham AS Merosot, Sorotan pada Minyak

Indeks saham berjangka AS merosot pada hari Rabu karena ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Israel, serta pemogokan di pelabuhan domestik.

Baca Selengkapnya

Prancis Kerahkan Militer ke Timur Tengah usai Serangan Iran terhadap Israel

2 hari lalu

Prancis Kerahkan Militer ke Timur Tengah usai Serangan Iran terhadap Israel

Kementerian Luar Negeri Prancis mengkonfirmasi partisipasi negara itu melalui sarana militernya di Timur Tengah untuk melawan serangan Iran

Baca Selengkapnya

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

3 hari lalu

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

Mata uang rupiah melemah 66 poin di level Rp 15.206 pada akhir perdagangan sore ini, Selasa 1 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya