SPI: HPP Gabah Belum Menguntungkan Petani

Reporter

Ilona Estherina

Editor

Agung Sedayu

Minggu, 9 Juni 2024 21:41 WIB

Pekerja tengah menjemur gabah di kawasan Muara Bakti, Bekasi, Jawa Barat, Selasa 7 Mei 2024. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per kg. Kenaikan berlaku mulai 3 April hingga 30 Juni 2024. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional atau Bapanas telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) pada awal Juni. Berdasarkan peraturan badan pangan nasional nomor 4 tahun 2024, HPP Gabah Kering Panen atau GKP di tingkat petani sebesar Rp 6.000 per kilogram.

Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia, Qomarun Najmi mengatakan harga tersebut masih tergolong rendah. “Usulan SPI HPP gabah bisa Rp 7.000 per kilogram. Biaya produksi saat ini saja sudah mencapai Rp 6.000 per kilogram,” kata dia dihubungi Ahad, 9 Juni 2024.

Harga pembelian gabah yang saat ini sudah disahkan pemerintah menurut dia belum menguntungkan petani. Selain itu harga ini juga mesti akan menyulitkan untuk penyerapan produksi dalam negeri. Sehingga target stok cadangan beras pemerintah bisa tidak terpenuhi dan bisa jadi alasan lagi untuk impor beras di masa mendatang.

Menurut dia petani masih dihadapkan dengan banyak tantangan seperti iklim yang mempengaruhi ketersediaan air. Belum lagi masalah pengendalian hama dan penyakit. Akses pupuk juga belum bisa dirasakan semua petani meski tahun ini ada penambahan anggaran dan jumlah. “Untuk tata kelolanya masih perlu perbaikan, mulai dari data petani dan luasan lahan,” ujarnya.

Selain dukungan peningkatan produksi, Qomarun menilai pemerintah juga dapat berperan dalam memberikan harga yang adil di tingkat petani.

Advertising
Advertising

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, dengan penetapan harga batas bawah pembelian gabah atau beras Perum Bulog diharapkan dapat menjaga dan melindungi harga dasar di tingkat petani. “Instrumen ini diharapkan dapat melindungi kepentingan petani di hulu, sehingga harga tidak jatuh di tingkat produsen dan dapat menjadi dasar bagi Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani dalam negeri,” ujar Arief, 7 Juni 2024.

Ia mengakui komponen biaya produksi saat ini mengalami kenaikan dan harus disikapi dengan baik. Menurut dia, Pemerintah tidak bisa memuaskan semua pihak, namun penetapan HPP telah berdasarkan masukan, diskusi dan tanggapan dari berbagai stakeholder perberasan.

Pilihan Editor: PP Muhammadiyah Akan Tarik Seluruh Dananya dari BSI, Ini Respons BSI

Berita terkait

Harga Beras dan Gabah Naik pada Juni, BPS Laporkan Nilai Tukar Petani Meningkat

1 hari lalu

Harga Beras dan Gabah Naik pada Juni, BPS Laporkan Nilai Tukar Petani Meningkat

BPS melaporkan terjadi kenaikan harga beras dan gabah pada Juni 2024. Kenaikan ini dibarengi peningkatan angka nilai tukar petani

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Dorong Hilirisasi Rumput Laut, Bappenas Klaim Ada Investor Tertarik

5 hari lalu

Pemerintah Bakal Dorong Hilirisasi Rumput Laut, Bappenas Klaim Ada Investor Tertarik

Deputi Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia A. Widyasanti mengatakan hilirisasi rumput laut bakal menjadi salah satu fokus pemerintah pada 2025.

Baca Selengkapnya

Petani Kecil Dibuatkan Panduan Bebas Deforestasi untuk Tembus Pasar Global

8 hari lalu

Petani Kecil Dibuatkan Panduan Bebas Deforestasi untuk Tembus Pasar Global

Panduan dibuat Greenpeace dkk. Telah lewati serangkaian uji coba lapangan bersama petani kecil di Kalimantan Barat selama 4 tahun.

Baca Selengkapnya

Pemerintah akan Salurkan Pupuk Organik Bersubsidi Mulai Agustus

13 hari lalu

Pemerintah akan Salurkan Pupuk Organik Bersubsidi Mulai Agustus

Penyaluran pupuk organik bersubsidi akan dimulai pada Agustus dan bisa digunakan petani untuk musim tanam Oktober. Total penyaluran tahun ini sebesar 500 ribu ton.

Baca Selengkapnya

Anggaran Pupuk Subsidi Rp 53,3 Triliun, Dirut PT Pupuk Indonesia Beberkan Alasan Penyaluran Masih Lamban

13 hari lalu

Anggaran Pupuk Subsidi Rp 53,3 Triliun, Dirut PT Pupuk Indonesia Beberkan Alasan Penyaluran Masih Lamban

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia memaparkan penyaluran pupuk bersubsidi masih lambat. Realisasi pupuk subsidi hingga 15 Juni 2024 baru 29 persen.

Baca Selengkapnya

Reforma Agraria Summit Digelar, Petani Jawa Tengah: Banyak Konflik belum Diselesaikan

18 hari lalu

Reforma Agraria Summit Digelar, Petani Jawa Tengah: Banyak Konflik belum Diselesaikan

Para petani anggota Organisasi Tani Jawa Tengah mengungkap banyaknya konflik agraria yang tidak kunjung diselesaikan.

Baca Selengkapnya

Alasan Kepala Bapanas Soal Kenaikan HET Beras, Berikut Profil Arief Prasetyo Adi

21 hari lalu

Alasan Kepala Bapanas Soal Kenaikan HET Beras, Berikut Profil Arief Prasetyo Adi

Presiden Jokowi menunjuk Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas). Apa pendapatnya soal kenaikan HET Beras?

Baca Selengkapnya

Konflik Agraria di Desa Pakel Banyuwangi, Petani Ditangkap Polisi saat Makan Malam Sepulang Menggarap Lahan

21 hari lalu

Konflik Agraria di Desa Pakel Banyuwangi, Petani Ditangkap Polisi saat Makan Malam Sepulang Menggarap Lahan

Belasan orang tak dikenal yang belakangan diketahui polisi dari Polresta Banyuwangi menangkap petani Desa Pakel saat sedang makan malam.

Baca Selengkapnya

Perpanjangan Relaksasi Kenaikan HET Beras, Ini Alasan Kepala Bapanas

21 hari lalu

Perpanjangan Relaksasi Kenaikan HET Beras, Ini Alasan Kepala Bapanas

Kenaikan HET beras resmi diperpanjang pemerintah. Apa alasan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi?

Baca Selengkapnya

Kementan Lakukan Optimasi Lahan Rawa

22 hari lalu

Kementan Lakukan Optimasi Lahan Rawa

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) memastikan perkembangan optimasi lahan rawa mineral, di Desa Srimenanti, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin.

Baca Selengkapnya