Rencana Prabowo Ubah Subsidi Energi Jadi Bantuan Tunai Perlu Sasar Calon Kelas Menengah

Jumat, 4 Oktober 2024 12:00 WIB

Sejumlah pengendara sepeda motor antre mengisi BBM di salah satu SPBU kawasan Kuningan Timur, Jakarta, Selasa 1 Oktober 2024. PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax dari Rp12.950 per liter menjadi Rp12.100 per liter, Pertamax Green 95 dari Rp13.650 per liter menjadi Rp12.700 per liter, Pertamax Turbo dari Rp14.470 per liter menjadi Rp13.250 per liter, Dexlite dari Rp14.050 per liter menjadi Rp12.700 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp14.550 per liter menjadi Rp13.150 per liter yang berlaku per 1 Oktober 2024. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta -Rencana pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengubah subsidi energi menjadi bantuan langsung tunai (BLT) disebut perlu mengikutsertakan calon kelas menengah. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai hal ini penting agar tidak terjadi pelemahan daya beli.

Bhima mengatakan rencana tersebut berpotensi menghemat impor bahan bakar minyak (BBM) sekaligus memangkas anggaran subsidi BBM secara signifikan. Lebih lanjut, rencana itu juga dikatakan bisa mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum dan mempercepat transisi energi. “Tapi perlu diperhatikan fakta, penerima BLT dan pengguna BBM subsidi tidak semua kategori miskin,” kata dia kepada Tempo lewat pesan singkat pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Bhima melanjutkan, jika mekanismenya mau diubah, maka BLT perlu menyasar masyarakat rentan miskin dan aspiring middle class (calon kelas menengah).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia, dengan proporsi konsumsi pengeluaran mencapai 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat. Porsi kelas menengah mulai mengalami penurunan sejak pandemi COVID-19 pada 2019, dari 57,33 juta (21,45 persen) pada 2019 menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada 2024. Sementara, jumlah calon kelas menengah meningkat dari 128,85 juta (48,20 persen) menjadi 137,50 juta (49,22 persen).

Mengutip dari situs web Kementerian Sosial, bantuan langsung tunai atau BLT disalurkan guna meringankan beban serta melindungi daya beli masyarakat prasejahtera atas tekanan berbagai kenaikan harga secara global. Sasaran penerima BLT adalah 20,65 juta jiwa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Sembako atau bantuan pangan non tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Bhima menjelaskan, jika mekanisme pengubahan subsidi BBM menjadi BLT hanya menyasar kelas miskin, maka kelas menengah rentan berisiko turut jatuh miskin. “Khawatir jika coverage BLT sebagai kompensasi subsidi BBM terbatas, maka akan terjadi pelemahan daya beli yang cukup signifikan. Konsumsi rumah tangga bisa tumbuh dibawah 4 persen year-on-year tahun depan,” katanya.

Sebelumnya, wacana pengubahan subsidi BBM menjadi BLT dilontarkan oleh Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah, saat hadir di acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025 pada Rabu, 25 September 2024.

“Kami ingin memperbaiki data, sehingga subsidi dapat diberikan dalam bentuk bantuan tunai secara langsung kepada keluarga-keluarga yang layak menerimanya. Itulah yang akan kami lakukan,” kata Burhanuddin dalam acara yang ditayangkan di YouTube itu.

Eks Gubernur Bank Indonesia itu menyampaikan skema subsidi energi di Indonesia selama ini tidak tepat sasaran. Selain itu, ia mengklaim telah menghitung potensi penghematan anggaran sekitar Rp150-200 triliun jika skema subsidi diubah menjadi BLT.

Dengan penghematan itu, menurut dia, dana yang tersisa bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Tempo telah menghubungi Burhanuddin untuk bertanya lebih lanjut tentang rincian rencana ini. Namun, ia tidak merespons hingga waktu berita ini ditayangkan.

Antara dan Hammam Izzudin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: OJK Catat Piutang Pembiayaan Paylater Naik 89,2 Persen

Berita terkait

Prabowo akan Ganti Subsidi BBM Menjadi BLT, Kementerian ESDM: Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

1 jam lalu

Prabowo akan Ganti Subsidi BBM Menjadi BLT, Kementerian ESDM: Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Prabowo berencana ubah subsidi BBM menjadi BLT. Kementerian ESDM mengatakan gagasan itu untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menu Nasi Goreng di Tengah Wacana Pertemuan Megawati-Prabowo

1 jam lalu

Menu Nasi Goreng di Tengah Wacana Pertemuan Megawati-Prabowo

Puan mengatakan, pertemuan Megawati dan Prabowo hanya tinggal menunggu momentum yang tepat. Megawati maupun Prabowo, katanya, sama-sama ingin bertemu.

Baca Selengkapnya

Apa Tanggapan Presiden Jokowi soal Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati?

3 jam lalu

Apa Tanggapan Presiden Jokowi soal Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati?

Presiden Jokowi menyambut baik rencana pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya

Terungkap, Pesan Jokowi dan Prabowo kepada Pimpinan DPD RI

5 jam lalu

Terungkap, Pesan Jokowi dan Prabowo kepada Pimpinan DPD RI

Pesan Jokowi dan Prabowo ini diungkapkan oleh Ketua DPD yang baru, Sultan Najamudin.

Baca Selengkapnya

Istana Ungkap Alasan Seleksi Capim KPK Tetap Diproses Era Jokowi

7 jam lalu

Istana Ungkap Alasan Seleksi Capim KPK Tetap Diproses Era Jokowi

Istana menyebut Pansel KPK memang harus dibentuk oleh Presiden Jokowi agar memberikan waktu yang cukup.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Titipkan Target Kecepatan Internet 100 Mbps ke Pemerintahan Prabowo

8 jam lalu

Menkominfo Titipkan Target Kecepatan Internet 100 Mbps ke Pemerintahan Prabowo

Menkominfo Budi Arie mengatakan target meningkatkan kecepatan internet seluler di Indonesia menjadi 100 Mbps bakal dikebut di pemerintahan Prabowo

Baca Selengkapnya

Jawab Kemungkinan jadi Menteri Prabowo, Budi Arie: Apa Saja Cocok Kecuali Menag

9 jam lalu

Jawab Kemungkinan jadi Menteri Prabowo, Budi Arie: Apa Saja Cocok Kecuali Menag

Budi Arie mengaku siap menjadi menteri apa pun di kabinet prabowo kecuali Menteri Agama.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deflasi Berturut-turut Bikin Cemas, Kelanjutan Prakerja dan Iuran Tapera di Era Prabowo

10 jam lalu

Terpopuler: Deflasi Berturut-turut Bikin Cemas, Kelanjutan Prakerja dan Iuran Tapera di Era Prabowo

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 3 Oktober 2024, dimulai dari perbedaan respons pengusaha dan pemerintah terhadap deflasi berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Rumor PDIP Masuk Kabinet, Zulhas Klaim yang Pertama Usulkan ke Jokowi dan Prabowo

18 jam lalu

Rumor PDIP Masuk Kabinet, Zulhas Klaim yang Pertama Usulkan ke Jokowi dan Prabowo

Zulhas mengatakan pernah mengusulkan pada Jokowi, Prabowo dan Bahlil agar PDIP dirangkul bergabung dalam koalisi pemerintahan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Kata Moeldoko Soal Keberlanjutan KSP di Pemerintahan Prabowo

19 jam lalu

Kata Moeldoko Soal Keberlanjutan KSP di Pemerintahan Prabowo

Moeldoko menyatakan akan kembali menekuni proyek baterai untuk kendaraan listrik setelah masa jabatannya di KSP berakhir.

Baca Selengkapnya