Peneliti Indef: Warganet Ragu Prabowo-Gibran Mampu Atasi Masalah Utang Negara

Reporter

Ilona Estherina

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 4 Juli 2024 15:58 WIB

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Utang jatuh tempo pemerintah Indonesia pada 2025 mencapai Rp 800,33 triliun. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan jika pengelolaan kredibel dan kondisi ekonomi hingga politik baik, maka risiko utang tersebut sangat kecil.

Berdasarkan hasil penelitian Institute for Development of Economics and Finance (Indef), sebagian besar warganet pesimistis pemerintahan Prabowo-Gibran mampu menangani masalah utang. Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto, mengatakan timnya sempat meng-crawling (meneliti konten) perbincangan 15 hari terakhir di laman X atau Twitter.

Dari 22 ribu perbincangan di 18 ribu akun yang membahas utang pemerintah, hasilnya 79 persen netizen menganggap utang adalah beban masyarakat, sisanya melihat sisi positifnya. "Utang kita sudah cukup besar,dan sudah sangat besar,” ujar Eko dalam diskusi Indef yang dipantau daring, Kamis, 4 Juli 2024.

Menurut Eko, sikap kurang optimistis warganet sangat realistis. Karena selama pemerintahan Prabowo yakni 2025, 2026, 2027, pemerintah harus keluarkan Rp 800 triliun untuk bayar utang jatuh tempo. Di tengah kebutuhan belanja program dan belanja lainnya. Ini belum termasuk utang baru yang juga memiliki masa jatuh tempo. Defisit APBN yang melebar juga bisa membuat pemerintah menarik pinjaman lagi.

Eko beranggapan rasio utang yang saat ini di kisaran 38 hingga 39 persen terhadap produk domestik bruto atau PDB belum bisa dikategorikan aman. Karena angkanya masih akseleratif. Dalam menghitung kondisi kerentanan utang, pemerintah mengacu pada rasio utang yang batasnya ditetapkan 60 persen terhadap PDB.

Advertising
Advertising

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, rasio utang Pemerintah adalah maksimal 60 persen dari PDB. Menurut dia, batasan tersebut cara hitungnya tidak akademik, karena hanya berdasarkan kesepakatan saja.

Sementara itu, Direktor Program Indef ,Eisha Rachbini mengatakan profil utang pemerintah dari tahun ke tahun terus meningkat. Jika dimaksimalkan hingga 60 persen terhadap PDB akan memberikan beban fiskal ke generasi mendatang. “Kapasitas kita untuk lebih maju lagi, ruang geraknya sedikit,” ujarnya.

Eisha mengatakan menghadapi utang jatuh tempo perlu kewaspadaan, di tengah program pemerintah yang fantastis. Menjalankan pembiayaan program ditambah bayar utang jatuh tempo, pasti akan memberikan selisih antara pendapatan dan penerimaan. Kalau pendapatan tetap dan turun, defisit bisa makin besar dan perlu pembiayaannya dari utang baru, ini yang membuat Indonesia tidak akan bisa lepas dari jerat pinjaman.

Pilihan Editor: Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Cek Harga Tanah di Sekitarnya

Berita terkait

Perseteruan Kadin Berlanjut, Kubu Anindya Bakrie Bantah Arsjad Rasjid: Tidak Ada Munas setelah Pelantikan Prabowo

2 jam lalu

Perseteruan Kadin Berlanjut, Kubu Anindya Bakrie Bantah Arsjad Rasjid: Tidak Ada Munas setelah Pelantikan Prabowo

Perseteruan di tubuh Kadin terus berlanjut. Kubu Anindya Bakrie bantah pernyataan Arsjad Rasjid bahwa akan ada Munas setelah pelantikan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Polarisasi Penyerapan Tenaga Kerja, Seperti Apa Strategi Kemenaker di Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Polarisasi Penyerapan Tenaga Kerja, Seperti Apa Strategi Kemenaker di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnkaer) merumuskan kebijakan ketenagakerjaan nasional di pemerintahan Prabowo-Gibran. Seperti apa?

Baca Selengkapnya

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Ancam Geruduk Bareskrim Jika Lambat Memproses Roy Suryo

6 jam lalu

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Ancam Geruduk Bareskrim Jika Lambat Memproses Roy Suryo

Pasukan Bawah Tanah Jokowi melaporkan Roy Suryo karena menyebut Fufufafa 99 persen adalah Gibran.

Baca Selengkapnya

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Klaim Laporannya Terhadap Roy Suryo soal Fufufafa sudah Penyidikan

7 jam lalu

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Klaim Laporannya Terhadap Roy Suryo soal Fufufafa sudah Penyidikan

Roy Suryo sebagai terlapor mengaku belum mendapatkan informasi apa pun dari Bareskrim Polri terkait laporan yang ditujukan kepadanya.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Rumusan Kabinet dan Nomenklatur Pemerintahan Prabowo Masih Dinamis

8 jam lalu

Gerindra Sebut Rumusan Kabinet dan Nomenklatur Pemerintahan Prabowo Masih Dinamis

Kabinet pemerintahan Prabowo nantinya disinyalir menjadi kabinet pemerintahan dengan jumlah kementerian lebih banyak.

Baca Selengkapnya

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

8 jam lalu

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

Dubes AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdir buka suara soal hubungan Amerika dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Di HUT ke-79 TNI, Jokowi Ucapkan Terima Kasih Khusus untuk Prabowo

9 jam lalu

Di HUT ke-79 TNI, Jokowi Ucapkan Terima Kasih Khusus untuk Prabowo

Di akhir masa jabatan sebagai presiden, Jokowi turut menyampaikan terima kasih kepada prajurit TNI.

Baca Selengkapnya

Siapa Penggagas Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua?

9 jam lalu

Siapa Penggagas Pembentukan 5 Yonif Baru di Papua?

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyebut ide pembentukan lima Yonif Penyangga Daerah Rawan di Papua berasal dari Menhan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Alami Penurunan

10 jam lalu

Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Alami Penurunan

Indikator Politik menyampaikan bahwa 75 persen masyarakat Indonesia merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Namun mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Istana: Kepuasan Publik Tinggi jadi Energi Jokowi Pastikan Transisi ke Prabowo Lancar

11 jam lalu

Istana: Kepuasan Publik Tinggi jadi Energi Jokowi Pastikan Transisi ke Prabowo Lancar

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan bahwa Jokowi menghormati berbagai catatan, menjelang pergantian pemerintah ke Prabowo.

Baca Selengkapnya