Siapa Margono Djojohadikusumo Pendiri BNI, Apa Hubungannya dengan Prabowo?

Sabtu, 6 Juli 2024 12:45 WIB

Margono Djojohadikusumo. WIkipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Margono Djojohadikusumo dikenal sebagai tokoh ekonomi yang berperan penting dalam sejarah bank di Indonesia, baik pada masa penjajahan maupun era awal pemerintahan republik. Lahir di Purbalingga pada 16 Mei 1894, Margono berasal dari keluarga bangsawan dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik dibandingkan kebanyakan orang pada masanya.

Dilansir dari laman esi.kemdikbud.go.id, Margono adalah cucu buyut dari Raden Tumenggung Banyakwide, pengikut setia Pangeran Diponegoro, dan anak dari asisten Wedana Banyumas. Pada usia enam tahun, ia mulai bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) dan lulus pada 1907.

Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di sekolah calon pegawai negeri Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Magelang dan berhasil menyelesaikannya pada 1911. Setelah lulus dari OSVIA, Margono bekerja sebagai juru tulis di Banyumas dan kemudian di Cilacap.

Pada 1915, Margono menikah dengan Siti Katoemi Wirodihardjo, dan mereka dikaruniai lima anak, termasuk ekonom terkenal Soemitro Djojohadikoesoemo. Dua anaknya, Subianto dan Sujono, gugur dalam pertempuran Lengkong melawan pasukan Jepang.

Margono kemudian diterima sebagai pegawai di Dinas Perkreditan Rakyat dan naik pangkat, menjabat posisi yang biasanya dipegang oleh orang Belanda di Madiun. Keberhasilannya membuat pejabat Hindia Belanda mengirimnya ke Belanda pada 1937 untuk membantu Kementerian Urusan Jajahan.

Advertising
Advertising

Sekembalinya ke Indonesia, Margono bekerja di Departemen Urusan Ekonomi hingga pendudukan Jepang pada 1942. Pada masa pendudukan Jepang, Margono bekerja di Shomin Ginko (Bank Rakyat) dan kemudian membantu Mangkunegara VII di Keraton Mangkunegaran.

Di sana, ia bertugas mengurus bahan makanan, penyuluhan petani, dan mengawasi rumah gadai. Margono dikenal karena kemampuannya memanipulasi pasukan Jepang untuk melindungi persediaan bahan makanan rakyat. Setelah proklamasi kemerdekaan, Margono diangkat sebagai ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang bertugas memberi nasihat kepada pemerintahan.

Pada 1946, ia mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) dan memindahkannya ke Yogyakarta saat pemerintah Indonesia hijrah ke sana. BNI berfungsi sebagai bank sentral dan berperan penting dalam ekonomi Indonesia yang baru merdeka.

Margono ini merupakan ayah Sumitro Djojohadikusumo. Artinya, ia kakek presiden terpilih Prabowo Subianto.

Margono terlibat dalam upaya diplomasi Indonesia untuk mendapatkan pengakuan internasional. Salah satu usaha penting adalah pengiriman beras ke India oleh Perdana Menteri Sjahrir. Selain itu, Margono menyelamatkan aset BNI berupa emas seberat tujuh ton saat Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948.

Emas tersebut dijual ke Macau, dan hasilnya digunakan untuk kebutuhan pangan, biaya diplomasi, dan persediaan perang melawan Belanda. Margono berperan hingga tercapainya pengakuan Indonesia secara de facto dan de jure melalui Konferensi Meja Bundar (KMB).

Pada 1950, ia mendirikan Yayasan Hatta yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan, bertujuan meningkatkan kecerdasan generasi penerus bangsa. Margono meninggal pada 25 Juli 1978 di Jakarta, dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah.

Pilihan Editor: 78 Tahun BNI, Perjalanan Bank Negara Indonesia Berdiri Setahun Setelah Kemerdekaan RI

Berita terkait

Gerindra Sebut Rumusan Kabinet dan Nomenklatur Pemerintahan Prabowo Masih Dinamis

1 jam lalu

Gerindra Sebut Rumusan Kabinet dan Nomenklatur Pemerintahan Prabowo Masih Dinamis

Kabinet pemerintahan Prabowo nantinya disinyalir menjadi kabinet pemerintahan dengan jumlah kementerian lebih banyak.

Baca Selengkapnya

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

1 jam lalu

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

Dubes AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdir buka suara soal hubungan Amerika dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Di HUT ke-79 TNI, Jokowi Ucapkan Terima Kasih Khusus untuk Prabowo

1 jam lalu

Di HUT ke-79 TNI, Jokowi Ucapkan Terima Kasih Khusus untuk Prabowo

Di akhir masa jabatan sebagai presiden, Jokowi turut menyampaikan terima kasih kepada prajurit TNI.

Baca Selengkapnya

Siapa Penggagas Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua?

2 jam lalu

Siapa Penggagas Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua?

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyebut ide pembentukan lima Yonif Penyangga Daerah Rawan di Papua berasal dari Menhan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Alami Penurunan

3 jam lalu

Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Alami Penurunan

Indikator Politik menyampaikan bahwa 75 persen masyarakat Indonesia merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Namun mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Istana: Kepuasan Publik Tinggi jadi Energi Jokowi Pastikan Transisi ke Prabowo Lancar

3 jam lalu

Istana: Kepuasan Publik Tinggi jadi Energi Jokowi Pastikan Transisi ke Prabowo Lancar

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan bahwa Jokowi menghormati berbagai catatan, menjelang pergantian pemerintah ke Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Sambut Jokowi saat Tiba di Lokasi HUT ke-79 TNI

4 jam lalu

Prabowo dan Gibran Sambut Jokowi saat Tiba di Lokasi HUT ke-79 TNI

Rombongan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tiba di venue utama peringatan HUT ke-79 TNI sekitar pukul 07.44 WIB.

Baca Selengkapnya

Kadin Segera Rampungkan Penyusunan White Paper untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

5 jam lalu

Kadin Segera Rampungkan Penyusunan White Paper untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menyatakan penyusunan White Paper Kadin hampir rampung. Ada 7 Sektor yang jadi fokus utama Kadin dalam program pengembangan ekonomi Indonesia

Baca Selengkapnya

Azwar Anas: Kemenpan RB Siapkan Berbagai Kebutuhan Pemerintahan Prabowo-Gibran

15 jam lalu

Azwar Anas: Kemenpan RB Siapkan Berbagai Kebutuhan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Menpan RB Abdullah Azwar Anas menepis pertanyaan tentang kelanjutan dirinya di pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

15 jam lalu

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

BI menegaskan bahwa uang Rp10.000 tahun emisi 2005 masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Baca Selengkapnya